Didik Nini Thowok dan Paduan Suara Dialita Terima Penghargaan Akademi Jakarta 2022

Reporter

Tempo.co

Rabu, 16 November 2022 10:43 WIB

Didik Nini Thowok. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Maestro penari, Didik Nini Thowok dan Paduan Suara Dialita mendapatkan penghargaan Akademi Jakarta 2022. Penghargaan Akademi Jakarta tahun ini diberikan dua, sama dengan yang diberikan tahun lalu.

"Selain kategori pencapaian sepanjang hayat terhadap individu, Penghargaan Akademi Jakarta juga diberikan kepada kelompok atau komunitas dengan kriteria sumbangsihnya dalam perjuangan
penyadaran publik atas masalah mendasar kemanusiaan," demikian isi siaran pers yang diterima Tempo pada Selasa, 15 November 2022. Pengembangan ini, menurut mereka, merupakan bagian dari pandangan Akademi Jakarta, bahwa pengertian kebudayaan tidak terbatas pada kesenian.

Alasan Diberikan kepada Didik Nini Thowok dan Paduan Suara Dialita

Akademi Jakarta menilai, ada pertimbangan khusus memberikan penghargaan kepada Didik Nini Thowok dan Paduan Suara Dialita. Didik Nini Thowok mendapatkan penghargaan untuk kategori individu lantaran perjalanan panjang yang dilakukannya dalam lanskap
pertunjukan tari Indonesia.

Lembaga itu meniai, proses kreatif Didik dalam membangun nalar artistik yang melandasi identitas Didik Nini Thowok, sebuah metafor hantu identitas, yang mendekonstruksi praktik-praktik rasisme dan seksisme. "Didik Nini Thowok membagikan lanskap pengetahuan untuk seni pertunjukan
tari, praktik-praktik lintas budaya maupun kajian pertunjukan, dan menguak
konstruksi gender yang ditabukan," kata panitia di Penghargaan Akademi Jakarta.

Paduan Suara Dialita Lantangkan Ingatan

Adapun Paduan Suara Dialita mendapatkan penghargaan ini karena sumbangsih dalam merajut rekonsiliasi kultural lintas generasi berbasis komitmen pada kemanusiaan dan cinta tanah air.
Paduan Suara Dialita dibentuk oleh perempuan yang pernah menjadi tahanan politik 65 ini, merupakan suara perempuan untuk melantangkan ingatan dan peringatan agar Bangsa Indonesia belajar dari masa lalu, lebih bijak mengelola perbedaan, dan berhenti melakukan kekerasan atas tubuh pertiwi.

Advertising
Advertising

Paduan suara Dialita tampil dalam peluncuran cd dan buku Prison Songs: Nyanyian Yang Dibungkam, di Jakarta, 21 Agustus 2015. Lagu-lagu yang dinyanyikan merupakan karya para tahanan politik 1965 dan Orba. Tempo/Dian Triyuli Handoko

Dialita, menurut Akademi Jakarta, telah menunjukkan kerja secara kolektif di bidang seni musik dengan mengumpulkan lirik dan lagu karya tapol yang tersembunyi dan tersebar -- yang
telah diciptakan di masa penahanan. Pembentukan dan pelatihan paduan suara pada 2011 merupakan akumulasi dari dedikasi pada seni dan kemanusiaan selama enam dekade, suatu pencapaian sepanjang hayat.

"Melalui seni paduan suara yang mengolah kembali secara apik lagu-lagu tapol dan lagu kenangan di era penuh gejolak tahun 60an, Dialita telah membangun ingatan akan luka sejarah bukan untuk terjebak di dalamnya, melainkan sebagai proses penyembuhan bersama," tulis Akademi Jakarta.

Penampilan dan kehadiran Dialita sebagai saksi dan penyintas kekerasan masa lalu telah membuka ruang penyadaran kritis lintas generasi. Melalui kreasi budaya, dengan lembut dan penuh rasa sayang, Dialita membangun narasi tandingan yang meluruhkan dendam dan menggoyahkan
stigmatisasi.

Pada tahun lalu, Penghargaan Akademi Jakarta diberikan kepada Remy Sylado dan Masyarakat Adat Laman Kinipan karena kesetiaannya menjaga ekologi dan kesabaran menanam kembali hutan yang dirusak oleh korporasi yang mengabaikan kepentingan keseimbangan. Penghargaan Akademi Jakarta mulai diberikan pada 1975 dan penerima pertamanya adalah WS Rendra.

Baca juga: Minim Arsip Tari, Sanggar Pamerkan Dokumentasi Langka Sang Maestro di Yogyakarta

kuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

5 Maestro Indonesia yang Berdarah Tionghoa

12 Februari 2024

5 Maestro Indonesia yang Berdarah Tionghoa

Lahir dan tumbuh besar di Indonesia, para seniman berdarah Tionghoa ini mencintai seni tradisi dan menggelutinya hingga menjadi ahli.

Baca Selengkapnya

7 Penyair Legendaris Indonesia Paling Terkenal

24 Oktober 2023

7 Penyair Legendaris Indonesia Paling Terkenal

Deretan penyair Indonesia yang paling terkenal

Baca Selengkapnya

Akademi Jakarta Gelar Kuliah Kenangan Sutan Takdir Alisjahbana dan Diskusi Daya Ubah Seni

24 Juli 2023

Akademi Jakarta Gelar Kuliah Kenangan Sutan Takdir Alisjahbana dan Diskusi Daya Ubah Seni

Kuliah Kenangan Sutan Takdir Alisjahbana merupakan program tahunan AJ untuk pengembangan pemikiran kritis.

Baca Selengkapnya

Devitalisasi Planetarium Jakarta, Reaksi Pertama Setelah Mengadu ke Istana

19 Januari 2023

Devitalisasi Planetarium Jakarta, Reaksi Pertama Setelah Mengadu ke Istana

Akademi Jakarta melihat harapan terbit untuk kelangsungan hidup Planetarium Jakarta. Dijanjikan rapat koordinasi lanjutan.

Baca Selengkapnya

Temu Penyair Akhir Tahun di Bandung, Hadirin Bawa Pulang Bibit Tanaman

31 Desember 2022

Temu Penyair Akhir Tahun di Bandung, Hadirin Bawa Pulang Bibit Tanaman

Acara Temu Penyair 2022: Menyapa Kata, Menyapa Kita menjadi ajang pertemuan atau reuni para penyair secara langsung di suatu tempat.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2022: Penghargaan dan Prestasi Internasional untuk Pariwisata Nusantara

29 Desember 2022

Kaleidoskop 2022: Penghargaan dan Prestasi Internasional untuk Pariwisata Nusantara

Kualitas pariwisata di Indonesia juga meningkat setiap tahunnya sehingga meraih berbagai prestasi dan penghargaan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Planetarium dan Observatorium Jakarta Surati Jokowi

22 Desember 2022

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Planetarium dan Observatorium Jakarta Surati Jokowi

Top 3 Tekno Berita Kemarin, Rabu 21 Desember 2022, diisi artikel dari Planetarium dan Observatorium Jakarta. Lainnya soal gempa dan cuaca saat Nataru.

Baca Selengkapnya

Devitalisasi Planetarium dan Observatorium Jakarta Diadukan ke Jokowi

21 Desember 2022

Devitalisasi Planetarium dan Observatorium Jakarta Diadukan ke Jokowi

Surat dikirim ke Jokowi setelah masalah devitalisasi Planetarium dan Observatorium Jakarta tak mendapat jawaban dari Anies Baswedan dan Heru Budi.

Baca Selengkapnya

8 Puisi Mbeling Karya Remy Sylado, Seberapa Nakalnya?

13 Desember 2022

8 Puisi Mbeling Karya Remy Sylado, Seberapa Nakalnya?

Remy Sylado pencetus puisi mbeling. Puisi ini umumnya bertemakan gambaran kehidupan yang nakal, kurang ajar, sukar diatur, dan suka berontak.

Baca Selengkapnya

Jenazah Remy Sylado Dimakamkan Besok di Menteng Pulo, Pernah Dibantu Anies Baswedan

12 Desember 2022

Jenazah Remy Sylado Dimakamkan Besok di Menteng Pulo, Pernah Dibantu Anies Baswedan

Jenazah seniman Remy Sylado dimakamkan pada Selasa (13/12) di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya