Vanessa Williams Pukau Penonton di Hari Pertama Java Jazz 2018
Reporter
Aisha Shaidra
Editor
Nunuy Nurhayati
Sabtu, 3 Maret 2018 10:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Bergaun merah panjang tanpa lengan dan diiringi enam personal band, penyanyi asal Amerika Serikat Vanessa Williams tampil di ajang Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018 di BNI Stage, JIExpo Kemayoran, Jumat, 2 Februari 2018.
Baca: Glenn Fredly Bangga Main di Hari Pertama Java Jazz 2018
Lagu Comfort Zone jadi pembuka penampilan Vannessa Williams yang juga jadi penutup hari pertama Java Jazz 2018."Where do we go... When there's a need to be loved. Like you need to be loved..."
Lagu demi lagu yang dirilis sejak awal 90-an dibawakan Vanessa. Usai Comfort Zone, ia membawakan Heart, disambung The Right Stuff, dan Dreamin yang diambil dari album debutnya. Selanjutnya ia membawakan Love Is yang sejak musiknya dimainkan sudah mendapat reaksi dari penonton, menandakan banyak yang tahu dan menyukai lagu tersebut. Love Is dibawakan Vanessa Williams berduet dengan Brian McKnight pada 1993.
Vanessa sempat mengambil jeda bernyanyi untuk bercerita. Ia menceritakan pengalaman memenangkan penghargaan Best Original Song di ajang Academy Awards 1996. lalu mengalunlah lagu yang dimaksud, Colors of the Wind yang merupakan soundtrack dari film animasi Walt Disney, Pocahontas.
Vanessa pun sempat bercerita soal kehidupannya. Ia bercerita tentang keluarga dan anak-anaknya yang perlahan sudah beranjak dewasa. Ia pun berseloroh bahwa dirinya kini sudah makin tua. Tapi aksi wanita berusia 54 tahun ini tetap menunjukkan kualitasnya tersendiri. Suaranya senantiasa penuh energi.
Diiringi lagu Constantly, Vanessa Williams juga memperkenalkan kebersamaannya dengan band pengiring yang sudah membersamai kariernya selama 20 tahun. Ia pun memperkenalkan mereka satu persatu.
Tak salah jika Vanessa Williams mengisi panggung terakhir di malam pertama Java Jazz Festival 2018. Berulangkali tepuk tangan penonton mengapresiasi usai dirinya bernyanyi lagu demi lagunya mengantar penonton untuk bernostalgia. Terutama saat dia membawakan lagu Save The Best for Last yang pada masanya pernah merajai tangga lagu dunia era 1990-an.
