TEMPO.CO, Jakarta - Baim Wong merasa adanya perbedaan dalam proses penggarapan film terbarunya yang berjudul Soekarno. Baim mengatakan ia harus melakukan proses baca naskah berkali-kali dan harus perkata.
Hal tersebut membuat Baim sharing dengan Lukman Sardi. Ia merasa Lukman adalah orang yang tepat untuk dimintai pendapat.
"Saya ketemu Lukman dan bilang kok begini ya filmnya, dia bilang memang begitu, harus perkata," kata Baim, ditemui di Hotel Atlet Century, Jakarta, pada September lalu.
Baim tidak merasa malu harus belajar dengan sesama aktor. Apalagi, menurutnya Lukman adalah orang yang tak diragukan dalam bidang akting.
"Saya itu selalu belajar dengan orang yang bagus di bidangnya salah satunya Lukman," ungkap pria yang dikenal sebagai pesinetron itu.
Dari Lukman Sardi, Baim akhirnya memahami bagaimana bisa masuk dan merasakan arwah sebuah tokoh dalam dirinya.
"Saya tanya ke Lukman gimana supaya arwah itu masuk ke diri kita. Dia kasih tahu dan saya ikutin. Penemempatannya benar-benar perkata," kata Baim Wong menjelaskan.
Menurut Baim, banyak sekali yang harus ia pelajari agar bisa menjelma sebagai Soekarno. Salah satu yang ia tiru agar terlihat mirip adalah mengubah suara. "Kalau Soekarno suaranya berat, sedang saya cempreng, masih harus banyak belajar," katanya.
Baim dan seluruh tim akan memulai proses syuting pada 28 September lalu selama sebulan. Mereka akan langsung syuting di Ende, Flores, selama satu bulan lamanya.