Perjalanan Sepasang Topeng Dalam Mahendraparvata

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 8 September 2022 05:11 WIB

Film tari Mahendraparvata karya Borobudur Writers & Cultural Festival/Instagram - Borobudur Writers & Cultural Festival

TEMPO.CO, Jakarta - Penari Sruti Respati terlihat anggun menari dengan latar belakang Candi Borobudur yang masih berkabut. Mengenakan kebaya putih dan jarik batik serta sanggul, penari yang juga penyanyi keroncong itu menggoyangkan jari-jemarinya sambil salah satu tangannya memegang topeng. Dengan latar belakang matahari terbit di situs warisan dunia itu, siluet Sruti yang menari pun terlihat ketika mengenakan topeng perempuan di wajahnya.

Tidak berapa lama, penari Darmawan Dadijono muncul dari sudut lain Candi Borobudur. Mereka berdua pun menari bersama dengan topeng itu. Darmawan alias Iwan membawa topeng laki-laki yang ditemukannya di sungai. Kala itu ia pikir topeng tersebut adalah salah satu sampah yang hanyut dari hulu. "Baunya (topeng) wangi, tiba tiba aku merasa topeng ini bukan dari zaman ini, tapi dari masa lampau. Topeng ini seolah membuat aku untuk membawanya ke Candi Borobudur," kata narator film berjudul Mahendraparvata itu.

Penari Sruti Respati menari di tepi sungai dalam film tari Mahendraparvata karya Borobudur Writers & Cultural Festival/Instagram - Borobudur Writers & Cultural Festival

Dalam film tari tersebut, sebelum sampai di tangan Sruti dan Darmawan, kedua topeng itu sempat dimiliki oleh penari asal Kamboja, Hun Pen dan Chamroeun Dara. Penari profesional itu juga melakukan berbagai gerak tubuh menggunakan topeng tersebut di beberapa situs sejarah negara dengan Ibu Kota Phnom Penh ini. Keduanya seolah menyerap energi dari candi-candi setempat dan menyalurkannya melalui berbagai gerakan yang sangat luwes.

Tidak ada komunikasi verbal antar para penari. Kisah keempat penari dinarasikan dalam Bahasa Kamboja, juga Bahasa Jawa. Layar hanya menampilkan berbagai lekuk gerakan para penari itu dalam menafsirkan kalimat yang diucapkan narator. Terkadang kamera menyorot gerak tangan mereka, terkadang pula kamera menyasar kaki para penari yang saling silang. "Kami ingin meneruskan apa yang sudah dirintis penari Indonesia, yaitu menghubungkan tari dan candi," kata Penulis Skenario Seno Joko Suyono dalam peluncuran film Mahendraparvata by Borobudur Writers And Cultural Festival pada 3 September 2022.

Dua penari Kamboja menari di tepi sungai dalam film tari Mahendraparvata karya Borobudur Writers & Cultural Festival/Instagram - Borobudur Writers & Cultural Festival

Seno mengatakan film tari itu bermaksud untuk menghubungkan tari dan arkeologi. Tari kontemporer Indonesia itu banyak dan tidak asing dengan arkeologi di candi. Banyak penari, salah satunya Suprapto Suryodarmo yang berproses dari candi ke candi bahkan di lokasi peninggalan megalitik. Sardono W Kusumo juga melakukan ekplorasi di berbagai candi di Indonesia sampai kuil di Jepang. "Candi itu bukan hal asing dalam tari kontemporer Indonesia di situlah para penari punya kekuatan dalam merespon kekuatan batu ornemane dan asitektur candi," lanjut Seno.

Advertising
Advertising

Yang mungkin berbeda adalah mengambil latar lokasi tari di film itu, yaitu di candi yang berada di Kamboja. Pemilihan tempat itu, kata Seno, berasal latar belakangnya yang pernah menulis buku soal Kamboja. Pengetahuan itu pula mempermudahnya dalam melakukan riset. "Saya membuat novel soal Kamboja, 10 tahun lalu. Saya tahu peta candi di Kamboja. Tugas teman lain adalah merealisasikan naskah saya dari segi estetika," katanya.

Yang menjadi unik, Seno menggunakan topeng untuk menceritakan hubungan sejarah antara Kamboja Kuno dengan Jawa Kuno. Usut punya usut, ternyata hubungan kedua wilayah ini sudah mulai berkembang sejak abad ke-8. "Dance film ini kan estetika. Bagaimana tari bisa merespon candi, dan tari ini bisa hadirkan koreografi yang sinergi dengan candi," kata Seno.

Sebagai film tari, film ini memang mengunggulkan angle kamera yang sinematik. Peran director of photography sangat diandalkan di sini. "Kami bukan film dokumenter (yang menampilkan wawancara orang), tapi tari-tari yang merespon candi, ada angle kamera yang sinemakatik," lanjut Seno yang juga dosen prodi Teater di Institut Kesenian Jakarta ini.

Film tari Mahendraparvata karya Borobudur Writers & Cultural Festival/Instagram - Borobudur Writers & Cultural Festival

Penari Iwan Dadijono menambahkan bahwa dalam membuat film tari, kolaborasi antara koreografer atau penari, sutradara, serta director of photography memang penting. Menurutnya, sebagai penari yang kerap tampil di panggung atau teater, biasanya orang hanya akan melihat penampilan penari dari satu angle saja. Namun ketika penari muncul dalam film tari, ia melihat bagaimana visualisasi dilakukan lebih detail. Kamera bisa mengambil gerakan tari dari angle atas, bawah, kanan atau pun kiri. "Saya sebagai koreografer harus belajar soal sinematografi, begitu juga tim sinematografi harus belajar soal tari. Dengan begitu kita bisa tampilkan gerakan tidak hanya tubuh, tapi secara khusus tangan dan kaki serta sifat-sifatnya. Misalnya bagaimana Nylekenthing, posisi jari-jari kaki yang ditekuk ke atas, jadi punya kekuatan yang luar biasa di kamera," kata penari yang sudah tampil di Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat ini.

Dalam film itu, memang setiap gerakan tari terlihat sangat rinci. Kamera menyorot lekuk tubuh dan gerakan para penari dengan sangat detail. Terlihat pula bagaimana perbedaan antara tarian dengan topeng yang dibawakan penari asal Kamboja, dengan Tari Topeng yang dibawakan oleh penari Indonesia. Ketika mengisahkan soal topeng, para penari Kamboja tidak pernah mengenakan topeng itu di wajahnya. Biasanya topeng itu mereka pegang ketika sedang menari memaknai kisah dari narator. Sedangkan penari Indonesia membawakan kisah si topeng dengan mengenakannya pada wajah.

Seno Joko Suyono (kiri) dan Darmawan Dadijono dalam Peluncuran Film Tari Mahendraparvata karya Borobudur Writers & Cultural Festival pada 3 September 2022 di Jakarta/Tempo.Mitra Tarigan

Iwan Dadijono mengatakan makna Tari Topeng di Indonesia ada banyak sekali. Bahkan di Indonesia topeng memiliki karakter masing-masing yang mengandung makna kehidupan dan watak manusia. Ada topeng bahagia, sedih, tertawa, atau malu. "Makna topeng di Indonesia sangat luar biasa. Topeng dibuat sesuai karakter mereka. Tapi di Kamboja, topeng digunakan untuk ritual khusus," kata penari dengan pendidikan S3 Penciptaan Seni ISI Surakarta ini.

Mahendraparvata berarti 'Gunung Indra Agung'. Kata ini berasal dari kata Sansekerta Mahendra (Indra Agung, gelar dewa Hindu Indra). Mahendraparvata menjadi ibukota Khmer pertama sebelum dipindahkan oleh Jayawarman II ke Hariharalaya. Situs arkeologi Mahendraparvata sendiri selama ratusan tahun runtuh dan tersembunyi di hutan belantara Phnom Kulen. Lokasi situs yang diduga berkaitan dengan Mahendraparvata ini diteliti kembali oleh ekspedisi arkeologi yang dimpimpin oleh Jean-Baptiste Chavance dan Damian Evans pada 2012 dengan bantuan teknologi pemindaian laser udara yang disebut LIDAR.

Seno berharap film tari Mahendraparvata ini bisa menjadi referensi serta bahan diskusi bagi para mahasiswa jurusan tari di seluruh Indonesia juga dunia. Lewat metafora perjalanan sepasang topeng gaib yang terombang ambing dari sungai di Kamboja sampai Jawa, Seno ingin masyarakat lebih paham adanya hubungan erat antara Jawa dan Kamboja sejak abad ke-8. Hal itu terbukti melalui prasasti di perbatasan antara Kamboja dan Thailand yang menyebutkan bahwa sebelum jadi penguasa di Kamboja, Raja Kamboja abad ke-9 Jayawarman II, pernah berada di Tanah Jawa. "Kisah itu selama ini hanya diketahui oleh beberapa arkeolog saja," katanya.

"Perjalanan topeng pengantin... Mereka bagai mempelai ilahi... Pengantin Ilahi... Sungguh tampan dan cantik kedua mempelai itu..."

Baca: Seniman Kawasan Borobudur Menelisik Tradisi Kuno dengan Belajar Seni Topeng

Berita terkait

TWC Catat Kunjungan 243.821 Wisatawan selama Libur Lebaran, Candi Borobudur Paling Banyak

15 hari lalu

TWC Catat Kunjungan 243.821 Wisatawan selama Libur Lebaran, Candi Borobudur Paling Banyak

Jumlah kunjungan wisatawan di Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, plus Teater Pentas Ramayana dan TMII sebanyak 243.821 orang.

Baca Selengkapnya

Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

15 hari lalu

Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.

Baca Selengkapnya

Candi Prambanan Diprediksi Lebih Banyak Dikunjungi Wisatawan Dibanding Borobudur, Ini Alasannya

28 hari lalu

Candi Prambanan Diprediksi Lebih Banyak Dikunjungi Wisatawan Dibanding Borobudur, Ini Alasannya

Candi Prambanan diprediksi bakal dikunjungi sekitar 134 ribu wisatawan selama libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Cek, Ini Sederet Atraksi di Candi Prambanan hingga Borobudur selama Libur Lebaran

28 hari lalu

Cek, Ini Sederet Atraksi di Candi Prambanan hingga Borobudur selama Libur Lebaran

Selama libur Lebaran, ada Kelana Cerita yang meliputi empat event turunan yakni Pasar Medang, Cipta Aksara, Sasana Kriya, dan Bhuvana Java.

Baca Selengkapnya

BRIN Ungkap Kisi-kisi Hasil Kajian Riset Soal Candi Borobudur

52 hari lalu

BRIN Ungkap Kisi-kisi Hasil Kajian Riset Soal Candi Borobudur

Apa saja isi kajian BRIN?

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

25 Februari 2024

Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

Jamu merupakan obat herbal tradisional khas Indonesia

Baca Selengkapnya

Pelajar Boleh Naik Candi Borobudur Setiap Senin, Berapa Harga Tiketnya?

12 Februari 2024

Pelajar Boleh Naik Candi Borobudur Setiap Senin, Berapa Harga Tiketnya?

Mulai 19 Februari, rombongan pelajar bisa naik Candi Borobudur. Dibatasi hanya 1.200 orang.

Baca Selengkapnya

6 Fakta TBC Di Indonesia, Pernah Hampir Sejuta Kasus Hingga Ada di Candi Borobudur

3 Februari 2024

6 Fakta TBC Di Indonesia, Pernah Hampir Sejuta Kasus Hingga Ada di Candi Borobudur

Kasus TBC sudah ada sejak abad ke-8. Pernah mencapai 969.000 kasus setahun.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Teror Bom Candi Borobudur Pada 1985

21 Januari 2024

Kilas Balik Teror Bom Candi Borobudur Pada 1985

Hari ini pada 1985, terjadi teror bom di Candi Borobudur. Pengeboman membuat 9 stupa yang tersusun dari 2.692 blok batu itu 60-70 persen runtuh.

Baca Selengkapnya

Bali Overtourism, Kunjungi 5 Destinasi Wisata Super Prioritas di Indonesia

16 Januari 2024

Bali Overtourism, Kunjungi 5 Destinasi Wisata Super Prioritas di Indonesia

5 destinasi wisata super prioritas bisa jadi opsi karena Bali sudah terlalu banyak wisatawan.

Baca Selengkapnya