Indonesia Berpotensi Jadi Pasar Industri Streaming
Reporter
Antara
Editor
Mitra Tarigan
Selasa, 27 Oktober 2020 14:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi membuat banyak masyarakat yang tinggal di rumah. Salah satu kegiatan favorit masyarakat adalah menghabiskan waktu menonton film seru. Tidak heran industri streaming pun terus berkembang di tanah air. Disney+ bahkan melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial untuk industri streaming. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan industri ini, di antaranya harga, mengingat masyarakat Indonesia yang sensitif terhadap harga; akses ke konten; serta strategi dari VOD itu sendiri.
Sementara bagi Netflix, Indonesia merupakan pasar dengan potensi yang luar biasa, termasuk potensi untuk menghasilkan konten-konten terbaik untuk anggota Netflix di seluruh dunia. Menurut Chief Executive BASE Entertainment Shanty Harmayn mengatakan meskipun potensinya besar, Indonesia perlu memikirkan cara meningkatkan kapasitas kreator-kreatornya sehingga dapat menghasilkan konten yang berkualitas untuk memenuhi permintaan yang semakin tinggi.
Sedangkan Sekretaris Jenderal APROFI dan Produser Eksekutif MAGMA Entertainment, Linda Gozali mengungkapkan pentingnya regulasi dari pemerintah dan kolaborasi dengan seluruh pihak yang terlibat untuk mendukung tumbuhnya industri perfilman Indonesia di tengah potensi yang sedemikian besar.
Masuknya layanan streaming ke Indonesia telah secara positif mempengaruhi permintaan produksi. Terkait hal ini, Linda menyampaikan bahwa membangun kapabilitas dan keterampilan kreator Indonesia masih menjadi tantangan besar, salah satunya karena jumlah sekolah film yang tidak banyak. “Banyak kru yang bekerja untuk produksi film saat ini tidak memiliki latar belakang pendidikan formal, mereka sebagian besar otodidak,” kata Linda.
Ia menambahkan pentingnya dukungan pemerintah untuk membangun sekolah-sekolah film. “Kolaborasi antara kreator lokal dengan kreator internasional, seperti Netflix dan Disney+, dapat menjadi sekolah informal bagi kru untuk meningkatkan keahlian mereka. Dengan adanya kolaborasi, maka akan tercipta transfer pengetahuan bagi kreator lokal.”
Ketua Bidang Advokasi Kebijakan Badan Perfilman Indonesia (BPI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Alex Sihar menyetujui besarnya manfaat kolaborasi antara kreator lokal dan kreator internasional untuk transfer pengetahuan. “Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memulai kemitraan dengan Netflix yang diawali pada Februari 2020 untuk melakukan serangkaian workshop guna membangun kapasitas kreator lokal.”
Menurut Director, Production Management, APAC & India, Netflix, Norman Lockhart mengatakan negara lain juga menghadapi tantangan yang sama terkait menciptakan kreator berkualitas. “Terbatasnya kreator yang berkualitas bukan hanya dihadapi Indonesia, namun juga negara-negara lain. Selain mencari cara untuk meningkatkan kapasitas kreator lokal, penting juga bagi Indonesia untuk menarik kreator-kreator film internasional untuk memproduksi film di Indonesia dan berkolaborasi dengan kreator lokal.” Norman mengungkapkan bahwa Thailand merupakan salah satu negara yang cukup sukses dalam melakukan hal tersebut.