Kisah GKR Hayu Kejar Manuskrip Kuno Keraton Yogyakarta yang Dijarah

Reporter

Rini Kustiani

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 9 November 2019 18:19 WIB

Putri Sultan Hamemgku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu atau GKR Hayu. TEMPO | Shinta Maharani

Tempo.co, Yogyakarta - Putri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu menceritakan usaha Keraton Ngayogyakarta mengejar manuskrip kuno milik keraton yang dijarah Gubernur Jenderal Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles. Keraton, kata GKR Hayu, fokus mendapatkan kembali manuskrip kuno karena menyangkut sejarah penting kebudayaan Jawa.

Tak mudah merebut kembali manuskrip jarahan Raffles. GKR Hayu mengatakan perlu upaya keras karena tak gampang meyakinkan negara-negara yang pernah menjajah Pulau Jawa, yakni Inggris dan Belanda yang menyimpan manuskrip tersebut. Jumlah manuskrip yang berada di Belanda diperkirakan lebih banyak ketimbang yang ada di Inggris. Salah satu tempat yang menyimpan hasil jarahan Raflles adalah British Librarary.

GKR Hayu mengatakan saat ini Keraton Yogyakarta telah mendapatkan salinan 70-an manuskrip kuno. "Bapak saya cerita enggak gampang. Perlu usaha lima tahun mendapatkan soft copy manuskrip kuno dari British Librarary," kata dia ketika menerima tamu dari rombongan staf Jenius, aplikasi layanan perbankan milim Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), di Bale Raos Yogyakarta, Jumat, 8 November 2019.

Raffles hanya menyisakan dua manuskrip kuno, yakni Al Quran dan serat Suryojoyo. Gara-gara itu, Keraton Yogyakarta kehilangan sejarah penting. Upaya untuk mendapatkan manuskrip kuno sudah dilakukan dalam bentuk kerja sama budaya antar-negara. Presiden Megawati Soekarnoputri pernah melakukan penandatangan kerja sama budaya. Dari kerja sama itu, keraton bernegosiasi untuk mendapatkan kembali manuskrip.

Puteri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu saat menerima rombongan staf Jenius, aplikasi milik BTPN dan jurnalis di Bale Raos Yogyakarta. TEMPO | Shinta Maharani

Advertising
Advertising

GKR Hayu menjelaskan Keraton Yogyakarta telah mendata setidaknya ada ribuan manuskrip kuno yang dirampas Raffles dan dibawa ke Inggris. Manuskrip kuno itu peninggalan Raja Hamengku Buwowo I dan dijarah selama Hamengku Buwono II berkuasa. Sebagian berada di Raffles Foundation dan dikoleksi orang per orang.

Untuk mendapatkan manuskrip itu, Keraton Yogyakarta harus membayar foto kopi karena mereka mengklaim koleksi itu dari hasil membeli. "Milik keraton sudah dijarah, eh malah kami harus bayar. Ini saya curhat" kata putri keempat Sultan Hamengku Buwono X ini. Menurut GKR Hayu, ketika Keraton Yogyakarta meminta agar pemerintah Inggris dan Belanda mengembalikan manuskrip kuno asli, mereka malah meragukan kemampuan keraton merawatnya.

Sebanyak 70 salinan manuskrip kuno itu sudah didata dan masuk dalam digitalisasi website Keraton Yogyakarta. Untuk mendapatkannya pun tidak mudah karena harus mencari sponsor untuk digitalisasi dan memastikan keamanannya. Sebanyak 70-an salinan manuskrip kuno itu diperoleh pada Maret 2019.

Untuk merayakan keberhasilan mendapatkan salinan itu, Keraton Yogyakarta menggelar simposium internasional budaya Jawa di Yogyakarta. "Untuk minta manuskrip asli perlu perjuangan lebih lama," kata GKR Hayu. Lewat digitalisasi manuskrip kuno itu, Keraton Yogyakarta ingin menunjukkan bahwa mereka berupaya mengenalkan ke masyarakat tentang sejarah dan kebudayaan Jawa.

Manuskrip itu di antaranya berisi tentang tari, babad, cerita wayang Mahabarata, Ramayana, dan nasihat raja-raja. Saat 30 tahun acara Jumenengan Sultan Hamengku Buwono X, Keraton Yogyakarta menampilkan tari-tari yang ada di manuskrip tersebut.

Berita terkait

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

7 jam lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

8 jam lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

16 jam lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

19 jam lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

1 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

1 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

2 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

3 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

4 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya