Kala Jember Berpesta Jalanan

Reporter

Editor

Minggu, 10 Agustus 2008 18:41 WIB

Fully Syafii
KORAN TEMPO Interaktif, Jember:Jalan Sudirman di sisi selatan alun-alun Kota Jember, Jawa Timur, yang biasa lengang mendadak berubah sesak dan riuh-rendah. Pekan lalu, masyarakat berbaur dalam kemeriahan di dua sisi jalan sepanjang satu kilometer di siang terik itu. Mereka tumpah ke jalan untuk menyaksikan karnaval fashion berskala internasional yang unik dan memukau.

Aksi 550 peserta Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-7 ini memang sukses mencuri perhatian ribuan pasang mata. Mereka antusias menyaksikan peragaan dalam keriuhan karnaval di panggung terpanjang yang diperagakan para model untuk masing-masing defile (parade). Para model tetap bersemangat, tidak menghiraukan peluh bercucuran, riasan yang mulai luntur di sana-sini akibat sengatan panasnya matahari.

Inilah karnaval budaya yang diusung anak muda daerah Jember, sebuah agenda tahunan yang memikat mata dunia. JFC tahun ini mengusung tema besar “World Evolution” atau evolusi dunia. Sedikit berbeda dengan karnaval-karnaval yang digelar sebelumnya, kini JFC tidak hanya menampilkan parade fashion, tapi juga kelompok marching band. Sementara itu, konsep acaranya tetap sama, yakni memadukan peragaan busana, musik, dan tari. Hanya saja, kelompok marching band-nya mengenakan jas warna cokelat muda berhiaskan bulu warna-warni yang dipadu tata rias dan body painting.

Dynand Fariz, Presiden JFC, menjelaskan kehadiran kelompok marching band sebagai penyempurna konsep acara ini. "Kami memang sengaja ingin tampil beda. Para penonton tidak hanya disuguhi musik, tapi juga penampilan anggota marching band yang enak dilihat dan didengar," ujarnya.

Aksi marching band menjadi pembuka penampilan delapan defile JFC tahun ini. Sesuai dengan temanya, kostum para peserta karnaval menggambarkan alam dan lingkungan. Ada Papua, kehidupan bawah laut, dan kostum robot.

"Kami menyesuaikan tren isu dunia, tahun ini sengaja mengangkat tema evolusi dunia sebagai reaksi dan dampak dari perubahan situasi kondisi serta pemanasan global," ungkap Dynand. Menurut dia, isu kerusakan lingkungan, perubahan perilaku manusia, serta kecanggihan teknologi bukan hanya menjadi milik para ilmuwan, tapi juga milik pencinta fashion.

Defile Archipelago Papua menyuguhkan kekayaan seni-budaya Papua. Hanya saja di parade ini pesertanya tidak menampilkan koteka. Beragam busana indah dari bumi Cendrawasih itu dikemas dengan konsep inovasi, penuh gaya neo-heritage yang atraktif dan dinamis. Semua busana ditampilkan menggambarkan eksotika alam Papua berhiaskan bulu burung dan aksesori dari bahan alami seperti kulit kayu dan dedaunan. "Kami ingin menyampaikan pesan seni-budaya dari Papua yang harus dilestarikan dan bisa dikembangkan ke dunia internasional," ungkap Dynand.

Pada tema Barricade disajikan busana dan atraksi yang menggambarkan pasukan polisi dan pengamanan. Aneka busana yang diperagakan menyiratkan upaya membentengi diri dari berbagai ancaman demi menciptakan rasa aman dan damai. Para model mendandani diri dengan berpakaian ala polisi, senjata, police-line, tabung gas, hingga tameng yang dirancang penuh warna.

Kondisi masyarakat dan bumi yang hidup di dunia serba plastik disajikan pada parade Off-earth. Dengan dominasi warna putih mengkilap yang semuanya menggunakan bahan plastik, menggambarkan manusia metropolitan yang hidup di hutan beton, tanpa pepohonan atau dedaunan hijau nan segar. Trai Okta, 15 tahun, model parade ini, menyajikan penampilan memukau berupa gaun pengantin putih. Dia merancangnya dengan paduan aneka plastik bening, kantong kresek, dan kawat. "Saya ingin tampil dengan gaun bentuk balon, makanya tas kreseknya sengaja disusun dengan bertumpuk," kata siswi kelas III, SMPN II, Jember, yang bercita-cita menjadi model dan ingin karyanya dilihat banyak orang.

Okta mengungkapkan, ide pembuatan gaun berbahan tas plastik kresek berbentuk balon ini didapatnya dari mengikuti pelatihan yang diselenggarakan tim JFC. Dia menjelaskan karena defilenya menggambarkan kehidupan alami yang sudah mati diganti kehidupan serba plastik, ia menampilkan kreasinya dengan memotong tas kresek warna putih berbentuk diagonal yang dirangkai menjadi satu dengan benang jahit. Selanjutnya, masing-masing untaian disatukan dengan karet gelang sehingga membentuk pakaian berumbai-rumbai.

Parade Gate-11 menyajikan suasana ruang tunggu sebuah bandara internasional yang dipadati penumpang dari berbagai bangsa. Para model dengan anggun mengenakan busana berbagai negara seperti Indonesia, Cina, India, dan Jepang. Sementara root merupakan peragaan busana yang terinspirasi dari filosofi akar pohon yang memiliki kekuatan luar biasa. Mahbub Djunaidy (Jember)

Berita terkait

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

2 menit lalu

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

Polisi telah menutup kasus tewasnya Brigadir RA dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang. Disebut bunuh diri.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

10 menit lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

10 menit lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

18 menit lalu

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

Majelis hakim memberikan izin kepada bekas Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono untuk mengikuti sidang Dewas KPK tentang kasus Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

31 menit lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

32 menit lalu

KPK Sita Rp 48,5 Miliar dari Berbagai Rekening Orang Kepercayaan Mantan Bupati Labuhanbatu

KPK melakukan operasi tangkap tangan pada Januari 2024 lalu terhadap Erik Adtrada Ritonga yang saat itu menjabat Bupati Labuhanbatu

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

43 menit lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

48 menit lalu

Jaksa KPK Buka Kemungkinan Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal Kebocoran BAP

Jaksa KPK mengatakan bisa saja menghadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang soal kebocaran BAP

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

1 jam lalu

Kuasa Hukum Kasdi Subagyono Benarkan Nurul Ghufron Pernah Bahas soal Mutasi Kerabatnya di Kementan

Kuasa hukum eks Sekjen Kementan Kasdi Subagyono membenarkan bahwa Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah membahas soal mutasi kerabatnya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

1 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Kemenangan Lanny / Rachel Bawa Indonesia Kalahkan Uganda 5-0

Tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi Jepang di laga terakhir Grup C Piala Uber 2024, untuk perebutan juara grup, Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya