Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2019 Tampilkan Last Verses

Reporter

Dian Yuliastuti

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 28 April 2019 17:33 WIB

Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf, Ricky J.Pesik saat konferensi pers Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2019. TEMPO | Dian Yuliastuti

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf dan Yayasan Desain +Art Indonesia (YDAI) siap menghadirkan karya kolaborasi seniman kurator Indonesia di Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2019. Karya kolaborasi tersebut berjudul 'Lost Verses: Akal Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba'.

Segala perlengkapan untuk tema ini sudah ada di Venesia, Italia untuk diselesaikan perangkaiannya. Karya itu akan dinikmati para pecinta seni selama enam bulan, mulai 11 Mei sampai 24 November 2019.

'Lost Verses: Akal Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba' adalah kolaborasi tim yang terdiri dari Asmudjo Irianto, Handiwirman Sapurtra, Syagini Ratnawulan, dan Yakobus Ari Respati. Mereka baru membuat konsep setelah dewan juri, yang terdiri dari Dolorosa Sinaga, Jim Supangkat, Bambang Sugiharto, Nirwan Dewanto, dan St. Sunardi -menyeleksi proposal yang masuk.

"Tim mereka yang paling kuat dalam konsep dan eksekusi," ujar Dolorosa Sinaga, Ketua Dewan Juri yang menilai proposal, pada konferensi pers di kawasan Kebayoran Baru, Rabu, 24 April 2019. Isu yang mereka bawa berkaitan dengan tema besar Venice Art Biennale 2019 pada seksi International Exhibition, yakni 'May You Live in Intersting Time'.

Mereka terpilih setelah panitia dan dewan juri mengumpulkan nama, kurator, serta seniman yang dinilai berpotensi untuk bekerja bersama. Gagasan kolaborasi antar-pekerja seni ini muncul dari desakan supaya Paviliun Indonesia tak lagi dikerjakan oleh seorang seniman saja.

Baca: Venice Biennale Undang Seniman Indonesia Handiwirman

Dengan digarap bersama, maka Paviliun Indonesia tidak menampilkan siapa, melainkan apa yang bisa mewakili Indonesia. "Semestinya Paviliun Indonesia menampilkan faset penting perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia dan aspiraasi yang ditawarkan pada medan seni dunia," ujar Dolorosa.

Anggota dewan juri, Nirwan Dewanto juga menjelaskan waktu yang pendek tak memungkinkan banyak tim mempunyai konsep karya yang matang. Namun rupanya konsep karya tim Asmudjo ini cukup menonjol dan memperlihatkan satu kesatuan yang utuh. Sementara lainnya merupakan himpunan ide individual.

Setelah terpilih, tim ini kemudian menggodok konsep tentang interpretasi terhadap makna dalam hiruk pikuk komunikasi jagad dan risiko munculnya reinterpretasi. Wujudnya berupa sebuah meja, ratusan loker tranparan dari akrilik lengkap dengan objek di dalam setiap loker, ada pula bianglala yang bisa dinaiki serta ruang merokok.

Menurut Asmudjo, kolaborasi para seniman ini merupakan sebuah refleksi kritik seni kontempoer. Di Italia, seni kontemporer sudah menjadi hal yang jamak untuk waktu yang lama. Sedangkan di Indonesia masih seperti terpencil. "Risiko praktik seni rupa kontemporer metafora adalah cara membaca seni rupa global dan lokal," ujarnya.

Hingga kini, tim masih menegosiasikan dua hal kepada panitia Venice Biennale untuk melengkapi sajian karya. Mereka berharap bianglala yang dibuat, dipakai, dan dinaiki oleh pengunjung serta dibolehkan pengunjung merokok di ruang rokok yang merupakan bagian dari karya.

Panitia Venice Biennale belum memberikan lampu hijau kepada mereka karena pertimbangan keamanan. "Semoga mereka mau bernegosiasi. Tapi kalau tidak bisa, ya tidak apa-apa. Kami sudah melengkapi dan memperhitungkan semuanya," ujar Asmudjo.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kota di Eropa yang Paling Banyak Memiliki Destinasi untuk Pecinta Seni

18 jam lalu

Kota di Eropa yang Paling Banyak Memiliki Destinasi untuk Pecinta Seni

Sebuah penelitian menyusun daftar kota di Eropa yang memiliki banyak destinasi untuk penggemar seni

Baca Selengkapnya

Disambut Patung Pria Kurus Hidung Panjang, Megawati Singgung Politik Seni

4 hari lalu

Disambut Patung Pria Kurus Hidung Panjang, Megawati Singgung Politik Seni

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung politik seni saat meninjau pameran bertajuk Melik Nggendong Lali karya Butet Kartaredjasa.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

16 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

56 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

17 Maret 2024

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Dana Indonesiana Bantu Seniman Mendapatkan Akses Pendanaan

11 Maret 2024

Dana Indonesiana Bantu Seniman Mendapatkan Akses Pendanaan

Dana Indonesiana yang dikucurkan dari Dana Abadi Kebudayaan, mendorong seniman khususnya pelaku kesenian pertunjukan untuk mendapatkan akses pendanaan yang mudah.

Baca Selengkapnya

The Gum Wall, Dinding Permen Karet yang Menjadi Atraksi Seni di Seattle

14 Januari 2024

The Gum Wall, Dinding Permen Karet yang Menjadi Atraksi Seni di Seattle

The Gum Wall tak hanya sekedar kumpulan permen karet. Tapi menjadi atraksi seni yang menarik

Baca Selengkapnya

Profil But Muchtar Rektor ISI Yogyakarta Pertama, Seniman Sekaligus Akademisi, Tidak Lulus SD 3 Kali

1 Desember 2023

Profil But Muchtar Rektor ISI Yogyakarta Pertama, Seniman Sekaligus Akademisi, Tidak Lulus SD 3 Kali

But Muchtar tidak berhasil lulus SD sebanyak tiga kali. Tapi, pada akhirnya ia menjadi Rektor ISI Yogyakarta pertama.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Penguatan Pelestarian Seni dan Budaya Betawi

16 November 2023

Bamsoet Dorong Penguatan Pelestarian Seni dan Budaya Betawi

Terima Pengurus Bamus Betawi, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Penguatan Pelestarian Seni dan Budaya Betawi

Baca Selengkapnya

25 Tahun Selasar Sunaryo Art Space Pamerkan Karya Seni Rupa Pemilik, Anak, dan Menantu

11 November 2023

25 Tahun Selasar Sunaryo Art Space Pamerkan Karya Seni Rupa Pemilik, Anak, dan Menantu

Pameran karya mereka menjadi puncak peringatan Seperempat Abad Selasar Sunaryo Art Space di ruang galeri yang terpisah.

Baca Selengkapnya