Pameran Pramuria Eko Dompu Terkait Soal AIDS  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 1 November 2013 16:58 WIB

Lukisan asli Sudjojono dari katalog Galeri Canna. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perupa Muhammad Yakub, 51 tahun, yang lebih dikenal dengan nama Eko Dompu, memamerkan karya berkisah kehidupan malam di Sellie Coffe, Prawirotaman, Yogyakarta, 26 Oktober-6 November 2013. Pameran bertajuk “Pramuria” ini merupakan pameran tunggal pertama Eko Dompu. Pameran ini diselenggarakan untuk menyambut hari acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS se-dunia yang jatuh 1 Desember.

Eko Dompu melukis kehidupan malam di Kramat Tunggak, Jakarta, dan Pletok, Pasar Darurat, dan Indramayu, Jawa Barat. Ada 12 lukisan dan sembilan sketsa yang dipamerkan. Eko Dompu saat pembukaan pameran tidak datang. Penyakit asam urat membuat Eko batal datang. Anaknya, Rembrand, yang datang menggantikannya.

Enam tamu pria mengitari meja. Ada yang duduk berhadapan. Ada juga yang berdiri. Mereka rata-rata berotot. Model potongan rambut mereka mirip kulit binatang landak. Di atas meja itu terdapat empat botol minuman alkohol. Ini adalah salah satu karya Eko Dompu berjudul Jakarta Teguh Beriman. Lukisan ini Eko Dompu buat pada 1987. “Laki-laki yang di lukisan itu teman-teman saya,” kata Eko Dompu ketika dihubungi Tempo.

Dalam karya lukisan yang lain, Eko Dompu banyak mengeksplorasi pramuria, muncikari, dan lelaki hidung belang yang bertamu di kafe yang ada di Jakarta. Eko melukis pramuria yang bertubuh setengah telanjang. Ada pula muncikari yang telanjang sedang berkaca.

Kurator pameran, Mikke Susanto, mengatakan pameran ini menggambarkan gemerlap dunia malam. Eko Dompu memilih pameran di kafe untuk menemukan suasana yang pas dengan pameran tunggalnya. “Karya Eko Dompu menggambarkan catatan pribadi tentang dunia malam,” kata Mikke.

Eko Dompu, menurut dia, banyak terpengaruh seniman maestro Prancis bergaya ekspresionis. Misalnya Claude Monet dan Rembrandt. Eko Dompu juga mengenal pelukis maestro Indonesia, seperti Hendra Gunawan dan Sudjojono.

Eko Dompu dikenal memiliki kemampuan teknik mendekati maestro pelukis dunia dan Indonesia. Ia mengenal karya maestro Indonesia dari seorang restorator tua di Jakarta pada 1991. Pada waktu bersamaan, Eko Dompu kerap membantu di studio restorator itu. Ia juga pernah diajak dealer seni berkunjung ke museum dan rumah kolektor untuk melihat karya asli para pelukis Indonesia.

Eko Dompu adalah alumni Jurusan Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram. Ia pernah mendaftar di Akademi Seni Rupa Indonesia pada 1983. Namun, ia tak lolos ujian masuk.

Nama Dompu berasal dari nama tempat kelahiran perupa itu di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Sedangkan nama Eko merupakan nama panggilannya sejak kecil. Eko pernah mengikuti pameran lukisan kelompok di Karang Jangkung, Mataram. Dia lalu hijrah ke Jakarta pada 1987. Ia juga pernah bekerja sebagai desainer biro reklame di Jakarta.

Banyak orang yang menuduh goresan Eko Dompu mirip goresan Hendra Gunawan dan Sudjojono. Eko Dompu bahkan dituding memalsukan karya dua maestro Indonesia itu.

Menurut Mikke, Eko Dompu berada di wilayah abu-abu sebagai pelukis. Jika Eko Dompu dikatakan sebagai pemalsu lukisan, Mikke mengatakan, itu adalah tuduhan. “Toh, tidak ada lembaga penghakim yang mengatakan Eko Dompu sebagai pemalsu lukisan,” kata Mikke.



Eko Dompu menyangkal tuduhan memalsukan lukisan karya Sudjojono dan Hendra Gunawan. Ia menyatakan tidak pernah mendapat order untuk melukis pesanan dari sejumlah kolektor.

Eko Dompu menepis tuduhan itu. Menurut dia, garis-garis kuasnya beda dengan lukisan dua maestro tersebut. "Lihat saja coretannya beda jauh. Tidak ada mirip-miripnya," katanya. Eko Dompu menuding banyak orang mempelesetkan lukisannya mirip Sudjojono dan Hendra Gunawan.

SHINTA MAHARANI







Advertising
Advertising

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

40 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

47 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya