Mengenang Frans Kaisiepo, Tokoh Pemersatu Papua dan Indonesia

Sabtu, 17 Juli 2021 07:33 WIB

Frans Kaisiepo. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu rakyat Papua yang dianggap berjasa bagi Republik Indonesia adalah Frans Kaisiepo. Ia adalah Gubernur Provinsi Papua keempat dan dikenal sebagai salah satu sosok yang berani melawan kependudukan Belanda.

Kaisiepo dikenal karena jasanya pada Papua dan berusaha menyatukan tanah Papua dengan Indonesia.

Saat awal kemerdekaan, pria kelahiran Wardo, Biak, 10 Oktober 1921 ini sedang menimba ilmu di Kota NICA (Kampung Harapan) dan berguru dengan orang Jawa yang bernama Seogoro Atmoprasodjo. Darinya, Frans mengenal nilai-nilai nasionalisme Indonesia.

Advertising
Advertising

Melansir laman milik Kementerian Keuangan, Jumat, 16 Juli 2021, perjuangan Frans bagi Papua dan Indonesia sangat besar. Pada 31 Agustus 1945 ketika Papua masih diduduki Belanda, misalnya, Frans menjadi salah satu orang yang menyebarkan adanya Republik Indonesia. Ia merupakan orang pertama yang menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengibarkan Bendera Merah Putih di Tanah Papua.

Frans menjadi utusan Nederlands Nieuw Guinea dan satu-satunya orang asli Papua pada Konferensi Malino di Sulawesi Selatan pada Juli 1946. Dalam konferensi tersebut ia menentang niat Belanda untuk menggabungkan Papua dan Maluku dan menjadikannya Papua bagian dari Negara Indonesia Timur (NIT).

Pada 1946, Frans menginisiasi berdirinya Partai Indonesia Merdeka di Biak. Lewat partai ini ia mengkampanyekan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Papua. Karena hal ini, ia dipenjara oleh Belanda sejak 1954 hingga 1961.

Tak patah arang, pada 1961 Frans mendirikan partai Irian Sebagian Indonesia (ISI) dengan tujuan menuntut penyatuan Papua dengan Republik Indonesia. Hingga akhirnya tanggal 1 Mei 1963 terjadi peristiwa Perjanjian New York yang memutuskan bahwa wilayah Papua dikembalikan ke Indonesia.

Frans sempat menentang penamaan Papua karena menurutnya nama itu merupakan hinaan yang merendahkan warga asli Papua. Hal ini dikarenakan nama Papua awalnya merupakan sebutan pua-pua yang artinya ‘keriting’. Ia mengusulkan mengubah nama Papua menjadi Irian yang berasal dari bahasa Biak yang berarti ‘Cahaya yang mengusir kegelapan’.

Namun, kemudian nama Irian dipolitisasi oleh kelompok nasionalis Indonesia di Papua sebagai akronim dari ‘Ikut Republik Indonesia Anti Nederlands”.

Atas jasa-jasanya dalam usaha menggabungkan Papua dengan Indonesia, Frans Kaisiepo dianugerahi penghargaan Bintang Maha Putra Adi Pradana Kelas Dua. Selain itu, pada 1993 berdasarkan Keputusan Presiden nomor 077/TK/1993, namanya ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Wajahnya pun diabadikan dalam lembaran uang rupiah Rp10 ribu emisi 2015.

MAGHVIRA ARZAQ KARIMA

Baca juga:

UU Otsus Papua: DPR Papua Bisa Usul Angkat dan Hentikan Gubernur ke Presiden

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

15 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

17 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

18 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

2 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya