Penyanyi pop Amerika Serikat, Rihanna, menuntut mantan akuntannya karena salah mengelola keuangan dan membuat penyanyi berusia 24 tahun itu kehilangan uang jutaan dolar AS.

Dalam gugatan yang diajukan ke Pengadilan Federal di Manhattan, Amerika Serikat, Rihanna dan perusahaan turnya, Tourihanna, menuntut kompensasi atas kerugian yang diderita karena kehilangan pendapatan akibat kesalahan firma akuntasi Berdon LLP serta dua mantan pegawai firma, Michael Mitnick dan Peter Gounis.

Namun mereka tidak secara spesifik menyebutkan nilai kompensasi yang diminta. Gugatan yang diajukan pada 4 Juli lalu itu mengklaim firma Berdon LLP menyebabkan 'kerugian finansial signifikan' antara tahun 2005 dan 2010 dengan menarik bayaran komisi 'sangat tinggi' dari tur Rihanna tahun 2010, "Last Girl on Earth Tour."

Surat gugatan itu juga menuduh Berdon salah mengelola pajak domestik dan luar negri milik Rihanna serta gagal mengawasi royalti lagu Rihanna yang tak terbayar. "Antara tahun 2005 dan 2010, Tourihanna mengalami kerugian signifikan karena tertuduh salah mengelola keuangan serta kelalaian lainnya," demikian sebagian isi gugatan yang dikutip kantor berita Reuters.

Mitra di Berdon, Ron Storch, mengatakan bahwa firma belum bisa memberikan komentar pada tuntutan hukum yang masih dalam proses. Sementara Mitnick dan Gounis yang sudah meninggalkan firma belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Dalam surat gugatan itu Rihanna disebut sebagai remaja terkenal dan sangat bergantung pada akuntannya dalam mengelola keuangan. Manajemen musik Rihanna mengenalkan dia kepada Berdon tahun 2005, ketika dia berusia 16 tahun dengan status 'anak kecil dengan karir musik membesar yang tidak punya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan.'

Menurut surat gugatan, antara tahun 2007 hingga 2010 akuntan tersebut sudah mendapatkan jutaan dari komisi kotor selama tur yang setara dengan 23 persen dari total pemasukan sementara Rihanna yang hanya mendapatkan enam persen.