Drummer AC/DC Akui Lakukan Ancaman Pembunuhan
Editor
Hadriani Pudjiarti
Selasa, 21 April 2015 19:26 WIB
TEMPO.CO, Wellington - Di Pengadilan Selandia Baru, penabuh drum grup rock AC/DC, Phillip Rudd, 60 tahun, mengaku bersalah telah mengancam akan membunuh seorang yang pernah bekerja untuknya dan memiliki sabu serta ganja. Atas ancaman tersebut, Rudd menghadapi tuntutan tujuh tahun penjara.
Namun, pengacara Rudd, Craig Tuck, mengatakan tuntutan pengadilan mengarah pada kasus panggilan telepon marah. Bahkan Tuck menemukan alasan penggunaan obat yang tidak akan memiliki konsekuensi hukum bagi Rudd.
Dalam keterangannya, Rudd mengakui fakta bahwa ia telah menawarkan uang dalam jumlah besar, kendaraan dan rumah pada sebuah perkumpulan setelah meminta pada salah seorang pria untuk membunuh korban. Ia juga mengatakan langsung pada korban bahwa dia akan membunuhnya.
Saat ini, Rudd dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu sidang pembacaan hukuman pada Juni nanti. Rudd tiba di pengadilan Tauranga dengan mobil sport, mengenakan kacamata hitam dan dasi merah. Dia tidak berbicara apapun termasuk pengakuan bersalahnya.
Tidak jelas apakah Rudd akan bertahan dengan AC/DC, band yang telah menjadi bagian dan membesarkan namanya selama hampir 40 tahun. Band ini dikabarkan akan menggunakan jasa pemain drum asal Wales, Chris Slade, dalam tur album Rock Or Bust yang akan datang. Tetapi belum ada keterangan jika Slade akan menggantikan posisi Rudd.
Menurut catatan pengadilan, sengketa dimulai pada Agustus, malam saat Rudd merilis album solonya Head Job. Saat itu, dia menyelenggarakan sebuah pesta di restoran marinanya, Phil Place, untuk merayakan peluncuran albumnya. Wali kota Tauranga turut hadir dalam acara tersebut.
Tapi saat acara berlangsung, Rudd menjadi khawatir bahwa keamanan tidak cukup ketat. "Terdakwa marah bahwa peluncuran album tidak berjalan dengan baik," kata catatan pengadilan.
"Akibatnya ia memecat sejumlah orang pekerja dan tim profesional. Ini (mereka yang dipecat) termasuk di antaranya korban yang membuat dia sangat marah."
Sekitar empat minggu kemudian Rudd menelpon sebuah perkumpulan yang sedang berlibur di Australia. Rudd mengatakan kepada salah seorang pria bahwa ia ingin korban 'diambil'. Ketika diminta untuk menjelaskan, Rudd mengatakan dia ingin korban diurus.
Dalam panggilan telpon lain, menurut ringkasan, Rudd menawarkan perkumpulan itu 200 ribu dolar Selandia Baru, sepeda motor, salah satu mobil atau rumah, yang dianggap sebagai pembayaran untuk melaksanakan permintaannya.
MECHOS DE LAROCHA | BESTTELEGRAPH