Ustad Jefri al Bukhori di Masjid Rest Area 57, Cikampek, Jawa Barat, Juli 2010. Uje dikenal sering mengenakan kacamata khasnya. TEMPO/ Tony Hartawan
TEMPO.CO , Jakarta - Wanda Hamidah mengatakan, dirinya sangat kehilangan almarhum Ustad Jefry Al-Buchori alias Uje. Ia masih bisa mengenang terakhir kali bertemu dan melakukan kegiatan bareng Uje saat melaksanakan ibadah umroh sekitar dua bulan lalu.
Menurut Wanda, Uje adalah sosok yang sederhana dan menyenangkan. "Kalau ada kesempatan saya ngobrol dengan Uje, ketika dia bicara selalu menenangkan hati," kata dia, Jumat, 26 April 2013.
Dalam beberapa percakapan mereka, kata Wanda, Uje tak pernah menunjukkan jika dirinya lebih dari orang lain. Dengan statusnya sebagai ustad yang cukup terkenal, Uje juga tidak mencoba menjadi manusia yang sempurna seperti layaknya harapan orang banyak.
"Dia bilang gue juga manusia biasa, kadang senang atau sedih, gue juga punya masalah. Ustad kan juga manusia," kata dia.
Tapi ada cara gampang namun ampuh yang diberikan Uje kepada Wanda jika sedang gundah menghadapi masalah. "Ketika Uje kadang-kadang lagi sedih, dia selalu bilang, "Kita kembalikan ke Allah, kembalikan semuanya ke Allah"," ujarnya mencoba menirukan kalimat Uje.
Pengalaman umroh bersama Uje pada Maret lalu memberikan kesan yang mendalam bagi Wanda. Anggota DPRD DKI Jakarta itu merasa sangat beruntung karena Uje memimpin sebagian besar kegiatan mereka di Tanah Suci seperti saat melakukan sa'i dan tawaf. Uje juga memberikan ceramah. "Doanya benar-benar membuat kalbu kita tersentuh. Luar biasa pengalaman itu," kata politikus PAN itu mengenang.