Kritik Terhadap Antropologi dan Etnografi

Reporter

Jumat, 28 Agustus 2015 22:00 WIB

Arkipel 2015

TEMPO.CO, JAKARTA—Suku Yanomani yang hidup di belantara Amazon selama dasawarsa 1960-1970an sempat menjadi primadona riset antropologis karena keasliannya yang belum terjamah dunia luar. Tiga puluh tahun kemudian, gugatan dilancarkan pada peneliti di era itu. Nicholas Chagnon, peneliti yang tinggal lama di sana dikritik sesama antropolog Kenneth Good. Sebab, Chagnon menggambarkan suku Yanomani sebagai suku bengis yang suka berperang. Riset Chagnon yang menyebut malprotein terjadi dalam suku tersebut juga dikritik habis oleh Kenneth Good yang beristerikan seorang putri dari suku tersebut. Chagnon balik membalas kalau Good adalah seorang pedofil, karena menikahi putri kepala suku yang masih berusia 11 tahun. Good sendiri menerbitkan buku tentang pernikahannya dengan putri Yanomani layaknya kisah cinta antara peneliti dan objek yang diteliti.


Kepala suku Yanomani mengatakan kalau pernikahan itu untuk mengikat orang asing dengan suku. “Sebab, Naba (orang asing) selalu membawa benda-benda yang bermanfaat.” Lalu adegan bergeser pada awal film God Must be Crazy (1999). Dalam film tersebut, Xi dari suku Bushmen menemukan botol kosong Coca Cola yang jatuh dari langit—tepatnya dibuang oleh pilot pesawat. Lalu botol tersebut dimanfaatkan secara bergantian oleh penduduk desa, hingga akhirnya menimbulkan pertengkaran. Lalu pertanyaan itu muncul : “Apakah pertemuan dengan mereka yang ada di luar suku selalu menimbulkan bencana?”


Semuanya direkam dalam film dokumenter berjudul Segredos da Tribo atau Secrets of The Tribe yang dibuat pada 2010. Dalam Festival Film Eksperimen dan Dokumenter Internasional Arkipel 2015, film ini ditayangkan Kamis, 27 Agustus 2015 dalam segmen Constructing/Deconstructing Illusion/Reality di Goethehaus Jakarta. Film ini mencatat kritik dan perdebatan akademis dalam dunia antropologi dan metode penelitian etnografi hingga saat ini. Apakah kehadiran peneliti tidak mempengaruhi kelompok yang diteliti?


Chagnon, membawa dokter-dokter dari Amerika untuk menyuntikkan vaksin cacar. Tepat setelah kepergian Chagnon dan dokter-dokter itu, suku Yanomani yang selama ini sehat justru sakit karena cacar. “Sebanyak 30 orang meninggal di desa kami. Aku kehilangan lima orang anggota keluarga, Kini hanya aku yang tersisa,” kata seorang Yanomani tua dalam film itu sembari tersedu. Chagnon yang kerap membawa benda-benda berharga seperti parang juga dituding menjadi pihak yang merusak keaslian suku itu. Parang itu digunakan untuk berperang, Sebelumnya, tak ada perkelahian yang melibatkan parang atau besi-besi lainnya.


Rekan Chagnon, Jacques Lizot juga dituding sebagai peneliti yang mengeksploitasi anak laki-laki suku Yanomani dalam hubungan homoseksual. Sejumlah lelaki dari suku ini menceritakan bagaimana Lizot mengiming-imingi benda-benda seperti tempat tidur gantung, tape recorder hingga motor agar mereka memenuhi hasrat seksual dari Lizot. Sejumlah ahli bahasa juga mengungkapkan keheranan mereka atas piawainya Lizot mengungkap bahasa-bahasa lokal yang berhubungan dengan seksualitas dalam buku-bukunya.


Advertising
Advertising

Film ini dibuat dengan standar teknik dokumentasi. Banyak mengambil kutipan-kutipan wawancara antar antropolog layaknya talking-news. Keistimewaan film ini adalah membongkar pelanggaran etika yang dilakukan peneliti saat melakukan penelitian. Film ini pernah diputar di Sundance Film Festival 2015 dan merupakan dinominasikan untuk memperoleh Grand Jury Award.


AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

Berita terkait

Anak Barack Obama, Malia Obama Debut Sutradara Film Pendek

22 Januari 2024

Anak Barack Obama, Malia Obama Debut Sutradara Film Pendek

Anak Barack Obama, Malia Obama hadir dalam festival ini sebagai sutradara dari film pendek The Heart

Baca Selengkapnya

Emma Stone Menerima Penghargaan Palm Springs, Simak Asal-usul Acara Itu

7 Januari 2024

Emma Stone Menerima Penghargaan Palm Springs, Simak Asal-usul Acara Itu

Emma Stone, pemenang Desert Palm Achievement Award - Aktris untuk Poor Things dalam Penghargaan Festival Film Internasional Palm Springs ke-35

Baca Selengkapnya

Film Satir Bertema Konflik India dan Pakistan Buka Jogja-Netpac Asian Film Festival 2023

26 November 2023

Film Satir Bertema Konflik India dan Pakistan Buka Jogja-Netpac Asian Film Festival 2023

Jogja-Netpac Asian Film Festival kali ini mengambil tema Luminescene yang berarti pijaran.

Baca Selengkapnya

Jakarta Film Week 2023 Resmi Dibuka dengan Film Budi Pekerti

26 Oktober 2023

Jakarta Film Week 2023 Resmi Dibuka dengan Film Budi Pekerti

Jakarta Film Week 2023 dihelat pada 25 sampai 29 Oktober 2023 dengan memutarkan total 103 film dari 44 negara.

Baca Selengkapnya

90 Film dari 54 Negara akan Ditayangkan di Jakarta World Cinema Week Bulan Depan

22 Oktober 2023

90 Film dari 54 Negara akan Ditayangkan di Jakarta World Cinema Week Bulan Depan

Garin Nugroho menyatakan, Jakarta World Cinema Week mampu menghadirkan sebuah festival film internasional dengan jenis lebih beragam.

Baca Selengkapnya

Science Film Festival ke-14 Dibuka, Goethe-Institute: Sains Bisa Menyenangkan

21 Oktober 2023

Science Film Festival ke-14 Dibuka, Goethe-Institute: Sains Bisa Menyenangkan

Festival film Goethe-Institut ini merupakan perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara dan Selatan, Afrika, serta Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Believer 2: Lanjutan Upaya Detektif Won Ho dalam Believer

8 Oktober 2023

Believer 2: Lanjutan Upaya Detektif Won Ho dalam Believer

Aktris Korea Selatan, Han Hyo Joo akan tampil dalam Believer 2 sebagai antagonis, Big Knife

Baca Selengkapnya

Mengenal Busan International Film Festival yang Berlangsung sampai 13 Oktober 2023

6 Oktober 2023

Mengenal Busan International Film Festival yang Berlangsung sampai 13 Oktober 2023

Busan International Film Festival telah dibuka pada 4 Oktober 2023. Acara itu berlangsung sampai 13 Oktober.

Baca Selengkapnya

Deretan 16 Film Indonesia yang Ikut Festival Film Busan

5 Oktober 2023

Deretan 16 Film Indonesia yang Ikut Festival Film Busan

Berikut adalah daftar film Indonesia yang ikut serta dalam Busan International Film Festival, Korea Selatan yang berlangsung 4-13 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Jakarta Film Week 2023, Digelar di Beberapa Lokasi dan Diikuti 57 Negara

1 Oktober 2023

Serba-serbi Jakarta Film Week 2023, Digelar di Beberapa Lokasi dan Diikuti 57 Negara

Dimeriahkan sineas lokal dan internasional, Jakarta Film Week 2023 akan hadir di beberapa tempat di Jakarta untuk majukan perekonomian.

Baca Selengkapnya