Pedangdut Rhoma Irama dikawal pendukungnya ketika memenuhi panggilan Panwaslu DKI Jakarta, Jakarta Pusat, (6/8). Pemanggilan tersebut terkait pernyataan Rhoma yang berbau SARA terhadap pasangan Cagub/Cawagub, Joko Widodo-Basuki Tjahaja ketika berceramah di Tanjung Duren, Jakarta Barat. ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dangdut Rhoma Irama sedang bersiap menarik dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa. Rhoma juga meminta pendukungnya tak memberikan dukungan kepada calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo. (baca: Rhoma Irama Larang Pendukung Coblos Jokowi)
Namun, sikap sang raja dangdut itu kurang membuat sreg Kaka Slank. "Wah, sebagai musikus enggak boleh dendam, dong. Masak mengajak massanya begitu? Harus legawa lah," kata Kaka kepada Tempo, Selasa, 13 Mei 2014.
Vokalis grup band Slank kelahiran Jakarta, 10 Maret 1974 itu mengatakan tidak ada alasan untuk melakukan imbauan seperti itu. "Apalagi ini dilakukan oleh seorang musikus. Raja dangdut sekelas Rhoma," kata dia.
Pemilik nama asli Akhadi Wira Satriaji ini mengatakan Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Pencapresan Jokowi yang diusung PDIP, menurut Kaka, sebagai bentuk demokrasi atas nama rakyat.
"Jokowi itu amanah rakyat. Rhoma enggak seharusnya bersikap begitu. Jauh sebelum dia mantapkan diri maju sebagai capres, lalu gagal, ya mesti legawa. Enggak boleh marah apalagi dendam lalu membuat imbauan begitu," ujar Kaka.