Anggia Kharisma dan Glenn Fredly, produser film Cahaya Dari Timur : Beta Maluku. Film tersebut terpilih sebagai Film Pilihan Tempo 2014. TEMPO/Frannoto
TEMPO.CO, Jakarta - Ada cerita menarik di balik proses pembuatan film Cahaya dari Timur: Beta Maluku. Film Pilihan Tempo 2014 ini disiapkan sejak 2007. Produser film ini, Glenn Fredly dan Anggia Kharisma, berbagi kisah dalam mencari ongkos produksi film tersebut. Selain patungan, sumbangan donatur tokoh ternama, film ini disumbang dari debt collector Maluku di Jakarta.
Glenn menceritakan tak sengaja ikut terlibat dalam film ini. Saat itu, dia berjumpa dengan Angga Dwimas Sasongko untuk pembuatan video klip lagunya. Angga menceritakan sedang menggarap film dokumenter dan kisah Sani Tawainella, pelatih sepak bola anak-anak korban konflik di Maluku. “Jadiin film beneran saja, dari pada film dokumenter,” ujar Glenn di Lapangan futsal Tibi, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Desember 2014. Namun Angga ragu karena pasti menelan biaya besar. “Udah bikin aja.”
Akhirnya, berangkatlah Angga untuk riset pada 2010 dengan uang patungan. Tim pun dibentuk dengan gerilya. Glenn ikut terlibat karena dia sebelumnya ikut menyumbang ketika tim bola Tuhelu bertanding ke Jakarta. Namun baru tahu kisah Sani dari Angga. Kampung halaman Glenn tak terlalu jauh dari Tuhelu. Mereka benar-benar menyiapkan riset karena cerita ini kuat, menarik, dan banyak dramanya.
Glenn menceritakan, Pak Sani di tengah-tengah pertandingan harus balik ke Ambon karena bapaknya meninggal, adegan ini tidak ada di film. “Lalu drama soal gimana para debt collector Ambon di Jakarta patungan buat membiayai ongkos tim ke Jakarta, itu juga, kan, tidak ada di film,” ujar Glenn.
Penyanyi yang aktif dalam upaya perdamaian Maluku ini menyisihkan hasil manggungnya untuk film ini. Anggia menyisihkan sebagian uangnya demi film ini. Proses pembuatan film sempat tertunda dan terhenti lantaran tak ada lagi biaya. Namun suatu saat mereka terbantu oleh tokoh kondang seperti Arifin Panigoro dan Gita Wirjawan. Keduanya mempunyai komitmen untuk membantu. Arifin Panigoro, yang menginisiasi kejuaraan sepak bola di bawah 15 tahun rupanya dengan ringan membantu pendanaan.
Anggia semula tak mau menjelaskan berapa ongkos produksi film ini. Tetapi Glenn menyebutkan film ini menelan biaya lebih dari Rp 5 miliar. Biaya membengkak karena film diproduksi dua kali dan sering on off. DIAN Y |MBM