Bung Karno Pernah Buru Lukisan Ramualdo Locatteli
Editor
Dian Yuliastuti
Kamis, 3 Agustus 2017 17:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Pameran Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia kembali digelar untuk kedua kalinya. Kali ini menampilkan 48 karya dari 41 seniman. Salah satu karya seniman yang dipamerkan adalah karya pelukis Italia, Ramualdo Locatteli yang berjudul Menggaru Sawah di Jawa. Presiden Sukarno menyukai karya pelukis kelahiran Bergamo ini dan pernah memburu karyanya.
Karya ini merupakan satu dari puluhan karya yang dipamerkan dalam pameran bertajuk Senandung Ibu Pertiwi, yang digelar di Galeri Nasional Indonesia pada 2-31 Agustus 2017 mendatang.
Menurut pengamat seni rupa Agus Dermawan T, Ramualdo adalah pelukis keluarga Kepresidenan Filipina. Ia mewarisi bakat melukis dari ayahnya yang pelukis dekoratif Luigi Locatteli.
Ia belajar melukis pada usia 11 tahun dan ikut membantu ayahnya membuat lukisan geraja paroki San Filastro pada usia 14 tahun. Ia kemudian belajar tentang seni rupa dan masuk Akademi Carrara dengan gurunya Ponciano Loverini.
”Pada 1938, ia mengikuti Biennale Venesia, biennale seni rupa yang tertua dan berpengaruh di seni rupa,” ujar Agus melalui email kepada Tempo. Dari sana kesuksesan mengikutinya. Beberapa tokoh besar mulai dari Paus hingga Mussolini mengoleksi karyanya.
Pada sekitar 1940, ia pergi ke wilayah Asia di Hindia Belanda dan tinggal di Bali. Ia sering juga tinggal di Jawa. Dia pun melukis situasi di mana ia tinggal, khususnya melukis pemandangan. “Kala itulah Bung Karno menyukai karyanya, yang 15 tahun kemudian diburu ketika beliau menjadi presiden,” ujar Agus.
Locatteli kemudian pergi ke Filipina dan menjadi pelukis keluarga Kepresidenan Filipina. Malang nasibnya ketika Jepang menyerbu negara ini. Locatteli dituduh sebagai mata-mata dan dibinasakan pada Februari 1943.
Lukisan Locatteli berjudul Menggaru Sawah di Jawa ini pernah rusak parah dan diperbaiki beberapa bulan lalu. Mantan Kepala Biro Pengelolaan Istana, Kantor Sekretariat Negara Ade Wahyuni Saptantinah mengatakan lukisan ini pernah tak terurus. Saat ia masuk di kantor ini, ia melihat lukisan ini tak terpasang dan tak terawat.
”Lukisan ini pernah digulung begitu saja, meski sudah diperbaiki masih terlihat retak-retak di lukisan ini,” ujar Ade kepada Tempo sambil memperlihatkan lukisan tersebut.
DIAN YULIASTUTI