Ada Berita 1 Keluarga Tewas Tertimpa Baju, Susi Pudjiastuti Merasa Bersalah
Reporter
Dewi Retno
Editor
Istiqomatul Hayati
Senin, 13 September 2021 15:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Susi Pudjiastuti merasa ikut bersalah setelah membaca berita tragedi yang menimpa satu keluarga di Banjarmasin Timur. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan satu anak ditemukan tewas di antara tumpukan pakaian dagangan. Mereka bertiga tinggal di tempat yang juga dijadikan gudang pakaian.
“Ya Allah, muliakan mereka di sisiMu. Maafkan kami hambaMu yang telah teledor tidak bisa menjaga mereka,” cuit Susi melalui akun Twitternya, Ahad, 12 September 2021.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu mengomentari unggahan berita dari sebuah media online tentang peristiwa nahas tersebut. Pasangan suami istri Ahmad Saubari, Sela dan anaknya ditemukan tewas, Jumat, 10 September 2021. Saat ditemukan jenazah ketiganya berada di antara tumpukan pakaian dan sudah tercium bau menyengat. menyatakan, tidak ada tanda-tanda kekerasan dari temuan jenazah tiga orang itu.
Warga mencari mereka setelah tidak melihat keluarga kecil itu selama dua hari. Mereka berinisiatif membuka gedung dan mendapati bau yang menyengat. Polisi
Cuitan Susi ini mendapat balasan dari pengguna Twitter. “Dosa kita ini, ada kejadian seperti ini,” cuit akun @jadid_. “Semoga Allah mengampuni kita yang lalai terhadap saudara sendiri,” cuit akun @lita_hartoyo. “Buat pengusaha, mohon perhatikan keselamatan kerja. Safety first buat UMKM,” cuit akun @ardjoe0704.
Netizen lainnya memberikan saran dan meminta Susi Pudjiastuti menyampaikannya pada pemerintah. “Bu Susi @susipudjiastuti yang murah hati dan bijaksana. Bilang ke Jokowi untuk fokus pada janji politik menyediakan lapangan kerja, untuk mensejahterakan rakyat,” cuit akun @yunfazri. “Makanya Bu, kalau saya malah pengennya ada edukasi untuk anak-anak remaja di sekolahan maupun di yang putus sekolah, harus mandiri dan punya kemampuan untuk bertahan hidup sebelum menikah/berumah tangga,” cuit akun @desiralee.
DEWI RETNO
Baca juga: Tak Terima Dipanggil Nenek, Susi Pudjiastuti Berdebat dengan Ganjar Pranowo