Memang niat mereka, ikut serta dalam komedi situasi yang digarap serius seperti sinetron itu. "Wah diajak Pak Haji (Deddy Miswar), berkah banget, kami sudah lama mengidolakan dia," kata Aden yang bercakap-cakap sambil sahur pagi itu. Kini, mereka-dan tentu Deddy Miswar--, sudah menjadi ikon bagi sinetron itu.
Selain itu, mereka pun, seperti pemain lain, sesekali diminta masukan oleh penggarap naskahnya. Minimal, supaya bisa memunculkan senyum dikulum bagi yang menyaksikannya. Seperti saat wawancara, Aden-panggilan Raden, sedang chatting dengan penulis skenarionya untuk memberi ide humor yang bisa diekspos.
Permainan kata dan silogisme menjadi ciri khas Bajaj. "Kami tidak mau membuat kelucuan dengan (mencela) fisik," kata Aden. Makanya, sebelum tampil, mereka sudah memiliki konsep humor apa yang perlu ditampilkan saat itu. Dia mencontohkan dialog antara dua orang.
Si A bertanya kerjanya apa. "Logic thinker di perusahaan informasi," kata si B. Apa itu? "Begini", terang si B, "Kalau lu punya akuarium berarti punya ikan kan? Kalau punya ikan, berarti sayang binatang. Kalau sayang binatang biasanya sayang anak istri. Kalau punya anak istri, berarti lu enggak impoten kan?" Kemudian, muncul si C, bertanya, si B kerjanya apa. Sesudah dijawab, dia kembali bertanya, apa logic thinker itu. Si A menjawab. "Lu punya akuarium?" "Enggak," kata C. "Berarti lu impoten," jawab A.
Aden yakin, tak semua orang Indonesia, suka dengan humor gaya cela mencela secara fisik, yang biasa ditampilkan di televisi. Hal ini, kata dia, justru awalnya diperoleh dari kelompok Warkop yang disukainya. Rekannya, Isa juga suka Warkop plus Srimulat.
Darimana ide humor mereka? "Kami bertiga," kata mereka. Yang penting, ketika diusulkan satu orang dan satunya menyetujui, usulan itu diterima. Tak sulit, kata Isa mendapat inspirasi, lantaran sifat mereka yang cuek dan suka ceplas ceplos. Malah, kadang, ide itu, "Suka meluncur untuk iklan apa gitu," kata Isa.
Tapi, awalnya, menjadi pemain sinteron, bukanlah cita-cita ketiganya. Mereka ingin ngeband. Band mereka, Sumber Waraz, sudah memiliki beberapa lagu andalan. Nama band ini, plesetan sebuah rumah sakit di Jakarta Barat. Untuk jenis lagu, parodi dan plesetan, menjadi ciri khasnya. Band ini, menurut Isa yang menjadi vokalis di kelompok itu, beranggotakan teman-temannya satu kampus, D3 Komunikasi Universitas Indonusa Esa Unggul. Dan cita-cita pribadi mereka masing-masing pun berbeda-beda, awalnya. Aden ingin menjadi presenter, Melki menjadi kameraman, dan Isa ingin menjadi kreator iklan.
Namun, setelah menjadi runner up Audisi Pelawak Indonesia, program lomba lawak di TPI, mereka ingin serius memasyaratkan humor yang lebih 'mikir', ketimbang mencela atau menertawakan orang yang sedang celaka. "Kami hasil sekolah, sudah seharusnya kami juga menularkan humor seperti ini."
Boleh jadi, hasrat mereka bisa terwujud. Lantaran, wajah mereka, tak cuma mampir di sinetron saja. Mereka juga mampir di program kuis sinetron tersebut, subuh-subuh secara langsung. Dan, sketsa "Cagur Naik Bajaj". Malah, setelah Ramadhan, yang terakhir ini, akan menyibukan mereka.
Ketahanan tubuh mereka juga diuji, karena, istirahat mereka otomatis tergerus. Tadinya sewajarnya minimal enam jam sehari, selama puasa, mereka cuma punya tiga sampai empat jam. Pagi syuting sinteron yang kejar tayang, setelah jam 12 sampai lima pagi mereka sudah harus di studio memandu kuis. Dan menurut mereka, "Ini bagian dari rejeki kami," kata Aden.
Mereka punya rahasia sendiri untuk menjaga stamina mereka. Kalau Isa minum air jahe buatan pacarnya, Aden minum larutan klorofil. Melki? "Minum teh manis serta makan yang banyak," katanya terbahak.
Walau sudah terkenal dengan Bajaj, mereka tak meninggalkan mimpi band mereka. "Suatu saat mesti rekaman," ujar Melki. Cuma, mereka belum tahu kapan saatnya. Walau sudah siap beberapa lagu untuk satu album. Mimpi ini, mereka jaga, karena mereka masih ingin kompak berlima. Untuk itu, sampai sekarang, mereka masih rajin latihan. Menurut Melki, mereka ingin dikenal berlima. "Kami punya solidaritas tinggi."
Solidaritas ini, sudah dipraktekan di Bajaj. Mereka tidak mau, bila hanya satu dari mereka yang mendapat rejeki. Menurut mereka, rejeki mereka adalah bertiga, bukan masing-masing pribadi. "Lebih baik nggak usah (diambil tawaran pekerjaannya)," ujar Isa, yang dibenarkan dua rekannya.
Dengan kekompakan seperti ini, Bajaj pasti akan bertahan lebih lama lagi.
YOPHIANDI
* * *
Boks:
Biodata
Nama : Isa Wahyu Prastantyo
Lahir : Magetan, 21 Desember 1981
Anak ke : Bungsu dari dua bersaudara
Pendidikan : D3 Komunikasi Universitas Indonusa Esa Unggul
Hobi : Musik, sepakbola, koleksi motor
Nama : Raden Asep Saepuloh
Lahir : Jakarta, 18 Februari 1983
Anak ke : Dua dari empat bersaudara
Pendidikan : D3 Komunikasi Universitas Indonusa Esa Unggul
Hobi : Musik
Nama : Melki Balipa Emil
Lahir : Denpasar, 29 Mei 1983
Anak ke : Bungsu dari tiga bersaudara
Pendidikan : D3 Komunikasi Universitas Indonusa Esa Unggul
Hobi : Koleksi motor, musik