TEMPO.CO, Yogyakarta -- Musikus Bondan Prakoso mengaku gamang jika mesti menyekolahkan anaknya, Kara Anabelle Prakoso, 4 tahun, di sekolah umum. "Saya dan istri yang akan berbagi tugas menjadi guru langsung," kata Bondan kepada Tempo, Sabtu, 20 April 2013. (Baca: Bondan Prakoso Pilih Sekolahkan Anak di Rumah)
Bondan menuturkan, home schooling bukan untuk mengisolasi anaknya dari dunia luar. Setelah melakukan pengamatan pada sejumlah sekolah formal, bekas penyanyi cilik yang populer dengan lagu Si Lumba-lumba ini justru miris.
"Masih ada ketidakadilan dalam sistem pembelajaran yang membuat anak akan sangat terbebani dan malah tersembunyi potensinya," kata dia.
Menurut Bondan, model pembelajaran yang terjadi saat ini tidak memberi banyak pilihan pada anak untuk berkembang. Hanya berorientasi hasil. "Ketika seorang guru menuntut seorang anak menguasai semua bidang pelajaran, saat itu dibalik, apakah guru itu bisa menguasai juga semua pelajaran? Ini satu yang tidak fair," kata musikus yang baru saja merilis album keempat dengan band Fade2Black ini.
Tak hanya itu, carut-marut pendidikan yang masih terkenal dengan stigma ganti kurikulum ganti menteri itu kian membuat Bondan pesimistis menyerahkan anaknya ke sekolah formal.
"Home scholling mungkin tidak populer, ini hanya alternatif. Tapi saya bisa mencari sendiri kurikulum yang sesuai untuk anak. Waktunya juga lebih fleksibel, tergantung minatnya di mana, saya tak akan paksa," kata bekas pemain bas band Funky Kopral ini.
Musikus yang telah menulis novel soal pendidikan di Indonesia berjudul Tak Sempurna ini juga menilai pemerintah seperti masih memposisikan sektor pendidikan tak lebih dari sekadar proyek. Belum ada upaya pemberdayaan manusia. "Jalur-jalur alternatif seperti home schooling pun tenggelam, seperti tidak ada pilihan," kata dia. Berita seleb terhangat lainnya klik di sini.
