Apel yang Tak Selesai

Reporter

Editor

Jumat, 25 Januari 2008 16:17 WIB

Sebuah apel tampak geroak menyisakan jejak gigitan manusia. Bila dipandang sepintas, lukisan bergaya realistis itu tak bakal meninggalkan kesan yang mendalam. Tapi, jika diamati lebih teliti, bakal melesakkan pertanyaan: ke mana bagian yang hilang dan seperti apa bentuknya? Persepsi pun terpancing untuk membuat rekaan-rekaan dan merangkainya menjadi bayangan benda yang utuh.Si pelukis, Kokok P. Sancoko, 33 tahun, memang sedang bermain-main dengan soal lengkap-tak lengkap itu. Ia menggelar pameran bertajuk "(In) Complete" di Biasa Art Space, Seminyak, Kuta, yang berlangsung hingga 30 Januari mendatang. Kokok seperti mengajak kita mencermati cara manusia memandang sebuah obyek dan merangkainya menjadi kenyataan yang utuh. "Itu adalah hal yang rumit tapi sangat menarik bagiku," dia menyebutkan. Pilihan terhadap benda yang akrab dengan kehidupan sehari-hari, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, membuat permainan lebih mudah melibatkan penikmat lukisannya.Saat melukis, berbagai pendekatan dilakukannya, di antaranya ia mencoba memindahkan bagian tertentu dari obyek ke panel yang berbeda. Misalnya, sebuah apel tampak geroak, dan bagian atau serpihan apel dilukis di panel yang berbeda. Namun, kedua panel tersebut masih merupakan satu rangkaian lukisan. Ada pula obyek yang didekati dengan cara membuat fokus di bagian tertentu pada obyek tersebut, sementara bagian-bagian obyek yang lain dibiarkan buram, seperti pada lukisan kubis. Ada juga bagian-bagian tertentu yang sengaja dihilangkan atau dipindahkan, tapi obyek itu diletakkan lagi di dalam panel yang sama.Cara lain adalah dengan memotong beberapa bagian obyek lalu diletakkan sedemikian rupa, sehingga obyek itu mengalami pergeseran dan perubahan bentuk karena efek potong-letak yang sangat diperhitungkan dan dilakukan dengan cermat. Yang paling sulit adalah melukiskan obyek yang tidak tampak keberadaannya, tapi bisa muncul dalam persepsi seseorang yang melihat lukisan tersebut. Ia seperti sedang melukis hantu.Untuk memudahkan pengerjaan, ia memotret benda yang dipilihnya menjadi obyek lalu mengolahnya di komputer. Setelah dicetak, ia pun memindahkannya ke atas kanvas. "Hasilnya pasti berbeda karena banyak hal di kepalaku yang tak bisa kupindahkan ke komputer," ujar perupa yang menekuni ilmu desain di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, ini.Pengamat seni Enin Supriyanto, yang menjadi kurator dalam pameran ini, menilai lukisan Kokok membuat penikmatnya terombang-ambing dalam permainan persepsi yang mengasyikkan. Mereka menghadapi kenyataan tampilan benda, dan sekaligus lukisan, yang serba tak lengkap. Dalam ruang persepsi semacam itulah mereka mulai menyusun "kelengkapan" benda dan lukisan itu.Pilihan terhadap obyek yang akrab dengan kehidupan sehari-hari, menurut Enin, merupakan strategi agar kita tergoda untuk melibatkan diri dalam pertanyaan itu.Begitu pula dengan teknik lukisan realistisnya. Soal yang sama sudah diajukan oleh seni lukis non representasional, seperti lukisan bercorak abstrak. Tapi masalahnya menjadi lain karena Kokok menghadirkan wujud dan bentuk dengan mengalihrupakan apa yang kita kenali sehari-hari. ROFIQI HASAN

Berita terkait

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

10 menit lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

20 menit lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

29 menit lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

35 menit lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Daniel Puas Balas Dendam ke Korea Selatan dan Bawa Indonesia ke Semifinal

57 menit lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Daniel Puas Balas Dendam ke Korea Selatan dan Bawa Indonesia ke Semifinal

Fajar / Daniel menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Korea Selatan pada perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

58 menit lalu

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.

Baca Selengkapnya

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

1 jam lalu

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN memastikan tidak ada permasalahan lahan untuk pembangunan runway Bandara VVIP di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Selain The Idea of You, 3 Film Baru yang Tayang di Prime Video Bulan Mei 2024

1 jam lalu

Selain The Idea of You, 3 Film Baru yang Tayang di Prime Video Bulan Mei 2024

Ada empat film dan tiga serial baru yang tayang di Prime Video Mei 2024

Baca Selengkapnya

Film Menjelang Ajal Tembus 250 Ribu Penonton dalam 3 Hari, Kisah Legenda Urban Jin Pelaris

1 jam lalu

Film Menjelang Ajal Tembus 250 Ribu Penonton dalam 3 Hari, Kisah Legenda Urban Jin Pelaris

Rapi Films mengimbau penonton yang hendak menonton film Menjelang Ajal di hari keempat penayangan.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

1 jam lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya