Jalani Terapi Ketamin di Amerika Serikat, Marshanda: di Indonesia Masih Ilegal

Reporter

Dewi Retno

Editor

Marvela

Rabu, 27 Oktober 2021 10:40 WIB

Aktris Marshanda. Foto: Instagram Marshanda.

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Marshanda mengungkapkan terapi yang dijalaninya selama sebulan di Amerika Serikat. Selama di sana, Marshanda menjalani terapi pendukung sebagai bagian dari pengobatan bipolarnya. Salah satu terapi yang dijalaninya adalah terapi ketamin.

“Di Indonesia masih ilegal, kalau penggunaan di Amerika sudah legal. Ketamin ini bisa buat obat bius. Dokter, klinik, psikiater punya treatment ini buat orang yang punya depresi. Aku ngejalaninnya dua kali seminggu, jadi selama dua minggu ada empat sesi,” ujar Marshanda saat menjadi bintang tamu di kalan YouTube Maia AlElDul TV, Senin, 25 Oktober 2021.

Selama menjalani terapi ketamin, Marshanda dimasukkan cairan ketamin dalam tubuhnya dengan cara diinfus. Selama 50 menit, ia seperti mendapat pengelihatan dan mimpi. “Aku masih sadar, enggak hilang. Kayak mimpi tapi aku sadar,” ujarnya.

Terapi kedua yang ia jalani di Amerika Serikat adalah terapi Light and Sound Healing Therapy. Untuk terapi ini, ia diharuskan duduk di dalam kotak selama satu jam. “Diekspose cahaya dan musik, ada frekeuensinya, targetnya sesuai kebutuhan kita. Kalau buat depresi beda hertz nya,” ujarnya.

Saat tampil di acara Tonight Show, Kamis 21 Oktober 2021, Marshanda menceritakan perjalanannya ke Amerika sebagai bagian dari usahanya untuk menurunkan dosis obat-obatan bipolarnya. Usaha ini dilakukan, agar saat dosis obatnya dikurangi, ia tidak akan terguncang atau mengalami mood yang berubah-ubah. Nurunin obat penenang, rasa-rasa yang tadinya enggak muncul, jadi muncul. Finally breakdown, I’m human,” ujar ibu satu anak ini.

Advertising
Advertising

Terapi Ketamin ini menurut Marshanda sudah dapat dirasakan olehnya. Menjalani empat kali terapi Ketamin, Marshanda mengaku akan melakukan booster jika waktunya ada. “Efeknya, therapy ngebantu banget, dulu turun dosis 0,5 mg uring-uringan gila. Sekarang, turun, smooth aja,” katanya.

Marshanda memutuskan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat sendirian selama satu bulan untuk menjalani terapi healing. Keputusannya ini diambil setelah Marshanda bertekad melepas ketergantungan terhadap obat-obatan penyakit gangguan bipolar yang biasa dikonsumsinya semalam bertahun-tahun.

"Gue mau jalanin ke Amerika ini untuk heal my self, gue akan jalanin beberapa healing therapy secara medis dan alternatif, ada energy healing juga," kata Marshanda di kanal YouTube Marshed yang diunggah pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

Marshanda berangkat ke Amerika pada Minggu, 29 Agustus 2021. Ia berangkat tanpa ditemani siapapun dan akan kembali ke Jakarta pada 27 September. Sebelum ke bandara, Marshanda terlebih dulu mengunjungi putrinya, Sienna yang tinggal bersama Ben Kasyafani dan istri, Nesyana Ayu Nabila. Sienna dan Nesyana memberikan dukungan kepada Marshanda agar perjalanannya ke Amerika berjalan lancar.

DEWI RETNO

Baca juga: Marshanda Gunakan Medsos untuk Menggugah Hati Orang agar Bercermin Diri

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

13 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya