Dima, Musik Balada, dan Troubadour Indonesia

Reporter

Editor

Hari prasetyo

Rabu, 3 Juni 2015 05:34 WIB

Dima Miranda menghibur penonton saat tampil di Warung Apresiasi Bulungan, Jakarta, 29 Mei 2015. Putri Soesilo

TEMPO.CO, Jakarta - Di Warung Apresiasi Bulungan (Wapres), Jakarta Selatan, Jumat 29 Mei 2015, Dima Miranda menggelar konser musiknya bertajuk Catatan Bunyi Dima Miranda. “Sebenarnya ada kata-kata tambahannya yaitu Searah Pulang,” kata Dima.


Tapi, sang suami, musisi juga, Freddy Lengkong, memberi usul supaya kata searah pulang dihapus saja. Manusia pada akhirnya memang akan pulang alias meninggal. Tapi, Dima dan Freddy dengan perjalanan hidup masing-masing sebagai manusia dan seniman masih mau mengisi jalan ke arah pulang itu dengan berkarya menuruti suara hati.


Dengan dukungan penyanyi dan musisi dari berbagai latar belakang --Bonita, Petrus B. Adi, Doweng Angkiry, Anang Haryono, Hendrikus Wisnu Nugroho, Suluh Gembyeng, Hengky, Ipul, Budi, Yan Mahmud, vokalis dari grup Arwana, dan Egi Fedly, tokoh film dan sinetron yang aktif di komunitas balada- mereka meggelar konser musik yang sederhana tapi meriah. Ini konser gratis dan tak perlu perlu prosedur untuk memasuki Wapres.


Ada Bambang “Ho” Mulyono yang datang menonton konser Dima itu dengan menenteng gitarnya. Ho adalah satu dari tiga pengamen jalanan yang menjadi pemeran dalam film dokumenter Jalanan karya sutradara Daniel Ziv yang memenangi berbagai penghargaan internasional itu.


Di warung dengan panggung kecil dan atap setengah terbuka itu juga ada Yoko ‘Pai’ Nomura, lulusan etnomusikologi dari Tokyo National University of Fine Arts and Music, yang setia menonton konser Dima sampai selesai. Yoko sedang menggarap musik untuk pentas puisi penyair Amien Kamil.


Advertising
Advertising

Pada awalnya, Dima dikenal dengan kedekatannya dengan almarhum penyanyi balada Franky Sahilatua. Sebelumya ia sempat sebentar membantu rekaman yang dibuat oleh mendiang komposer dan penyanyi A. Riyanto dan belajar bermain gitar dari Yan Siemen (Yan Mahmud).


Pilihan bermusiknya mengarah ke “pinggir arus musik industri Indonesia”. Seperti Franky, hal itu pula yang ikut menentukan siapa yang datang dan terlibat dalam konsernya di Wapres itu. Dima memilih arus kecil meski namanya sempat masuk nominasi sebagai penyanyi balada/country terbaik melalui album Obral Besar dalam Anugerah Musik Indonesia 1998. Album itu diproduseri Franky Sahilatua.


“Saya suka pada pilihan bentuk pengungkapannya dalam bermusik,” kata Hendrikus Wisno Nugroho, yang malam itu menabuh gendang. Hendrikus, yang menekuni musik perkusi ini, bersama Dima terlibat konser Gelombang Putih bersama Franky, Iwan Fals, Leo Kristi, dan sejumlah musisi lain di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, belasan tahun lalu.


Dima memang tak pernah menyebut dirinya sebagai pemusik balada tapi syair-syair yang dinyanyikannya memang bercerita tentang sesuatu.” kata Hendrikus, yang mengenyam pendidikan di Institut Kesenian Jakarta.


Pilihan untuk menyukai dan mendukung Dima juga tidak harus “rumit dan mengernyitkan dahi” karena penyanyi Bonita –yang memiliki grup BONITA & the Hus Band – dengan cepat terkesan pada penampilan Dima beberapa tahun lalu di Wapres. “Saya dulu melihat Mbak Dima ini luar biasa,” kata Bonita yang beberapa tahun kemudian terhubung lagi dengan Dima via facebook.


Setiap lirik lagu yang dibuat Dima adalah sebuah narasi yaitu cerita tentang tema tertentu. Dan, narasi dari lagu pertama sampai lagu ke-13 sebelum lagu penutup Pesan Damai memang hampir mendekati sebuah alur cerita kehidupan Dima.


Dima membuka konsernya dengan tampil sendiri menyandang gitar dan menyanyikan lagu “Yan Siemen”. Lagu ini memang bercerita awal perkenalannya dengan pemusik yang bernama asli Yan Mahmud itu.


Sang tokoh yang menjadi judul lagu kemudian mendampingi Dima dalam menyanyikan lagu kedua dan ketiga yaitu “Obral Besar” dan “Risiko Asap”. Ia bicara tentang obral besar zaman dulu yang terjadi di kawasan Blok M dan obral besar dari para penjaja cinta di jalanan. Di lagu berikutnya, ia bicara tentang asap mengganggu dari kebakaran hutan, sesuatu yang masih menjadi persoalan sampai tahun lalu di negeri ini.


Pada lagu keempat, “Anakku,” Dima kembali tampil sendiri bercerita tentang pengalamannya menyambung hidup sebagai pengamen dan berusaha memenuhi permintaan anaknya untuk membeli martabak, padahal uang hasilnya ngamennya tak cukup.


Setelah itu Bonita dengan warna vokal soul dan jazz mengiringi dua lagu Dima yaitu “Hikayat” dan “Hitam Putih Biru.” Dima tak melulu bicara tentang apa yang dilhat dan dirasakan di kehidupa di sekitarnya. Ia juga bicara tentang cinta dari Freddy Lengkong yang kemudian menjadi suami dan membuat wanita ini kembali bermusik setelah 5 tahun absen.


Dengan lengkingan harmonika yang ditiupnya, Freddy muncul dari arah penonton menuju panggung untuk berduet dalam lagu “Dikarena Cinta.” Pilihan pada musik yang sederhana –gitar akustik, gitar elektrik, harmonika, dan kemudian banjo- ini sampai pada kemunculan Egi Fedly, yang dikenal sebagai penyanyi balada.


Setelah tampil solo lagi, konser Dima berubah nuasanya dengan kehadiran Anang pada cello, Hendrikus pada gendang, Doweng (suling), Petrus B. Adi (bass), dan Gembyeng (perkusi). Lagu “Yayo”, “Tarang Hati”, dan “Di Sudut Hati” menyenandungkan konser musik multikultur dan mewakili petualangan Dima dan Freddy di Sulawesi dan di belahan nusantara lainnya.


Dima memang tak mau mengkotak-kotakan jenis musiknya, meski lirik lagunya rata-rata tertata dengan baik untuk menghadirkan sebuah cerita atau narasi kehidupan. “Musik yang mengikuti kata hati,” kata sang suami, Freddy yang lama aktif dalam berkesenian di kawasan Bulungan, Jakarta, itu.


Tapi, atas nasehat seorang rekan, ia tak menampik kalau alamat Dima adalah musik balada. Dan, sebagaimana pemusik balada yang “mengamen” dari satu tempat yang sederhana ke tempat bersahaja lainnya, mereka ikut berusaha untuk terus menghidupkan kantong-kantong budaya seperti Wapres agar terus menggeliat di tengah arus besar kesenian yang sudah dikemas dalam industri massal.


Sehari setelah tampil di Wapres, Dima cs ikut tampil bersama sejumlah musisi lain dalam acara 'Save Payon' di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Sebuah restoran yang sudah 10 tahun menyediakan ruang untuk aktivitas pelaku seni dan budaya kini terancam tergusur untuk kepentingan pembangunan lainnya.


Memilih jalan lain dari arus besar industri musik pop buat Dima memang seperti pilihan Freddy untuk pulang ke Indonesia setelah lama mengembara di mancanegara –ia, misalnya, menghabiskan puluhan tahun bermukim di Skotlandia. Banyak jalan yang sulit dilalui dan tidak umum sebagaimana pilihan para pemusik balada di negeri ini antara lain Leo Kristi –yang sampai sekarang masih aktif-, Mogi Darusman, dan sedikit pemusik lainnya.


Panggung mereka bukan gedung megah tapi kedai, warung, atau pusat-pusat kesenian. Dan, juga semua tempat lain di pelosok negeri. Mereka mencoba bertahan dengan semangat troubadour.


Seorang komposer dan performer yang mementaskan pembacaan lirik-lirik Prancis pada abad pertengahan di Eropa. Mereka kemudian identik dengan pemusik yang berkelana dari satu tempat ke tempat lain, bercerita tentang kehidupan. Seraya meniupkan semangat agar kantong-kantong budaya seperti Wapres tak tergerus dengan derasnya pembangunan atas nama modernisasi.


HARI PRASETYO

































































































































Berita terkait

Ribuan Warga Penuhi Lapangan Balai Kota Depok Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan

3 menit lalu

Ribuan Warga Penuhi Lapangan Balai Kota Depok Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan

Ribuan warga Depok memenuhi Lapangan Balai Kota Depok untuk nobar semi final Piala Asia U-23 2024 antara Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

6 menit lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Lapangan Balai Kota Depok, Tersedia 2.500 Porsi Bakso

12 menit lalu

Nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Lapangan Balai Kota Depok, Tersedia 2.500 Porsi Bakso

Wali Kota Depok menyediakan 2.500 porsi bakso dan doorprize saat nobar Timnas U-23 Indonesia Vs Uzbekistan di Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

19 menit lalu

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.

Baca Selengkapnya

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

22 menit lalu

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.

Baca Selengkapnya

Pengguna Commuterline April 2024 23,5 Juta, H-9 Lebaran Tembus 1 Juta

23 menit lalu

Pengguna Commuterline April 2024 23,5 Juta, H-9 Lebaran Tembus 1 Juta

KAI Commuter mencatat pengguna commuterline sepanjang April 2024 mencapai 23.548.327 orang. Adapun volume pengguna tertinggi selama April tahun ini terjadi pada 1 April atau H-9 lebaran, sebanyak 1.041.750 orang.

Baca Selengkapnya

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

45 menit lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Witan Sulaeman Punya Ritual Telpon Orang Tua Sebelum Bertanding

47 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Witan Sulaeman Punya Ritual Telpon Orang Tua Sebelum Bertanding

Saat ini Witan Sulaeman dan para pemain timnas U-23 Indonesia tengah berlaga di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Pelindo Layani 2,2 Juta Orang Saat Mudik Lebaran 2024

50 menit lalu

Pelindo Layani 2,2 Juta Orang Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 2.260.360 orang tercatat menggunakan layanan kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo di 63 terminal penumpang selama periode libur panjang Lebaran, pada 26 Maret - 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

2.089 Peserta Akan Ikuti UTBK SNBT di Itera, Ini Ketentuannya dari Panitia

59 menit lalu

2.089 Peserta Akan Ikuti UTBK SNBT di Itera, Ini Ketentuannya dari Panitia

Sebanyak 2.089 peserta akan mengikuti UTBK SNBT 2024 di Institut Teknologi Sumatera atau Itera, besok.

Baca Selengkapnya