Pembelaan Tisna

Reporter

Editor

Rabu, 7 Mei 2008 13:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Let's Go Joget Komando! Begitu judul lukisan yang memperlihatkan sesosok orang yang terbelenggu pasungan berbentuk seperti pagar berwarna loreng tersebut. Sosok itu terpenjara dan tak bisa bergerak. Bahkan dua ujung benda (mirip bambu) yang memasungnya seperti menancap di kepala sosok itu. Di bagian bawahnya, sosok-sosok lain berjoget. Di bagian atas, kijang-kijang seperti berlari.Lukisan berukuran 180 x 130 sentimeter itu adalah salah satu karya perupa Tisna Sanjaya yang kini dipamerkan di Artsphere, Jakarta. Pameran bertajuk "Incarnation" itu berlangsung hingga 8 Mei mendatang. Tisna membawa berbagai persoalan ke dalam karyanya, mulai antiperang hingga perlawanan terhadap kapitalisme. Tengok saja karyanya yang berjudul Viva Arte Povera (dari bahasa Italia yang kira-kira berarti Jayalah Seni Kaum Miskin). Berbagai persoalan sosial bisa disimak dalam karya berukuran 190 x 140 cm itu. Ia meletakkan lambang Pancasila di tengah atas dan diapit dua arit yang pada bagian gagangnya bertulisan "Viva Kapitalismo" dan "Liberalista". Di bagian tengah, terdapat pelat etsa yang sering digunakan Tisna untuk berkarya. Sementara itu, pada bagian bawah, Tisna kembali menghadirkan barang sesungguhnya, berupa cangkul di kiri kanan dan palu di tengah. Pada salah satu papan cangkul, tampak gambar sosok gondrong yang mematahkan senjata dengan tulisan "No more war". Adapun papan cangkul lain memuat foto kuno petani yang tengah memanen jagung dengan plang yang bertulisan "Tanah ini dijual. Hubungi...". Setetes cairan merah mengalir dari gagang palu dan membuahkan sebuah lukisan panorama pegunungan serta sawah yang indah dan harmonis. Palu dan arit, bagi sebagian kalangan, masih merupakan lambang yang menakutkan. Adapun Tisna, yang meletakkan posisi palu dan arit yang tidak berdampingan, membebaskan orang mengartikannya. Ada semacam kemuakan akan sistem ekonomi yang menindas petani dalam Viva Arte Povera itu. Naluri alamiah Tisna adalah menghadirkan kemuakannya dalam karya seni. Tengoklah karya lainnya yang berjudul Viva Kapital, Aura Marhaen!. Degan media arang dan abu, Tisna menggambarkan sosok kegelapan sebagai latar. Kembali alat-alat sesungguhnya dihadirkan, seperti sekop, arit, dan palu. Bagian kiri bercoretan tinta merah "Aura Kapital" dan di kanan "Viva Marhaen". Tidak sampai di situ, simaklah detail coretan yang ditorehkan Tisna. Menurut kurator Rizki A. Zaelani, Tisna berkarya berdasarkan kondisi riil sosial dan ekonomi yang ditemuinya sehari-hari. Tisna, kata Rizki, memiliki pendirian dan komitmen tegas pada keyakinan yang dibelanya. "Setiap pendirian sikap yang dianut Tisna selalu bersifat ideologis dan politis," tulis Rizki dalam pengantar kuratorialnya. Karya-karya yang dipamerkan itu, Rizki menambahkan, menunjukkan penjelajahan Tisna dalam idiom seni lukis dan patung. Karya patungnya menjadi semacam artikulasi ulang dari kutipan yang berasal dari karya grafis etsanya sebelumnya. Adapun pada lukisan, ia memanfaatkan artikulasi efek warna untuk menjadikan beberapa kutipan imajinya tampak makin dramatis. l TITO SIANIPAR

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

54 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina

Baca Selengkapnya

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

25 Februari 2024

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.

Baca Selengkapnya

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.

Baca Selengkapnya

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.

Baca Selengkapnya

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.

Baca Selengkapnya

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.

Baca Selengkapnya

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.

Baca Selengkapnya