Sastra Purnama, Penyair Baca Puisi Linus Suryadi

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 25 Maret 2013 19:42 WIB

Linus Suryadi, tahun 1983. DOK/TEMPO/EH Kertanegara

TEMPO.CO, Yogakarta - Tembi Rumah Budaya akan memperingati jejak sastrawan Linus Suryadi AG lewat acara Sastra Bulan Purnama edisi 19, di Jalan Parangtritis Km 8,5, Tembi, Sewon, Bantul Yogyakarta, Selasa malam, 26 Maret 2013. “Puisinya liris dan masih relevan dengan kondisi sosial saat ini,” kata koordinator acara Ons Untoro, Senin, 25 Maret 2013.

Ons menjelaskan, pilihan atas karya Linus, selain karena penyair yang wafat 14 tahun lalu ini lahir pada 3 Maret, juga karena Linus merupakan generasi Persada Studi Klub yang hingga akhir hayatnya masih konsisten menulis sajak. “Bahkan sebelum meninggal Linus masih menyelesaikan prosa lirik terbaru yang diberi judul Kisah Dewi Anjani dan prosa itu belum terselesaikan,” kata Ons Untoro.

Pada acara bertajuk "Membaca Puisi Membaca Linus" ini sejumlah penyair muda yang belum pernah bertemu langsung dengan Linus akan membaca puisi karya Linus, antara lain puisi berjudul Bunga Nirwana, Musim Rontok, Ibunda, dan Kembang Tunjung. Selain itu, akan dibaca esei pendek tentang Linus karya Kris Budiman. Di dalam esai itu, terdapat tiga puisi; Maria dari Magdalena, Doa Pagi, dan Doa Malam.

Sahabat Linus, Helga Korda dan Anggi Minarni, juga dijadwalkan turut membacakan sajaknya. Helga akan membaca dua karya Linus: Lingga dan Yoni (1) dan Ibu di Desa. Puisi itu berkisah tentang bagaimana seorang perempuan tradisional yang tinggal di desa mengenal modernisasi. “Ibu itu mengenal modernitas melalui televisi,” kata Ons. Adapun Anggi membaca tiga puisi; Elegi, Baron, dan Gereja St. Albertinus Jetis. “Puisi Linus religius dan berkaitan dengan persoalan sosial.”

Dua penyair dari generasi yang lebih muda, Iqbal Saputra dan Sri Suwarni Dirjo Suwarno, juga akan membacakan karya Linus. “Saya akan membaca empat karya,” kata Iqbal. Prosa liris Pengakuan Pariyem karya Linus paling terkenal dan bukunya telah dicetak ulang. Penggalan kisahnya akan dibacakan Heru Sambawa, aktor Teater Gajah Mada.

Sebagai penyair, Linus Suryadi telah melahirkan banyak buku puisi, misalnya Rumah Panggung, Kembang Tunjung, dan Tirta Kamdanu, selain menerbitkan beberapa buku kumpulan esai, seperti Regol Megal-Megol, Nafas Kebudayaan Yogya, dan Di Balik Sejumlah Nama.

Linus Suryadi AG lahir dan menetap sepanjang hidupnya dusun di kaki Merapi, Kadisobo 3 Maret 1951. Hampir saban hari Linus mengendarai Vespa dari Kadisobo ke Yogyakarta yang berjarak sekitar 20 kilometer untuk bertemu dengan temannya. “Sorenya dia kembali ke dusun,” ujar Ons.

ANANG ZAKARIA

Berita Terpopuler:
Penyerbuan LP Cebongan Bermula dari Saling Pandang

Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman

Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma

Ini Kronologi Penyerbuan Cebongan Versi Kontras

Tak Ada Kudeta, Hanya Pembagian Sembako

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

50 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya