Arie Untung Ungkap Alasannya Pasang Foto Boikot Produk Prancis
Reporter
Tempo.co
Editor
Istiqomatul Hayati
Selasa, 3 November 2020 21:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presenter, Ari Untung akhirnya membeberkan alasannya mengunggah foto untuk mengkampanyekan boikot produk Prancis di akun Instagramnya, 28 Oktober 2020. Melalui video yang ditayangkan secara perdana di kanal Youtubenya pada Selasa malam, 3 November 2020, ia memberikan penjelasan dengan durasi 23 menit.
"Terima kasih untuk reaksi yang luar biasa besar terkait dengan foto yang saya posting di social media saya, di akun Instagram saya, yaitu foto tas-tas produksi buatan Negara Prancis yang saya geletakin di bawah lemari, good or bad saya ucapkan terima kasih," ujarnya saat memulai video klarifikasi itu.
Menurut dia, ada jenis orang yang kontra dengan sikapnya untuk mengajak boikot produk Prancis. "Yang pertama belum sepaham sama saya, yang satu lagi buzzer, ya kita tahulah," tuturnya.
Arie memilih memberikan penjelasan kepada yang belum sepaham dengannya. "Yang belum faham, yang saya tahu teman enggak tahu, begitu juga sebaliknya, atau komentar saya justru datang dari nonmuslim. Enggak ada masalah. Untuk yang ngegas, kerjaannya komporin, saya akan kasih pemahaman di belakang," ujarnya.
Ayah tiga anak ini kemudian menjelaskan arti Nabi Muhammad Saw bagi dirinya. "Teman-teman pernah enggak ngerasain jatuh cinta? Pasti jatuh cinta alasannya beda-beda, mungkin karena orang itu baik banget kita, ganteng, dan lain-lain. Tapi untuk kami, sejak mengenal Rasulullah SAW, cinta ini tanpa batas, cinta tanpa tapi," ucapnya.
Arie Untung selanjutnya mengatakan, Nabi Muhammad bagi umat Islam telah mengajar banyak hal. "Ngajarin cinta, keindahan toleransi, berbakti sama orang tua, mencintai sesama walaupun berbeda keyakinan," kata suani Fenita Arie itu.
Karena cinta yang tanpa batas itulah, kata Arie, wajar bagi umat muslim geram dengan penghinaan yang dilakukan sekelompok orang di Prancis dengan menggambar karikatur wajah Nabi Muhammad.
"Kalau ngomong produksi Prancis, ya saya pernah mencintai produk Prancis juga," katanya seraya memamerkan kebolehannya berbahasa Prancis. Rupanya, kata Arie, ia pernah menerima beasiswa belajar kepenyiaran di Paris, ibu kota Prancis.
Selama ia tinggal di Prancis, kata dia, toleransi agama berjalan dengan baik."Islam itu agama terbesar kedua di Prancis," ujarnya.
Ia menjelaskan, damainya suatu wilayah tergantung siapa pemimpinnya. "Tinggal bagaimana pemimpin menjalankan pemerintahan," ujarnya. Karenanya, ia mengaku heran dengan pelabelan Islam sebagai agama teroris oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Arie mengakui, banyak yang tak sepaham benar. Ia terima semua kritikan. "Yang ngegas, ngompor-ngompori, 'bakar-bakar-tbakar,' juga sudah saya maafkan. Apakah saya akan membakar produk-produk Prancis itu, lihat saja nanti," ujarnya.