Jurnalis di Malang Kritisi Film Senyap

Reporter

Editor

Elik Susanto

Kamis, 18 Desember 2014 06:51 WIB

Adegan film Senyap. filmsenyap.com

TEMPO.CO, Malang - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia mengkritisi Film Senyap (The Look of Silence) karya sutradara Amerika Serikat, Joshua Oppenheimer. Film Senyap adalah film dokumenter mengenai pembantaian massal 1965 di Sumatera Utara.

Film tersebut bercerita mengenai keluarga Adi Rukun yang mengetahui bagaimana kakaknya, Romli, dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Sebagai adik bungsu, Adi Rukun bertekad memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban pembantaian massal itu. Caranya, Adi mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya.

Sehari-hari, Adi Rukun adalah tukang kacamata yang membantu orang untuk bisa melihat lebih jelas. Saat memakaikan kacamata kepada para pasiennya itulah dia juga bertanya-tanya hal ihwal peristiwa PKI. (Baca: Acara Nonton Film Senyap Sempat Pindah Tempat)

Menurut Mejelis Etik AJI Malang Abdi Purmono, Joshua menyampaikan kritik atas sejumlah aspek seperti keterlibatan tokoh anak-anak dalam film tersebut. "Kenapa kedua anak Adi Rukun dilibatkan dalam film itu," kata Abel sapaan akrab Abdi Purmono, Rabu 17 Desember 2014.

Abel berpandangan, kedua anak Adi Rukun tak perlu ditampilkan karena jiwanya bisa terancam. Mengngat kasus pembunuhan massal 1965 masih resisten di kalangan rakyat Indonesia. "Anak-anak harus dilindungi," kata Abel.

Kritik Abel selanjutnya, Joshua seharusnya memberikan perlindungan kepada Adi Rukun dan keluarganya. Sebab, saat ini Adi Rukun juga mendapat ancaman fisik dan informasinya sering berpindah tempat. "Joshua tak menghitung efek yang terjadi di masyarakat."

Film Senyap diputar serentak pada 10 Desember 2014 di berbagai tempat. Pemutaran ini sekaligus memperingati hari Hak Asasi Manusia. Di beberapa kota acara pemutaran film ini dibatalkan, karena ditentang oleh sejumlah kelompok.



Joshua, Abel melanjutkan, tak terus terang menyampaikan pelaku pembunuhan jika proses pengambilan gambar untuk kepentingan pembuatan film dokumenter. Terbukti sejumlah pelaku pembunuhan memprotes dan meminta pengambilan gambar dihentikan. Cara Joshua ini, dinilai oleh Abel, sama dengan film Jagal yang diproduksi sebelumnya.

Ketua IJTI, Hendro Mardiko, menganggap Film Senyap baru melihat satu sudut pandang korban, tapi mengabaikan perspektif pelaku. "Film dokumenter merupakan karya jurnalistik. Kami berhak mengkritisi," kata Hendro.

Hendro juga mempertanyakan sumber dana pembuatan film. "Distribusi film tertutup, tak jelas siapa yang mendistribusikan film ini di Indonesia. Penyelenggara pemutaran film cukup mengajukan pemutaran film melalui laman filmsenyap.com."



AJI dan IJTI Malang memutar film itu di Kantor Sekretariat IJTI Malang, Selasa 16 Desember 2014. Dihadiri sekitar 20 jurnalis dan dilanjutkan dengan diskusi. Acara ini sempat didatangi tiga orang dari organisasi kemasyarakatan. Namun, setelah dijelaskan bahwea pemutaran film dilakukan internal jurnalis, mereka tak keberatan.

EKO WIDIANTO

Berita Terkait

Heboh Film I Can Hear Your Voice, Ipin Upin Juara
Komnas HAM Dukung Pemutaran Film Senyap
Film Senyap Bak 'Pucuk Dicinta, Ulam Tiba'

Advertising
Advertising

Berita terkait

Polisi Sita Bendera Berlogo Palu Arit di Kafe Garasi 66

29 September 2017

Polisi Sita Bendera Berlogo Palu Arit di Kafe Garasi 66

Meski pemiliknya menyatakan tak bertujuan menyebarkan komunisme dengan memasang bendera berlogo palu arit aparat tetap memintanya mencopot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Tunjukkan di Mana Ada PKI, Detik Ini Juga Saya Gebuk!

3 Juni 2017

Jokowi: Tunjukkan di Mana Ada PKI, Detik Ini Juga Saya Gebuk!

Jokowi tidak terima dirinya dikait-kaitkan dengan PKI, apalagi dituding melindungi komunisme.

Baca Selengkapnya

Soal Logo Palu Arit, Fadli Zon Sependapat dengan Rizieq

25 Januari 2017

Soal Logo Palu Arit, Fadli Zon Sependapat dengan Rizieq

Fadli Zon mengaku sependapat dengan Rizieq Syihab soal adanya gambar mirip palu-arit pada logo Bank Indonesia di mata uang Rp 100 ribu.

Baca Selengkapnya

Kenakan Kaus Palu-Arit, Pemuda di Yogya Ditangkap Polisi

26 Desember 2016

Kenakan Kaus Palu-Arit, Pemuda di Yogya Ditangkap Polisi

Pemuda tersebut membeli kaus bergambar palu-arit produksi Bandung itu pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ada Gambar Palu-Arit, Petugas Copot Beberapa Baliho IM3  

3 Oktober 2016

Ada Gambar Palu-Arit, Petugas Copot Beberapa Baliho IM3  

Baliho tersebut tersebar di empat titik di Jakarta Selatan, salah satunya di Jalan Lenteng Agung.

Baca Selengkapnya

Buku Komunis Beredar, Polisi Periksa Ikatan Penerbit  

3 Oktober 2016

Buku Komunis Beredar, Polisi Periksa Ikatan Penerbit  

Polisi tidak ingin buru-buru menetapkan seseorang sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

BIN Diminta Cari Penyebar Isu Komunis

3 Juni 2016

BIN Diminta Cari Penyebar Isu Komunis

BIN dimintamengungkap aktor di belakangnya untuk mengetahui akar persoalan sekaligus mengidentifikasi motif.

Baca Selengkapnya

Datangi Menteri Luhut, Ketua FPI Rizieq Shihab Sampaikan Hal Ini

3 Juni 2016

Datangi Menteri Luhut, Ketua FPI Rizieq Shihab Sampaikan Hal Ini

Rizieq datang seusai memimpin iring-iringan massa menyuarakan anti-PKI.

Baca Selengkapnya

AJI Kecam FPI yang Intimidasi Jurnalis di Simposium Anti-PKI

3 Juni 2016

AJI Kecam FPI yang Intimidasi Jurnalis di Simposium Anti-PKI

AJI Jakarta meminta pelaku pengusiran dan intimidasi atas jurnalis diproses secara hukum karena melanggar UU Pers.

Baca Selengkapnya

Ansor Protes Dicatut Panitia Simposium Anti-PKI  

3 Juni 2016

Ansor Protes Dicatut Panitia Simposium Anti-PKI  

Gerakan Pemuda Ansor menyampaikan protes karena nama dan logo organisasinya ikut dicantumkan.

Baca Selengkapnya