TEMPO.CO, Jakarta - Hasduk Berpola adalah sebuah film bertema nasionalisme yang akan segera dirilis di Indonesia. Disutradarai oleh Harris Nizam, film ini menceritakan seorang cucu dari seorang veteran perang yang memiliki hobi bermain biola.
Bagas D. Bawono, penulis cerita Hasduk Berpola, berharap tumbuhnya rasa cinta tanah air akan membuat anak-anak tumbuh dengan jiwa nasonalis yang kuat. "Anak yang jadi pemimpin kalau cinta dengan negaranya enggak akan tega korupsi dan tidak akan tega memanipulasi," kata Bagas di FX, Sudirman , Jakarta, Rabu, 13 Maret 2013.
Film ini menceritakan Budi, bocah 12 tahun yang diperankan oleh Bangkit Prasetyo, seorang anak yang giat berlatih pramuka bersama dengan teman-temannya. Dalam keadaan kurang mampu, Budi diwajibkan membeli hasduk atau dasi pramuka sebagai persyaratan mengikuti kegiatan persami dan jambore.
Di sisi lain, saat Budi ingin sekali memiliki hasduk berwarna merah putih, ia terinspirasi oleh cerita sang kakek bernama Masnun diperankan oleh Idris Sardi, seorang veteran, untuk bisa mengibarkan bendera di Hotel Majapahit, Surabaya yang dikenal dengan sejarah perobekan bendera Hotel Yamato.
Di sinilah sisi nasionalisme seorang anak ditunjukkan. Film ini diharapkan membawa pengaruh baik untuk menanamkan jiwa nasionalisme di jiwa anak bangsa. Film ini akan mulai tayang pada 21 Maret 2013 di seluruh Indonesia. Selain Idris Sardi, film ini dibintangi oleh Iga Mawarni, Fay Nabila, Petra Sihombing, dan Calvin Jeremy. Film ini juga melibatkan 10 anak berbakat asal Bojonegoro dan Surabaya.