Garap Isu Lingkungan, Seniman Iman Soleh Pentaskan Lakon Teater Bedol Desa

Minggu, 2 Oktober 2022 19:20 WIB

Pementasan perdana lakon Bedol Desa oleh komunitas Celah-celah Langit (CCL) di Bandung, Sabtu, 1 Oktober 2022.(ANWAR SISWADI)

TEMPO.CO, Bandung - Seniman Iman Soleh bersama belasan pemain menampilkan lakon teater terbaru berjudul Bedol Desa, Ode Tanah II. Pementasan perdananya di tempat komunitas Celah-celah Langit atau CCL di belakang Terminal Ledeng, Bandung, Sabtu pagi, 1 Oktober 2022. “Rencananya tiap Sabtu akan dimainkan lagi bulan ini,” kata Iman Soleh seusai pertunjukan.

Pada pementasan perdana itu, panitia membatasi jumlah penonton sebanyak seratus orang dengan harga tiket Rp 20 ribu. Berlangsung di ruang terbuka yang bernuansa kebun di sekitarnya dengan pepohonan rindang, penonton memenuhi deretan kursi yang terbuat dari semen dan batu. Selain dari Bandung dan sekitarnya, penonton ada yang datang dari Banjar serta rombongan sekolah dari Cianjur.

Iman Soleh menyutradarai lakon drama yang berdurasi sekitar satu jam itu. Adapun naskahnya dibuat kolektif oleh seluruh pemain yang umumnya mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung. Tema kisahnya menurut Iman Soleh masih berkutat pada isu lingkungan. “Kali ini kami menyoroti soal masalah pertanian,” ujarnya. Sebelumnya mereka mementaskan drama berjudul Tanah-Ode Kampung Kami.

Lakon Bedol Desa bertema isu pertanian harapan sutradara Iman Soleh. (ANWAR SISWADI)

Pertunjukan Teater Angkat Kisah Regenerasi Petani Pedesaan

Pada karya terbarunya, mereka mengungkit soal regenerasi petani di pedesaan. Arus urbanisasi yang mendorong warga desa ke kota, dikisahkan ikut mengancam ketersediaan pangan juga lingkungan, termasuk pepohonan dan satwa. Cerita utama itu mulai disuguhkan ke penonton sedari awal pertunjukan. Untuk menurunkan keseriusan, selipan canda dan sindiran mengalir di babak selanjutnya, pun situasi kekinian yang menjadi tren.

Advertising
Advertising

Misalnya tentang perawatan wajah yang marak di media sosial dan urusan penampilan fisik lainnya seperti operasi wajah. Dua pemain perempuan yang mengenalkan diri sebagai Canda dan Irma sibuk memeragakan gaya berdandan lalu memukuli wajah sendiri berulang kali dengan kedua tangannya hingga kelelahan.

Kritik lainnya pada lakon ini misalnya terkait dengan kebijakan pemerintah, penguasaan lahan, dan realitas konflik kekerasan yang dialami para petani. Selain tempat, suasana pedesaan dikentalkan oleh batang-batang dan tangga bambu yang digunakan para pemain, juga kesederhaan kostumnya yang senada hitam. Di ujung pementasan, mereka mengajak perantau untuk kembali pulang dan hidup di tanah kelahirannya.

ANWAR SISWADI

Baca juga: Ludruk Perempuan-perempuan Pilihan, Ketika Negeri Hanya Berisi Kaum Hawa

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Seniman Berdarah Bali Kisahkan Perempuan Batak Lewat Pameran Lukisan Boru ni Raja

6 hari lalu

Seniman Berdarah Bali Kisahkan Perempuan Batak Lewat Pameran Lukisan Boru ni Raja

Seniman Bali menggelar pameran lukisan tentang perempuan Batak untuk mewujudkan janji kepada mendiang suaminya.

Baca Selengkapnya

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

8 hari lalu

Duet Seniman Bandung, Louise dan Dzikra Gelar Pameran Karya Terbaru di Galeri Orbital

Pada kekaryaan pameran ini menurut Rifky, keduanya menemukan nilai artistik melalui kerja bersama di studio.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

9 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

11 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Kim Sae Ron Mundur dari Teater Dongchimi Sehari Setelah Diumumkan

16 hari lalu

Kim Sae Ron Mundur dari Teater Dongchimi Sehari Setelah Diumumkan

Kim Sae Ron batal comeback dengan tampil sebagai pemeran di pertunjukan teater Dongchimi mendatang. Diduga karena kondisi mentalnya memburuk.

Baca Selengkapnya

Kim Sae Ron akan Main Teater Dongchimi, Comeback Setelah Kasus DUI

17 hari lalu

Kim Sae Ron akan Main Teater Dongchimi, Comeback Setelah Kasus DUI

Kim Sae Ron akan membintangi pertunjukan teater bulan depan setelah vakum dari dunia akting selama 2 tahun karena kasus DUI.

Baca Selengkapnya

Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

18 hari lalu

Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

Upacara pelepasan jenazah AD Pirous akan digelar di Aula Timur ITB pada pukul 10 pagi, untuk selanjutnya dimakamkan di TPU Cibarunai, Bandung.

Baca Selengkapnya

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

31 hari lalu

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

"Tertarik atau enggaknya, saya kan orang bukan tambang ya, jadi kita akan lihat ke sana," kata Komeng.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ajukan Amicus Curiae ke MK, Teranyar Ada Seniman dan Budayawan

33 hari lalu

Ramai-ramai Ajukan Amicus Curiae ke MK, Teranyar Ada Seniman dan Budayawan

Sejumlah seniman dan budayawan mengajukan Amicus Curiae ke MK. Sebelumnya, ada 300 akademisi, guru besar, dan warga sipil mengajukan hal serupa.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 159 Seniman dan Budayawan Ajukan Amicus Curiae PHPU Pilpres 2024 ke MK

34 hari lalu

Sebanyak 159 Seniman dan Budayawan Ajukan Amicus Curiae PHPU Pilpres 2024 ke MK

Ratusan seniman dan budayawan Indonesia mengajukan Amicus Curiae terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 ke MK untuk memastikan tegaknya demokrasi dan konstitusi di Indonesia.

Baca Selengkapnya