Iswargia, dari Era Romantik ke Abad Ke-21  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 13 November 2012 05:13 WIB

Iswargia Renardi Sudarno. ANTARA/Aldino Anatusa

TEMPO.CO , Jakarta: Pianis Iswargia Renardi Sudarno memamerkan kepiawaiannya menaklukkan nada-nada sulit. Repertoar terbaik lintas zaman.

Variatonen, Op.27 mengalun indah dari kelincahan jari-jemari Iswargia Renardi Sudarno, yang menekan bidak-bidak piano. Terkadang ia hanya menekan dengan satu jari dan mengambil jeda beberapa detik. Terkadang kedua belah tangannya, yang saling bersilangan, bergerak cepat. Tak seperti karya-karya pada zaman Klasik-Romantik pada umumnya, repertoar yang diciptakan komponis Austria, Anton von Webern, pada 1936, itu lebih merupakan suatu suita yang terdiri atas tiga gerakan.

Meskipun musik yang disuguhkan terdengar modern di zamannya, sesungguhnya komposisi yang digunakan masih sangat tradisional. Repertoar yang digubah dengan teknik lumayan sulit itu menjadi pembuka konser piano Iswargia di Teater Salihara, Sabtu lalu. Konser itu merupakan konser pertama Iswargia di Teater Salihara. “Saya senang sekali ketika mendapat undangan untuk tampil di sini,” katanya.

Sebagai pianis, Iswargia bukan nama baru di jagat musik klasik. Belajar piano sejak berumur 11 tahun, Iswargia menamatkan pendidikan musiknya di Manhattan School of Music, New York, Amerika Serikat. Ia juga pernah mendapat beasiswa untuk belajar musik satu semester di Staatliche Hochschule Fuer Musik Freiburg, Jerman, di bawah bimbingan Hansjoerg Koch. Ketika belajar di Amerika, ia juga pernah menerima penghargaan Aspen Music School Scholarship dan Stanley Norman Smith Awards dari Manhattan School of Music.

Pengalaman pianis kelahiran Bandung ini juga tidak bisa dianggap enteng. Ia berulang kali tampil dalam sejumlah orkestra di Indonesia, antara lain Jakarta Chamber Orchestra, National Youth Orchestra of Indonesia, Orkes Simfoni Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan Nusantara Youth Orchestra. Ia juga pernah terlibat dalam sejumlah pementasan musik bersama musisi internasional di Amerika Serikat. Tak mengherankan bila dia tak kesulitan saat memainkan pelbagai jenis musik yang menuntut kelihaian tingkat tinggi. Repertoar Variatonen, Op.2—yang digubah dengan teknik serialisme total—dia bawakan dengan mulus.

Iswargia tak memilih tema khusus untuk konsernya pada malam itu. Namun dia mengibaratkan konsernya itu sebagai sebuah mesin waktu. “Kebetulan saya banyak memainkan komposisi abad ke-20. Pada malam ini saya juga ingin memperkenalkan karya-karya komponis pada abad sebelumnya,” katanya. Dalam konser berdurasi 75 menit itu, Iswargia membawakan empat repertoar. Setelah Variatonen, Op.27, dia memainkan sebuah komposisi milik Johannes Brahms—Vier Klavierstucke, Op. 119. Karya yang dibuat selama setahun (1892-1893) ini sesungguhnya terdiri atas empat karya, yakni tiga intermezzo—yang liris dan sensitif—dan satu rhapsody yang heroik.

Tradisi penggabungan karya-karya kecil dengan berbagai karakter ini sebenarnya telah dimulai pada awal zaman Romantik oleh Beethoven. Kebiasaan itu tampaknya terus berlanjut. Hal ini terlihat pula dalam dua komposisi lain yang dipilih Iswargia, Study No. 1 dan Musica Ricercata. Study No. 1 merupakan komposisi karya Tony Prabowo. Karya ini meliputi delapan bagian. Karya yang diilhami Tokyo Concert milik Keith Jarret, Conlon Nancarroe, dan Kontrapungtal pada zaman Barok ini berawal dan berakhir dengan arpeggio. “Karya ini terbilang sulit,” kata Iswargia.

Meski demikian, terbukti dia dapat menaklukkannya. Kepiawaiannya memberikan interpretasi pada setiap komposisi juga dia suguhkan ketika membawakan salah satu komposisi milik Gyorgy Ligeti, Musica Ricercata. Karya yang dibuat dalam kurun 1951-1953 itu adalah gabungan dari 11 karya pendek, yang masing-masing menggunakan kelompok nada sendiri dalam penulisan komposisinya. “Karya ini bukan sekadar eksperimen, tapi juga memiliki konsep dan ekspresi yang jelas,” ujar Iswargia.

NUNUY NURHAYATI



Terpopuler:
Skyfall Cetak Rekor Pendapatan Film Bond Terbesar

Pameran Fotografi Kerajaan Gula di Yogyakarta

Film 360, Lingkaran Cerita Tentang Cinta dan Sunyi

Love In Paris Siap Hingga 70 Episode

Peragaan Busana Surabaya Rasa Halloween

Berita terkait

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

2 menit lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

32 menit lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

34 menit lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

49 menit lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

52 menit lalu

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

Anggota grup asuhan KQ Entertainmet itu lalu menyapa roady, sebutan penggemar xikers, dengan Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

1 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

1 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

1 jam lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya