Bukan Pinokio, Ananda Badudu: Kebenaran Harus Disuarakan

Rabu, 2 Oktober 2019 05:16 WIB

Musikus dan mantan wartawan Tempo, Ananda Badudu, memberikan keterangan pers terkait penangkapan dirinya dan penggalangan dana untuk membantu aksi mahasiswa melalui KitaBisa.com di Gedung Tempo, Palmerah Barat, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019. Usai bebas, Ananda Badudu mendapat somasi dari Polda Metro Jaya terkait pernyataannya yang menyebut sejumlah mahasiswa diproses secara tidak etis oleh penyidik. TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Musikus sekaligus mantan jurnalis Tempo, Ananda Badudu mengatakan penggalangan dana yang ia lakukan untuk demonstrasi menolak rancangan undang-undang bermasalah oleh mahasiswa, adalah upayanya menyuarakan kebenaran. Ia mengatakan tak punya kepentingan apapun selain itu.

“Poin utama adalah kebenaran itu harus disuarakan seberapapun itu sulit, seberapapun itu berisiko karena saya bukan pinokio,” ucap eks personil duo Banda Neira yang akrab disapa Nanda ini di kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat, Jakarta, Selasa 2 Oktober 2019. Ia datang ke kantor lamanya untuk mengenang jurnalis senior Tempo mendiang Amarzan Loebis.

Menurut Nanda, filosofi soal kebenaran itu ia dapatkan dari sosok Amarzan yang dianggapnya sebagai gurunya. Selama enam tahun bekerja di Tempo, ia getol menghadiri kelas evaluasi yang diampu Amarzan setiap Selasa. “Beliau adalah guru jurnalistik dan politik yang sangat berpengaruh bagi saya pribadi,” ucap dia.

Amarzan pernah menjadi korban politik pada awal pemerintahan Orde Baru. Aktivitasnya sebagai wartawan dan sastrawan Lekra, organisasi kebudayaan sayap kiri di Indonesia yang dibentuk oleh Partai Komunis Indonesia. Pasca kejatuhan PKI, tanpa peradilan, Amarzan harus mengalami masa pembuangan di Pulau Bulu, Kepulauan Maluku selama bertahun-tahun.

Belajar dari keberanian Amarzan, kata Nanda, ia akan menghadapi somasi yang baru-baru ini dilayangkan oleh Polda Metro Jaya kepada dirinya. “Saya sudah siapkan tim hukum yang dampingi setiap pemeriksaan. Saya gak akan kabur. Saya tidak akan lari kalau dipanggil. Saya akan datang ke Polda,” tutur Nanda.

Advertising
Advertising

Sebelumnya Polda Metro Jaya menyatakan akan mengirimkan somasi kepada Nanda terkait ucapannya bahwa ia melihat banyak sekali mahasiswa digelandang di kantor polisi itu tanpa pendampingan dan prosedur yang benar. Polisi merilis bukti rekaman Close Circuit Television (CCTV) terkait pemeriksaan dua mahasiswa yang sempat ditahan bersamaan dengan Nanda.

Nanda sendiri digelandang ke Polda Metro Jaya pada Jumat dinihari, 27 September 2019 lantaran aktivitasnya mentransfer dana kepada mahasiswa untuk aksi massa menolak rancangan undang-undang bermasalah. “Kami akan mengirim somasi ke Ananda Badudu,” ujar Kepala Unit IV Subdirektorat Reserse Mobil Polda Metro Jaya Ajun Komisaris, Rovan Richard Mahenu di kantornya, Senin, 30 September 2019.

FIKRI ARIGI

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

9 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

12 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

13 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

14 jam lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

20 jam lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

1 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

1 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya