Menangisi Hutan Gundul

Reporter

Editor

Kamis, 29 November 2007 14:53 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Potlot (pensil) itu sungguh mencuri perhatian pengunjung Rumah Seni Cemeti. Terbuat dari kayu, tapi ukuran diameternya puluhan kali lebih besar daripada ukuran pensil normal, dengan ukuran panjang bak pensil pendek yang sudah tiba saatnya diapkir. Di bawahnya bertumpuk-tumpuk lempengan kayu yang dibentuk mirip hasil rautan pensil. Patung ini bertajuk Tinggal Menunggu Berhenti Menulis.Kreatornya, Samsul Arifin, 28 tahun, menggarapnya dalam citraan realis bentuk pensil jenis 2-B dari bahan kayu yang mengesankan terbuat dari kayu mahal. Lewat karya ini ia menghadirkan tamsil tentang kerusakan lingkungan akibat penebangan hutan. Kayu bakal raib dari permukaan bumi, habis dipakai untuk konsumsi manusia, termasuk untuk memproduksi pensil. "Saya membayangkan, ibarat pensil yang tinggal puntung, hanya tinggal menunggu waktu untuk berhenti menuliskan peristiwa," ujarnya.Karya Samsul merupakan satu dari enam karya seni rupa hasil karya enam perupa dalam pameran berseri dengan tema lingkungan hidup "Bocor #3" di Rumah Seni Cemeti, 7 November-8 Desember 2007. Sebagai karya seni rupa, Samsul berhasil secara efektif memadukan idium, medium, dan materi untuk karyanya. Ia berbicara tentang kerusakan lingkungan menggunakan bahan alam (kayu), dengan pensil sebagai simbol produk eksploitasi hutan, dan medium patung yang juga mengandung unsur instalasi sehingga lebih mendekatkan penonton pada pesan yang ia sampaikan.Tapi karya ini menyimpan kontradiksi yang fatal. Di satu sisi, sang perupa berniat mengkritik eksploitasi lingkungan hidup. Tapi, di sisi lain, ia memanfaatkan hasil eksploitasi itu (kayu) sebagai bahan mentah karyanya. Kontradiksi ini yang dicoba dikurangi pematung Anusapati, 50 tahun, pada karyanya bertajuk Ecolonial Awareness. Dosen seni patung ISI Yogyakarta ini menggunakan limbah kayu yang dibentuk menjadi balok berukuran kecil untuk membangun bentuk yang mirip tiang penyangga bangunan berarsitektur klasik Eropa. Selama ini Anusapati dikenal sebagai pematung yang menggunakan bahan kayu mentah, yang tentu bertentangan dengan semangat prolingkungan yang dikobarkan dalam pameran ini.Eko Prawoto, 50 tahun, tidak menggunakan limbah kayu, tapi ia menggunakan materi dari tumbuhan yang mudah hidup, yakni bambu. Arsitek yang dikenal suka memanfaatkan materi bekas ini menjadikan karya instalasinya sebagai wahana yang berisi deretan panjang fakta kerusakan lingkungan hidup. Ia menyusun batang bambu membangun struktur melingkar dengan mengeksplorasi ruang di dekat tiang penyangga bangunan galeri sebagai akhir alur struktur itu. Visualisasi karyanya ini mengingatkan kita pada rentangan film negatif di dalam kamera yang menggulung erat sehingga menyisakan ruang yang semakin sempit dan akhirnya berhenti pada kebuntuan. Tapi Eko lebih suka menyebut karyanya berbentuk geometri penampang kerang nautilus. Rentangan bambu itu menjadi potret masalah lingkungan hidup yang muncul lewat teks tulisan tangan di atas kertas kecil, semisal "Sejak 2001-2006, penebangan kayu ilegal mencapai 23.323 juta meter kubik tiap tahun". Tapi ada ironi: kertas kecil itu hasil produksi pabrik pulp yang ikut melakukan perusakan lingkungan karena melibas jutaan hektare hutan tropis. Kenapa pesan itu tidak ditulis langsung di permukaan bambu? Ironi yang sama tampak pada karya patung Andita Purnama, 28 tahun. Gagasan kritisnya terhadap penggundulan hutan dia wujudkan lewat citraan pohon dari bahan terakota dalam posisi disalib. Hingga di sini karya Andita tak bermasalah. Ia menggunakan idium yang menarik dengan bahan tanah yang tersedia berlimpah. Tapi sikap prolingkungannya menjadi berantakan ketika ia memutuskan menggunakan bahan kayu utuh sebagai salib yang ditempeli uang logam Rp 100. Karena pameran ini mengusung isu lingkungan, kesan yang muncul adalah Andita baru saja menebang pohon besar di hutan lalu diboyong ke ruang pameran untuk karya seni yang memprotes penggundulan hutan. Apa kata dunia?Dalam gerakan artist initiative, sang seniman sekaligus berperan sebagai aktivis yang sadar semua tindakannya yang bersifat publik mengandung unsur kampanye gerakan. Ia juga paham semua segi gerakan sosial yang ia lakoni sehingga terhindar dari tindakan kontradiktif yang bakal merugikan gerakan. Namun, pada pameran berlabel lingkungan ini, kurasi dan seniman masih berkutat di bawah tempurung kecil kesenian. RAIHUL FADJRI

Berita terkait

Fakta-Fakta Bambang Hartono Pemilik Como 1907, Pernah Jadi Atlet Indonesia Tertua

1 menit lalu

Fakta-Fakta Bambang Hartono Pemilik Como 1907, Pernah Jadi Atlet Indonesia Tertua

Bambang Hartono Pemilik Como 1907 adalah seorang atlet bridge. Ia menjadi atlet tertua kontingen Indonesia untuk Asian Games 2018 di usia 78 tahun.

Baca Selengkapnya

Tinju Dunia Kelas Berat: Tyson Fury Tak Terima dengan Kekalahan, Sebut Oleksandr Usyk Menang karena Simpati Juri atas Ukraina

3 menit lalu

Tinju Dunia Kelas Berat: Tyson Fury Tak Terima dengan Kekalahan, Sebut Oleksandr Usyk Menang karena Simpati Juri atas Ukraina

Tyson Fury tidak terima dengan kekalahan dari Oleksandr Usyk dalam perebutan gelar juara sejati tinju kelas berat.

Baca Selengkapnya

Fahri Bachmid Gantikan Sementara Yusril yang Mundur dari Ketum PBB

8 menit lalu

Fahri Bachmid Gantikan Sementara Yusril yang Mundur dari Ketum PBB

Pergantian Yusril Ihza Mahendra dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang dianggap telah dilakukan secara demokratis dan sah.

Baca Selengkapnya

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

16 menit lalu

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) AHY penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali bisa menciptakan solusi pengeloaan air global

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

16 menit lalu

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Warga di Tujuh Desa Dievakuasi

Warga yang tinggal di tujuh desa dievakuasi setelah Gunung Ibu dua kali meletus pada Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Proliga 2024 Minggu 19 Mei: 3 Laga Terakhir Pekan Keempat, Posivo dan STIN BIN Beraksi Lagi

24 menit lalu

Jadwal Proliga 2024 Minggu 19 Mei: 3 Laga Terakhir Pekan Keempat, Posivo dan STIN BIN Beraksi Lagi

Jadwal Proliga 2024 akan kembali hadir pada Minggu, 19 Mei. Tiga laga terakhir pekan keempat akan berlangsung di Gresik.

Baca Selengkapnya

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

28 menit lalu

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

Nasdem menyatakan penambahan kementerian melalui revisi UU Kementerian Negara menciptakan partisipasi publik.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

33 menit lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Thailand Open 2024 Hari Ini, Ana / Tiwi Hadapi Wakil Tuan Rumah Unggulan Pertama

38 menit lalu

Jadwal Final Thailand Open 2024 Hari Ini, Ana / Tiwi Hadapi Wakil Tuan Rumah Unggulan Pertama

Pertandingan Ana / Tiwi akan menghadapi Jongkolphan Kititharakul / Rawinda Prajonjai di final Thailand Open 2024 akan dimainkan di partai keempat.

Baca Selengkapnya

1.500 Orang Badui Jalani Ritual Seba di Serang

50 menit lalu

1.500 Orang Badui Jalani Ritual Seba di Serang

Ritual Seba merupakan tradisi masyarakat adat Suku Badui, sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.

Baca Selengkapnya