Buka Suara soal UU Cipta Kerja, Iwan Fals Bikin Kecewa Warganet

Reporter

Tempo.co

Jumat, 9 Oktober 2020 18:44 WIB

Iwan Fals latihan bersama Twilite Orchestra pimpinan Addie MS jelang persiapan Konser Kisah Tjinta, A Tribute to Ivo Nilakreshna di Studio Rossi, Jakarta, 28 Januari 2020. Konser merupakan persembahan untuk Ivo Nilakreshna 66 Tahun Berkarya Untuk Indonesiaku. Konser tersebut digelar sambil berdonasi untuk negeri dimana hasil konser akan didonasikan membangun kerohanian di Papua dan pemberdayaan masyarakat. Konser dimeriahkan sejumlah musisi seperti Iwan Fals, Rossa, Andien, Afgan, Yuni Shara, Elfa's Singer, yang akan berlangsung di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue pada 31 Januari 2020. Tempo/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi senior Iwan Fals ikut memberikan pendapatnya terkait polemik Omnibus Law UU Cipta Kerja yang memancing aksi demonstrasi di sejumlah kota di Indonesia. Aksi demonstrasi menolak undang-undang yang disahkan DPR pada 5 Oktober 2020 itu bahkan berujung pada perusakan fasilitas umum oleh massa yang anarkis.

Iwan Fals yang dikenal rajin menyuarakan kegelisahan rakyat kecil dan mengkritik pemerintah lewat lagu-lagunya itu mengaku belum membaca pasal-pasal dalam UU CIpta Kerja. Namun, dia tak sepakat bila penolakan itu dilakukan melalui aksi demontrasi seperti yang terjadi pada Kamis, 8 Oktober 2020 kemarin. Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

"Waduh saya belum baca UU itu, 1000 halaman lebih katanya, tapi menurut saya klo kecewa dgn Omnibuslaw gugat aja ke MK, klo demo kayak gini serem pandeminya itu lo...," cuit Iwan Fals di akun Twitter miliknya, @iwanfals, Jumat, 9 Oktober 2020.

Terkait jumlah halaman UU Cipta Kerja, Iwan Fals merevisinya di cuitan selanjutnya. "Oh 900-an halaman ya bukan 1000," tulis Iwan Fals.

Iwan Fals waktu muda. Foto: Youtube Musica

Cuitan penyanyi bernama lengkap Virgiawan Listanto itu rupanya ditanggapi sinis oleh sebagian besar warganet. Mereka yang kecewa menilai pelantun lagu Bongkar dan Surat Buat Wakil rakyat itu tak segarang dulu dalam mengkritisi pemerintah maupun wakil rakyat.

Advertising
Advertising

"Bang Iwan jadi lemas begitu, kaga garang lagi," cuit pengguna Twiiter dengan akun @bluemoon_way. "Udah masup angin bang," cuit akun @ariefends. "Nyanyi wakil rakyat bang, semoga bang @iwanfals masih ingat lagunya," cuit akun @athagunawan. "Dulu iyaaaaa kritis, sekarang udah nongkrong bareng gaberani yah om wakil rakyat seharus nya apaaa om? Lupa lirik," cuit akun @christianto_r.

Berita terkait

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

30 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

30 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

42 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

59 hari lalu

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

Kritik Rocky Gerung terhadap kebijakan UU Omnibus Law dianggap oleh David Tobing sebagai penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pembahasan RPP Mangrove, Walhi: Acuannya Bukan UU LH, tapi Cipta Kerja

20 Februari 2024

Pembahasan RPP Mangrove, Walhi: Acuannya Bukan UU LH, tapi Cipta Kerja

Berikut ini 6 catatan miring Walhi atas RPP Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove yang telah disusun KLHK.

Baca Selengkapnya

Aksi Gejayan Memanggil, Ketua BEM UGM: Kemarahan Rakyat karena Demokrasi untuk Oligarki

13 Februari 2024

Aksi Gejayan Memanggil, Ketua BEM UGM: Kemarahan Rakyat karena Demokrasi untuk Oligarki

Tanggapan Ketua BEM UGM terhadap aksi Gejayan Memanggil bersama masyarakat ajak nyalakan alarm untuk demokrasi.

Baca Selengkapnya

Berjilid-jilid Aksi Gejayan Memanggil, Terakhir Kritisi Pemerintahan Jokowi dan Kemunduran Demokrasi

13 Februari 2024

Berjilid-jilid Aksi Gejayan Memanggil, Terakhir Kritisi Pemerintahan Jokowi dan Kemunduran Demokrasi

Sebelum Aksi Gejayan Memanggil di pertigaan Gejayan, Yogyakarta pada Senin 12 Februari 2024 telah berjilid-jilid aksi mahasiswa, pelajar, dan jurnalis

Baca Selengkapnya

"Surat Cinta" Dosen dan Mahasiswa Fisipol UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana, Ini Isinya

12 Februari 2024

"Surat Cinta" Dosen dan Mahasiswa Fisipol UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana, Ini Isinya

Dosen dan mahasiswa Fisipol UGM kritisi peran Mensesneg Pratikno dan Koordinator Stafsus Ari Dwipayana yang menjadi bagian masalah demokrasi saat ini.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Bahasan Menarik Debat Capres Terakhir Menurut Pengamat Ekonomi dan Pengamat Politik?

8 Februari 2024

Apa Saja Bahasan Menarik Debat Capres Terakhir Menurut Pengamat Ekonomi dan Pengamat Politik?

Pengamat ekonomi dan politik memberikan penilaian terhadap debat capres yang disebut antiklimaks. Pokok bahasan apa saja yang menarik?

Baca Selengkapnya

Soal Penyebab Ketimpangan Ekonomi yang Diucapkan Anies dalam Debat, Pengamat Singgung UU Cipta Kerja

5 Februari 2024

Soal Penyebab Ketimpangan Ekonomi yang Diucapkan Anies dalam Debat, Pengamat Singgung UU Cipta Kerja

Ekonom sekaligus Direktur Celios Bhima Yudhistira menyebut ketimpangan ekonomi di Indonesia terjadi lantaran kebijakan pemerintah.

Baca Selengkapnya