Eagle Awards Documentary Competition 2017 Usung Tema Pendidikan

Jumat, 13 Oktober 2017 17:08 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Festival film dokumenter tahunan Eagle Awards Documentary Competition kembali digelar. Ini Eagle Awards mengambil tema Indonesia Cerdas. Hal tersebut diputuskan setelah melihat kondisi yang banyak terjadi saat ini.

“Kita melihat persoalan hari ini persoalan yang berbau ras, perselisihan yang sepertinya berakar di persoalan pendidikan,” jelas Head Development Eagle Institute Tedika Puri Amanda di kawasan Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Oktober 2017.

Teddy mengatakan ia ingin menunjukkan persoalan pendidikan merupakan aspek yang penting untuk memajukan bangsa. Oleh sebab itu ia ingin memotret pendidikan yang terjadi di masing-masing wilayah di Indonesia melalui kacamata dokumenter. “Seperti kearifan lokal, konflik daerah,” jabarnya.

Teddy menambahkan dalam acara ini juga menunjukkan persoalan pendidikan dari sudut pandang kritis dimana pendidikan bukan hanya konteks bangku sekolah dan gedung. “Tapi lebih dari itu. Pendidikan pemberdayaan masyarakat, pendidikan pengelolaan sumber daya, dan pendidikan cara berfikir masyarakat daerah itu.”

Itulah mengapa tema soal pendidikan menurutnya penting diangkat.

Advertising
Advertising

Sosiolog Imam B. Prasodjo yang turut hadir malam itu mengutarakan pendapatnya. “Sekali lagi ini menggambarkan di tengah derap progres yang sekarang terjadi di kota-kota,ada yang tertinggal, ” tuturnya usai menonton film dokumenter.

Ia mengatakan walaupun ada masyarakat yang masih tertinggal tetapi mereka tetap berupaya untuk berjuang dengan segala kemampuan yang mereka punya. “Saya kira film ini mengunggah kita untuk tidak melupakan orang-orang seperti itu yang jumlahnya masih begitu banyak,” kata Imam.

Imam menambahkan kelima film dokumenter yang ditayangkan memiliki nilai-nilai edukatif serta menunjukkan perjuangan orang-orang terbaik di lingkungannya.

Menurutnya, setiap masyarakat terbaik di masing-masing wilayah perlu mendapatkan perhatian dari lingkungannya. “Karena orang-orang ini bukan orang yang disuruh atau diprogram,” ujar Imam.

Menurut Imam untuk pendidikan di Indonesia, ia memiliki keyakinan bahwa dengan memakai cara konvensional yang mengandalkan birokrasi tidak akan memberikan banyak perubahan.

Cara lebih baik menurut dia adalah lewat mengumpulkan masyarakat terbaik dan diberi fasilitas ke wilayah perbatasan secara bergantian dan melakukan jaringan. “Saya kira Indonesia akan berubah lebih cepat,” tuturnya.

Imam menambahkan hal tersebut merupakan cara yang efektif daripada jalur-jalur birokrasi yang tidak menghasilkan terobosan karena persyaratan yang rumit.

Eagle Awards Documentary Competition 2017 mengambil tema ‘Indonesia Cerdas’ yang menunjukkan lima film dari beberapa wilayah di Indonesia.

Film-film tersebut berjudul ‘Marka’, ‘Andreas, Melawan Realitas’, ‘Mengeja Belantara’, ‘Mendengar Senyuman’, dan ‘Di atas Genteng’. Dalam kelima film tersebut, Eagle Award menunjukkan kepada penonton keberagaman perspektif dan cara melihat kenyataan yang unik serta konstruktif dunia pendidikan.

Berita terkait

Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung dari Jokowi, Ahli Bahasa, Sosiolog UI, dan Profesor Linguistik UGM

34 hari lalu

Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung dari Jokowi, Ahli Bahasa, Sosiolog UI, dan Profesor Linguistik UGM

Jokowi pernah beri definisi yang berbeda antara mudik dan pulang kampung saat Pandemi Covid-19. Ini pandangan ahli bahasa dan Profesor Linguistik UGM.

Baca Selengkapnya

Profil Imam Prasodjo dan Onno W. Purbo, Dua dari 12 Panelis Debat Capres Pamungkas

3 Februari 2024

Profil Imam Prasodjo dan Onno W. Purbo, Dua dari 12 Panelis Debat Capres Pamungkas

Debat capres pada 4 Februari 2024 mengikutsertakan 12 akademisi dan praktisi sebagai panelis. Imam Prasodjo dan Onno W. Purbo, dua di antaranya.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Bertemu Aktivis Antikorupsi, Pajak Kekayaan Diklaim Sulit Diterapkan

3 Maret 2023

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Bertemu Aktivis Antikorupsi, Pajak Kekayaan Diklaim Sulit Diterapkan

Berita bisnis terkini. Sri Mulyani bertemu sejumlah aktivis antikorupsi. Pajak Kekayaan diklaim sulit diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Imam Prasodjo dan Mimpi Menularkan Kampung Ilmu ke Pelosok Indonesia

31 Oktober 2021

Imam Prasodjo dan Mimpi Menularkan Kampung Ilmu ke Pelosok Indonesia

Ketua Pengurus Yayasan Nurani Dunia Imam Prasodjo berharap ada perubahan dalam mengelola pendidikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Keterlibatan Tim Pemadam Kebakaran Pertamina Diapreasiasi Anggota DPRD

24 Agustus 2020

Keterlibatan Tim Pemadam Kebakaran Pertamina Diapreasiasi Anggota DPRD

Menurut sosiolog Imam Prasodjo, keterlibatan Tim Pemadam Kebakaran PT Pertamina bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam penanggulangan bencana.

Baca Selengkapnya

Sosiolog Perkenalkan Tiga Konsep Pertahanan dari Virus Corona

20 Maret 2020

Sosiolog Perkenalkan Tiga Konsep Pertahanan dari Virus Corona

Imam juga mengimbau lembaga negara maupun swasta memantau setiap pegawainya untuk memastikan mereka tidak sakit selama wabah virus Corona merebak.

Baca Selengkapnya

Pansel Saring 13 Kandidat Anggota Tim Penasihat KPK dari 3.256 Pelamar

21 Maret 2017

Pansel Saring 13 Kandidat Anggota Tim Penasihat KPK dari 3.256 Pelamar

Tim Panitia Seleksi Penasihat KPK telah meloloskan 13 nama, yang lalu diseleksi kembali hingga mengerucut nama nama sebagai tim penasihat.

Baca Selengkapnya

Imam Prasodjo Terpilih Jadi Ketua Pansel Penasihat KPK

30 Januari 2017

Imam Prasodjo Terpilih Jadi Ketua Pansel Penasihat KPK

KPK memilih sosiolog Imam Prasodjo sebagai Ketua Panitia Seleksi Pemilihan Penasihat KPK.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mau Kebiri Pelaku Pedofil, Ini Usulan Imam Prasodjo  

22 Oktober 2015

Jokowi Mau Kebiri Pelaku Pedofil, Ini Usulan Imam Prasodjo  

Hukuman kebiri bagi pelaku pedofil yang disetujui Presiden Jokowi dinilai tidak komprehensif.

Baca Selengkapnya

Imam Prasodjo Usul Rekonsiliasi G30S 1965, Ini Syaratnya

30 September 2015

Imam Prasodjo Usul Rekonsiliasi G30S 1965, Ini Syaratnya

Imam Prasodjo mengatakan rekonsiliasi terhadap korban tragedi
pembantaian anggota dan simpatisan PKI tahun 1965 harus dibentuk secara komprehensif.

Baca Selengkapnya