Katy Perry bersama seekor macan dalam syuting video klip single terbarunya "Roar". Dalam syuting ini Katy menjadi sosok Tarzan karena harus bertahan hidup sendirian ditengah hutan. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Los Angeles - Tak semua orang senang dengan single terbaru Katy Perry, Roar. Kelompok penyayang satwa, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), baru-baru ini menentang video klip terbaru Perry untuk lagu itu. Dalam video tersebut, mantan istri Russell Brand ini tak hanya mengenakan kostum bermotif kulit harimau, tapi juga melibatkan banyak satwa rimba.
Menurut mereka, melibatkan hewan dalam tayangan hiburan adalah bentuk penganiayaan. Apalagi, habitat hewan-hewan rimba sebenarnya ada di hutan, bukan di kandang atau di karavan sirkus.
"Hewan yang digunakan untuk hiburan mengalami perlakuan mengerikan dan menderita selama menjalani pelatihan penuh kekerasan dan terkurung dalam kandang," kata seorang wakil untuk PETA kepada Daily Star. "Mereka sering menjadi stres dan cemas ketika dipaksa ke dalam situasi yang asing atau menakutkan."
Apalagi, kata perwakilan PETA itu, Perry kemungkinan telah menggunakan jasa sebuah perusahaan yang berada di bawah pengawasan ketat. "The Serengeti Ranch yang memasok hewan untuk video Roar di bawah pengawasan Departemen Pertanian Amerika Serikat dan telah 22 kali dipanggil sejak tahun 2001," katanya.
Perry, yang sebelumnya telah didukung oleh PETA untuk gaya hidup vegetariannya, merilis video musik untuk lagu Roar awal bulan ini. Lagu ini menjadi "pendahuluan" sebelum dia meluncurkan album keempat, Prism. Album ini dijadwalkan beredar pada 22 Oktober.