TEMPO Interaktif, : Bolshoi Ballet Dancer memamerkan aneka balet klasik. Walau cuma highlight, tarian ini menghibur dan indah.Latar panggung diguyur sinar merah ketika seorang pria penari balet muncul dari sisi kiri panggung. Disusul kemudian balerina yang mengenakan pakaian balet hitam sepangkal paha. Mereka menari dengan indah dan sensual.Namun, si pria kemudian ditinggal sendirian dan menari bak orang galau dan kesepian. Koreografi balet itu diakhiri dengan pertemuan kembali keduanya. Mereka membungkuk sembari berpelukan dan sang perempuan melakukan split.Itulah tampilan awal Bolshoi Ballet Dancer asal Rusia di Upper Room Annex Building, Jakarta, Sabtu, 28 Juni lalu. Tarian berdurasi sekitar 10 menit itu berjudul Carmen Suite yang bertutur tentang kisah cinta tragis dua kekasih. Koreo yang dibawakan dengan indah oleh Galina Stepanenko dan Sergei Filin tersebut adalah representasi musik karya George Bizet yang pertama kali dibawakan Bolshoi pada 1967.Pertunjukan Bolshoi pada malam itu dipersembahkan oleh Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia guna mempererat hubungan kedua negara. Selain tari Carmen Suite, kelompok balet nomor satu di Rusia ini membawakan koreo-koreo balet klasik lainnya yang pernah mereka mainkan di seantero jagat. "Kalian akan mengingatnya dalam waktu yang cukup lama," kata Duta Besar Rusia Alexander Ivanov. Salah satu koreografi balet tertua yang juga dibawakan pada malam itu adalah Swan Lake. Penari balet Tatiana Chernobrovkina dan Sergei Filin menarikannya dengan indah. Gerakan-gerakan kecil Tatiana membuat rok pendeknya yang melingkar bulat bergoyang bak pantat angsa atau bebek.Swan Lake adalah komposisi yang diciptakan Piotr Tchaikovsky pada abad ke-19. Karya ini dibawakan pertama kali oleh Bolshoi pada 4 Maret 1877 dengan sentuhan koreografer Julius Reisinger. Sejak itu, komposisi dan koreonya terus berkembang dan telah dibawakan oleh berbagai kelompok balet dalam berbagai versi.Usia Bolshoi Ballet Dancer sendiri tidak lagi muda. Organisasi balet profesional ini awalnya bermula dari kelas belajar tari yang diberikan di sebuah panti asuhan di Moskow pada 1773. Ketika gedung Bolshoi Theatre nan megah dibangun pada 1776, kelompok baletnya juga ikut menggelar pertunjukan di gedung yang awalnya bernama The Imperial Bolshoi Theatre of Moscow itu. Sejak 1825, Bolshoi Ballet resmi berkedudukan di venue yang diarsiteki oleh Joseph Bove tersebut. Perjalanan panjang Bolshoi ini seakan disajikan khusus untuk warga Jakarta pada Sabtu malam lalu. Dalam pertunjukan yang juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, dan Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Bolshoi, yang diperkuat tujuh penari, membawakan berbagai cuplikan komposisi balet klasik. Komposisi itu, antara lain, Nutcracker, La Sylphide, Raymonda, Tarantella, dan Le Corsaire. Ketujuh penarinya adalah Galina Stepanenko, Marianna Ryzhkina, Natalia Ledovskaya, Tatiana Chernobrovkina, Sergei Filin, Yan Godovksy, dan Denis Medvedev. Mereka tampil bergantian membawakan cuplikan komposisi tersebut. Mereka mempersembahkan tarian kelas dunia yang menonjolkan keanggunan gerak dan keindahan koreografi yang digabungkan dengan sentuhan artistik pada kostum, musik, dan tata cahaya yang apik. Pertunjukan dengan tiket termurah seharga Rp 350 ribu itu memberikan hiburan berkelas bagi warga kelas atas Jakarta. Keserasian gerak, harmonisasi dengan musik, keluwesan tubuh, serta senyum yang terus mekar di wajah penari-penarinya membuat malam itu semakin indah. "Ini merupakan karya budaya yang sangat dalam. Walau cuma highlight, tari ini menghibur dan indah," kata Rachmat Witoelar kepada Tempo. TITO SIANIPAR