Tafsir Korupsi Teater Gandrik dalam Lakon Para Pensiunan 2049

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 7 Desember 2019 18:00 WIB

Butet Kartaredjasa dalam pentas Teater Gandrik berjudul Para Pensiunan 2049 di Taman Budaya Yogyakarta. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Surabaya-Teater Gandrik tampil memukau di Ciputra Hall, Citraland, Surabaya, Jumat malam, 6 Desember 2019. Menyuguhkan lakon Para Pensiunan 2049, Butet Kartaredjasa dan kawan-kawan seolah melupakan sejenak kepergian almarhum Djaduk Ferianto, sutradara dalam cerita yang ditulis Agus Noor dan Susilo Nugroho itu.

Sindiran tajam terhadap situasi sosial pasca-pemilu kental mewarnai pertunjukkan. Bahkan, isu politik teraktual, yakni pemecatan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk karena menyelundupkan motor gede dari luar negeri, juga masuk dalam celetukan-celetukan bernada jenaka.

Para Pensiunan 2049 adalah cerita soal Kerkop (Susilo Nugroho), penjaga kubur yang kukuh mempertahankan prinsipnya menolak mengebumikan jenazah pensiunan pejabat karena pernah terlibat kasus korupsi. Padahal, hidup sejatinya hanya menunda pensiun. Mereka, pensiunan jenderal, pensiunan politikus, pensiunan hakim dan lainya, ingin menikmati masa tuanya sembari menunggu mati yang tenang.

Namun, penjaga kubur ngotot jenazah koruptor tak layak dipendam karena dia masih punya utang pada masyarakat. Untuk mengganti uang rakyat yang dikorupsi semasa dia hidup, maka daging jenazah itu harus dicincang untuk dijadikan pakan ternak. Adapun yang non-daging, diolah sebagai campuran bahan pupuk tanaman.

Dan sebagai arwah gentayangan lantaran jenazahnya tak segera dikubur, Doorstoot (Butet Kartaredjasa) meneror penjaga kubur tersebut. Melalui pengaruhnya yang masih kuat mengakar di pemerintahan serta di instansi militer, kepolisian hingga partai politik, ia memperdaya penjaga kubur yang idealis itu hingga dialah yang akhirnya justru dipaksa masuk liang lahat.

Ihwal Para Pensiunan 2049 ini, sebelum pentas Susilo Nugroho mengaku membayangkan, sesudah Presiden Jokowi berakhir pada 2024, jika bagus, maka presiden selanjutnya akan terpilih dua periode lagi. “Namun meskipun diasumsikan bahwa presiden periode-periode selanjutnya bagus semua, pertanyaanya apakah korupsi akan hilang? Jawaban kami sepakat, tidak (hilang),” kata Susilo.

Sehingga, kata dia, setelah dua periode presiden yang bagus itu, harus diambil langkah ekstrem agar koruptor jera. Selain mencincang dagingnya untuk pakan ternak, ujar Susilo, ide lainnya ialah setiap jenazah harus punya surat keterangan kematian yang baik (SKKB). “Agar koruptor kapok. Karena hanya yang tak pernah korupsi saja yang berhak mendapatkan SKKB,” ujar dia.

Berita terkait

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

1 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

2 hari lalu

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

3 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

4 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

4 hari lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

4 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

4 hari lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

5 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

5 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

6 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya