Sejumlah peziarah berfoto didepan makam almarhum Ustad Jefry Al Buchori di TPU Karet Bivak, Jakarta, (9/5). Makam Uje ramai dikunjungi peziarah dari yang datang untuk medoakan, berfoto sampai berdagang foto Uje. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Tak terasa sudah 40 hari sejak kepergian Ustad Jeffry Al Buchori atau yang akrab disapa Uje. Selama itu juga, barang peninggalannya menjadi satu hal yang berharga bagi keluarga, saudara, sahabat dan juga para jamaahnya. Salah satunya adalah peci milik Uje yang baru saja laku dilelang.
"Jadi ada satu bapak dan satu anak muda yang menawar. Anak muda ini berusia 14 tahun," kata Fajar Sidiq, adik Uje, bercerita saat ditemui di kediaman Uje, Perumahan Bukit Mas, Rempoa, Jakarta Selatan, Selasa, 4 Juni 2013. Keduanya menawar dengan harga tertinggi. Namun, pada akhirnya diberikan pada anak muda berumur 14 tahun bernama Rizal.
Peci tersebut dilelang seharga Rp 62,5 juta. "Intinya memang beramal, Rp 31,5 juta masuk ke masjid," katanya. Peci yang dilelang tersebut adalah peci yang memiliki kenangan bagi keluarga.
"Peci itu memang saya enggak cuci dan masih ada bekas-bekas keringat, hanya saya sikat saja," kata Fajar menambahkan. Peci tersebut dilelang untuk pembangunan sebuah masjid yang terletak di Jimbaran, Bali.
"Tadinya mereka mau mengundang almarhum untuk menggalang dana masjid itu di Jimbaran," kata Fajar. Namun takdir berkata lain, karena Uje sudah tutup usia sebelum menjalankan pembangunan masjid tersebut.
