Happy Salma memerankan soso istri Sukarno, Inggit Ganarsih dalam pementasan Monolog Inggit, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (9/5). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ada juri yang paling afdol bagi Jero Happy Salma Wanasari untuk menciptakan goyang dangdut yang berbeda selain suaminya sendiri. Perempuan 35 tahun ini menggali ide dari banyak sumber, salah satunya YouTube, untuk berlenggak-lenggok sebagai biduan panggung.
Berbagai gerakan yang happy coba mendapat kritik dari sang pendamping. “Dibilang kayak gerakan senam lah, kayak cheerleader lah, pokoknya macem-macem,” kata Happy, Jumat dua pekan silam. Sorotan itu justru membuat ia terus ingin menggali lebih jauh.
Happy belajar berjoget ria demi menghidupkan perannya sebagai penyanyi dangdut bernama Liza Sasya, dalam pentas monolog #3Perempuan Bukan Bunga Lelaki, dua pekan lalu.
Ini peran yang menantang karena karakter Liza adalah perempuan yang hanya mementingkan diri sendiri. Sebelumnya Happy kerap melakonkan perempuan berkarakter mandiri, seperti Nyai Ontosoroh. Maka ia ingin total.
"Kalau malu-malu, nanti nanggung,” ujar peraih Piala Citra di FFI 2010 itu. Tidak sia-sia. Malam itu Happy bergoyang luwes. Panggung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tempat pementasan, menjadi rancak. Penonton pun memujinya. Tariik, maang...!