Penari menampilkan tarian karya Eko Supriyanto dengan judul "Cry Jailolo" dalam gladeresik di Gedung Kesenian, Jakarta, 5 November 2014. Pertunjukan tarian tersebut termasuk dalam rangkaian acara Festival tari bertaraf internasional yang digelar dua tahunan Indonesia Dance Festival (IDF). Tempo/M Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya memuji tarian Cry Jailolo karya koreografer Eko Supriyanto dalam pementasan Indonesian Dance Festival 2014 di Gedung Kesenian Jakarta, 5 November 2014.
Ia mengaku sangat menikmati tarian itu. "Bagus sekali," ujarnya. Sebelumnya, Arief sempat berdialog dengan para seniman dan dosen Institut Kesenian Jakarta.
Ia merasa miris karena ternyata pertunjukan seni dan budaya seperti Indonesia Dance Festival tidak bisa berlangsung setiap bulan.
Sementara itu, lakon yang ditampilkan Eko ini hasil dari penggarapan pementasan Sasadu on the Sea dalam Festival Teluk Jailolo pada Mei 2013.(Baca : Koreografi Retno Maruti Awali IDF 2014 )
Para penari Jailolo itu diseleksi menjadi tujuh dari 250 penari yang terlibat di Festival Teluk Jailolo.
Lakon ini mengisahkan pesona Teluk Jailolo di Maluku Utara yang dikenal dengan keindahan bawah laut tapi diusik oleh bom ikan para nelayan.
Kain merah atau celana merah para penari menggambarkan koral merah. Eko dan ketujuh penari akan pergi ke Eropa selama tiga bulan untuk membawakan Cry Jailolo di lima negara.