Sherina Kritik Kalung Antivirus Corona: Tahayul yang Diilmiahkan

Reporter

Marvela

Senin, 6 Juli 2020 11:33 WIB

Sherina. Instagram/@sherinasinna

TEMPO.CO, Jakarta -Penyanyi Sherina Munaf mengkritik kalung antivirus yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian yang diklaim bisa membunuh virus influenza hingga virus corona. Sherina meragukan manfaat dari penggunaan kalung antivirus berbahan dasar eucalyptus yang biasanya digunakan dalam pembuatan minyak kayu putih.

"Kalung Antivirus Eucalyptus Anti Corona mau diproduksi massal? Setahu saya Covid-19 itu virus. Bukan nyamuk," tulis Sherina di Twitter pada Minggu, 5 Juli 2020.

Pada cuitan berikutnya, Sherina meralat cuitannya yang menyatakan Covid-19 merupakan virus. Namun pendapatnya tentang kalung antivirus yang lebih cocok untuk menangkal gigitan nyamuk itu tetap ia pertahankan dan menjadi kritik pedas kepada pemerintah. "Saya salah. Covid-19 adalah penyakitnya, yang disebabkan oleh Virusnya: SARS-CoV-2. Tapi untuk memperjelas, tetap bukan nyamuk," tulisnya.

Sherina masih belum paham mengapa kalung antivirus berbahan dasar tanaman eucalyptus itu bisa menangkal Covid-19. "Ditunggu jurnal ilmiah kalung eucalyptus VS Covid-19 nya. Saya terima kalau saya blunder. Semoga nyawa tidak melayang karena takhayul yang diilmiahkan," tulisnya.

Pendapatnya itu langsung mendapatkan berbagai tanggapan dari pengguna Twitter. "Benar sekali! Nyawa bisa melayang jika takhayul ini diilmiahkan. Parahnya, masih banyak warga Indonesia percaya takhayul. Lucu kalau dibayangin, orang-orang memakai kalung ini dan keluar rumah dengan perasaan kebal virus," tulis akun @iindraxe.

"Sebelumnya sempet heboh juga kan kalung anti virus dari Jepang. Dengan embel-embel bahasa Inggris, orang-orang terperdaya beli harganya lumayan ratusan ribu. Eh sekarang malah diproduksi pemerintah sendiri," tulis akun @one_ted.Sherina Munaf bersama Baloo, anak kucing yang ditemukan di ban mobilnya kemudian dirawatnya. Instagram.com/@sherinasinna

Advertising
Advertising

Kalung antivirus itu telah dipatenkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Melalui akun Twitter resmi milik Kementrian Pertanian, dikatakan bahwa kalung antivirus tersebut bukanlah obat untuk Covid-19 namun bagian dari upaya pencegahan terjadinya infeksi Covid-19.

"Berdasarkan uji lab, aroma eucalyptus memiliki kemampuan menghancurkan sel virus influenza dan gamma corona," tulisnya. "Menurut keterangan Kepala BB Penelitian Veteriner Indi Dharmayanti, produk ini efektif digunakan setiap hari. Dengan penggunaan 5 - 15 menit, inhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus. Konsentrasi 1 persen bisa membunuh virus 80-100 %."

Produk antivirus yang diproduksi oleh pihak swasta itu tersedia dalam berbagai bentuk seperti, inhaler, roll on, salep, balsem, dan diffuser. "Inovasi ini diharapkan dapat menjadi harapan baru dalam mencegah virus Covid-19," tulisnya.

MARVELA

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

11 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

17 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

23 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya