Hari Kartini 2018, Menengok Pencapaian Keren Mouly Surya

Reporter

Aisha Shaidra

Sabtu, 21 April 2018 09:06 WIB

Patrick Vuittenez, Fauzan Zidni (produser Cinesurya), Mouly Surya (sutradara), Georges Goldenstern (L`Atelier dela Cinefondation, project market Cannes), Rama Adi (produser Cinesurya). dok. Mouly

TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Kartini 2018 nama Mouly Surya menarik ditengok atas sejumlah pencapaiannya di bidang perfilman pada tahun lalu. Mari kita simak.

"Anak perempuan belajar film, mau jadi apa?" Kalimat yang dilontarkan sang ayahanda itu tampaknya menancap kuat dalam benak Mouly Surya. Saat itu Mouly meminta ijin untuk kuliah di Jurusan Film Institut Kesenian Jakarta, tapi tak dikabulkan.

Sang ayah lalu memintanya belajar jurnalistik dan sastra di Australia. Hal itu dituruti Mouly Surya dan ia kuliah di Media and Literature Swinburne University, Melbourne, Australia (1999-2003). Namun setelah lulus ia memutuskan kuliah di bidang perfilman. Dia meraih Master pada Film and Television Bond University, Gold Coast, Australia 2004-2005.

Jika Mouly Surya menekuni bidang jurnalistik atau sastra, mungkin kita tak melihat namanya berkibar di dunia internasional seperti saat ini. Perempuan kelahiran Jakarta pada 37 tahun silam ini mengambil alih kemudi hidupnya, dan melabuhkan cinta pada dunia perfilman. Ya, dia memilih jalan hidup sebagai sutradara.

Lalu kita tahu, pada April 2017 lalu karyanya menembus Directors' Fortnight, Festival Film Cannes. Ini sebuah pencapaian spektakuler, tentu saja. Sebab Festival Cannes itu sangat prestisius.

Advertising
Advertising

Film Mouly berjudul Marlina, Si Pembunuh Dalam Empat Babak adalah satu diantara 20 film panjang yang berhasil menyisihkan 1.679 film hasil seleksi Directors' Fortnight Cannes. Penonton di Cannes pun merespo sangat baik film ini.

Saat diputar perdana di Teater Quanzaine, Cannes, Prancis, Mei 2017, penonton teater berkapasitas 800-an itu pun memberi standing ovation, begitu film berakhir. Pujian juga banyak disuarakan wartawan Prancis sebelum mereka mengajukan pertanyaan saat sesi Tanya-jawab.

Mouly Surya telah menancapkan tonggak. Dia adalah sutradara perempuan pertama Indonesia yang berhasil menembus tempat terhormat di Cannes.Mouly Surya. TEMPO/Nurdiansah

Film ini berumur sangat panjang. Setelah dari Cannes ia berkelana ke berbagai festival dan meraih penghargaan. Film ini juga diputar di berbagai forum terhormat. Pekan lalu, Marlina diputar di Lembaga Film Inggris (British Film Institute/BFI) bertempat di Southbank London dan medapat sembutan meriah.

"Saya merasa senang dan bangga film saya bisa ditayangkan di British Film Institute (BFI) London, dan juga premier di bioskop di London," ujar dia.

Apakah istimewanya Marlina? Wartawan Tempo dan kritikus film Leila S Chudori menulis: Film Mouly selalu menampilkan perempuan sebagai protagonis. Dalam kedua film sebelumnya (Fiksi dan What They Don't Talk About When They Talk About Love), Mouly menampilkan para perempuan muda yang menuju kedewasaan.

Lalu Film Marlina mempelrihatkan seorang perempuan dewasa yang kehilangan suami dan anak serta segala perlindungan. Dia harus berdiri sendiri, mengayunkan golok, untuk kemudian hanya bisa "mengadu" kepada jenazah sang suami tanpa kata-kata.

Tak aneh jika Marlina menjadi film Indonesia pertama yang berhasil menembus seleksi Quinzaine des Réalisateurs atau Directors' Fortnight, yang mengorbitkan nama-nama seperti Werner Herzog, Jim Jarmusch, Spike Lee, dan Sofia Coppola, di Festival Film Cannes 2017.

Mouly Surya tampaknya memang membawa suara perempuan dalam karya-karyanya. Hal itu juga terlihat oleh juri Five Flavours Film Festival di Polandia yang memenangkan karyanya pada Nomber 2017 lalu. "Tidak diragukan lagi, Mouly Surya merupakan salah satu talenta Asia yang luar biasa saat ini dan ia membawa suaranya yang khas dalam film ini," kata para juri.

Film bagai jalan pedang bagi Mouly Surya. Lewat karya di layar lebar ini ia bertekad menghidupkan ide-idenya. Kepada Tempo ia pernah mengatakan bahwa ini adalah jalan sunyi. "Ini bukan bisnis making money. Film yang komersial pun bisa jeblok di pasaran," katanya kepada Tempo beberapa tahun silam.

Kartini dulu juga menempuh jalan sunyi ketika memutuskan bergerak memajukan kaumnya. Toh, itu terbukti tidak sia-sia. Perjuangan Mouly Surya hari ini tampaknya juga mulai menunjukkan hasil dna faedahnya. Kemulian, kadang memang hasil dari perjalanan sunyi semacam ini.

TULUS WIJANARKO | AISHA SHAIDRA | YOPHIANDI

Berita terkait

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

6 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

8 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

10 hari lalu

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

27 persen perempuan sebagai pimpinan puncak perusahaan.

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

11 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

12 hari lalu

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

12 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

12 hari lalu

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

13 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

13 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya