Ingat Ibunda, Yuni Shara Tinggalkan Pesta Tahun Baru di Bali
Reporter
Marvela
Editor
Rini Kustiani
Minggu, 5 Januari 2020 06:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Yuni Shara menjadi korban banjir pada Rabu, 1 Januari 2020. Padahal di tahun baru itu, semestinya dia tidak berada di Jakarta, melainkan di Bali bersama mantan suami dan anak-anaknya.
Hanya saja, suara hati Yuni Shara berkata agar dia segera kembali ke Jakarta dan menemani ibunya di rumah. Entah apa yang bakal terjadi, Yuni merasa tidak tenang dan selalu teringat ibunda, Rachma Widadiningsih di rumah.
Yuni Shara menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sebelum rumahnya dilanda banjir. Sebenarnya dia berencana untuk merayakan malam tahun baru di Bali. Tanggal 30 Desember 2019, Yuni Shara masih bekerja di Manado.
Esok harinya, Selasa subuh, 31 Desember 2019 dia terbang dari Manado menuju Jakarta lanjut terbang ke Bali untuk menyambut tahun baru bersama anak-anak, Cavin Obrient Salomo Siahaan dan Cello Obrient Siahaan. "Kebetulan mereka sedang liburan bersama papa dan kakak-kakaknya," tulis Yuni Shara di Instagram pada Sabtu, 4 Januari 2020.
Namun pada Selasa sore ketika sudah berada di Bali, Yuni Shara ingat ibunda dan ingin kembali ke Jakarta. "Akhirnya saya putuskan malam itu juga saya kembali ke Jakarta," ucap dia. Namun sebelum pergi, mantan suaminya, Henry Siahaan meminta Yuni Shara berfoto bersama kedua anaknya sebelum meninggalkan mereka. Setelah berfoto, dia langsung menuju bandara untuk pulang ke Jakarta.
"Sampai Jakarta sekitar jam 21.30. Dan ternyata benar saja, sampai di rumah, mama sedang duduk di depan bersama adiknya (yang sudah mau pulang juga)," kata Yuni Shara. Sementara adik sambungnya yang juga tinggal di rumah itu, Kartika Sary sedang ke rumah sakit.
Akhirnya malam itu Yuni Shara melewatkan malam tahun baru sendirian. "Memasuki 2020 saya hanya sendiri saja, melakukan sujud syukur," tulisnya. Pada Rabu pagi, 1 Januari 2020, Yuni Shara beraktivitas seperti biasa.
Dia salat subuh lalu membuka tirai jendela. "Dan saat saya mengintip keluar, di luar hujan dan air sudah terlihat di pagar. Saya enggak kepikiran apa-apa," tulisnya. Yuni Shara kembali tidur dan bangun pukul 06.30. "Seperti biasa menyapa tanaman saya yang sudah mulai tergenang air."
Setelah sarapan, salah seorang asisten rumahnya menggulung karpet-karpet untuk berjaga-jaga kalau-kalau air masuk. "Saya pun ke kamar dan menggulung-gulung karpet-karpet. Tak lama setelah karpet tergulung semua, air naik sampai teras," kata Yuni Shara. "Saya putuskan melakban semua kusen biar air enggak masuk," tulisnya.
Air tetap masuk dan menggenang di setiap sudut rumah dengan cepat. Yuni Shara berpikir, inilah jawaban dari kekhawatirannya di Bali. Itu sebabnya dia sangat ingin pulang ke rumah dan menemani ibunya.
"Alhamdulillah. Sambil tersenyum, dalam hati 'oh... ini toh maksudnya?" tulisnya. Yuni Shara mengucapkan terima kasih atas kejadian yang menimpanya ini. "Maturnuwon GustiAllah yang sudah membuat grand design sedemikian. Sehingga saya ada di rumah saat kejadian banjir," tulisnya seraya berterima kasih juga kepada kedua anaknya yang telah mengizinkannya pulang lebih awal.