Adian Mau Pinjam Di Balik 98, Lukman Sardi Marah
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Senin, 12 Januari 2015 16:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Forum Kota yang kini menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Adian Napitupulu, mengatakan dimarahi Lukman Sardi, sutradara film Di Balik 98. Saat itu Adian ingin meminjam film tersebut untuk ditonton bersama teman-temannya sesama aktivis yang berkumpul di Palu pada 6-7 Januari 2015.
"Baru gue telepon lalu memperkenalkan diri, Lukman marah," kata Adian saat dihubungi, Senin, 12 Januari 2015. (Baca : Lukman Sardi : Bikin Film Pertama Sudah Ada Somasi)
Lukman Sardi, kata Adian, juga langsung mengatakan bahwa dia adalah alumnus Universitas Trisakti. "La, gue ini mau pinjam film. Apa hubungannya film dengan almamater," kata Adian. Adian berniat menonton film yang dijadwalkan tayang perdana pada 15 Januari mendatang itu untuk dibahas bersama teman-temannya.
Adian menyatakan gerah lantaran beberapa sinopsis Di Balik 98 menyebutkan kerusuhan pada 1998 melibatkan etnis Tionghoa dan pribumi yang berhadap-hadapan. Di media sosial, sejumlah sinopsis malah mengatakan peristiwa 1998 terjadi karena ada mahasiswa separatis yang menuntut Presiden Soeharto lengser.
"Gue ini menghargai kebebasan seni, tapi jangan sampai memanipulasi sejarah," kata Adian. Seharusnya, kata dia, Di Balik 98 tidak menghilangkan bingkai tentang pemberangusan kebebasan pers dan penggusuran warga di Waduk Kedung Ombo.
Contoh sinopsis yang disinggung Adian terdapat di Jadwalfilmbioskop21.blogspot.com: "Latar belakang krisis moneter membuat hampir semua orang menjadi panik dan berada dalam ketakutan. Warga kebingungan dengan situasi negara yang genting, gerakan gabungan mahasiswa seluruh Indonesia yang separatis dan terus menuntut turunnya Presiden Soeharto." (Baca : Lukman Sardi: 'Di Balik 98' Bukan Film Sejarah )
Salah seorang pemeran Di Balik 98, Boy William, juga mengatakan film itu bercerita tentang kerusuhan pada 1998. "Film itu berkisah tentang etnis Tionghoa dan pribumi yang clash," kata Boy seperti dikutip dari Okezone.com, Selasa, 7 Juli 2014.
Adian, yang menyatakan turut dalam aksi mahasiswa pada Mei 1998, tak terima jika disebut sebagai separatis. "Mana ada kami ingin memisahkan diri dari republik ini?" katanya. Ihwal konflik antaretnis yang dilontarkan Boy William, Adian pun membantah. "Konflik yang terjadi bukan pribumi dengan Tionghoa. Namun antara massa misterius terorganisir dan Tionghoa."
Sebelumnya, Lukman menegaskan bahwa karyanya itu bukan merupakan film sejarah yang mengupas kerusuhan Mei 1998. Film ini bukan pula tontonan bermuatan politik. "Bukan ranah saya untuk mengusut tuntas kerusuhan itu. Saya bukan sejarawan atau politikus, saya hanya seniman," tuturnya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | DEWI SUCI RAHAYU
Berita Terpopuler
Ini Film Slamet Gundono Dalang di Kolong Ranjang
Di Balik 98: Kisah Cinta di Masa Reformasi
Ini Daftar Pemenang Golden Globe 2015
Clooney dan Istri Kompak Dukung Charlie Hebdo