TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Solo bakal menikmati pertunjukan kolosal Matah Ati pada September mendatang. Pertunjukan ini akan menjadi suguhan para tamu konferensi Federation for Asian Cultural Promotion (FACP) 2012. Tata artistik pementasannya akan lebih menantang.
“Matah Ati menjadi ucapan terima kasih kami kepada masyarakat Solo, dari sinilah Matah Ati berasal,” kata Atila Soeryadjaya, sutradara Matah Ati, Jumat, 23 Maret 2012, saat makan malam di sebuah restoran di kawasan Blok M.
Rencananya, Matah Ati akan dipentaskan pada malam penutupan konferensi yang akan dihadiri lebih dari 500 peserta dari 30-an negara itu. Acara konferensi ini akan berlangsung mulai 6-9 September dan Matah Ati akan digelar 8 September. Setelah itu, masyarakat Solo dan sekitarnya dipersilakan menonton pertunjukan yang sukses itu.
Atila juga mengatakan untuk pergelaran Matah Ati akan dilaksanakan dengan 200-an penari. Berbeda dengan pementasan yang dilakukan di Esplanade, Singapura, dan Jakarta tahun lalu. “Kali ini lebih banyak penari karena konsep kolosal dilakukan di luar ruangan,” ujarnya kepada Tempo.
Penata artistik Matah Ati, Jay Subiakto, menjelaskan konsep yang baru dari pentas Matah Ati. Pentas akan dilaksanakan di halaman Pura Mangkunegara. Jay juga akan membuat panggung dengan kemiringan ganda. “Panggung miring ada dua, tambahan yang baru ini untuk jalan masuk saja,” ujar Jay kepada Tempo.
Seniman berambut panjang ini juga menuturkan penataan panggung kali ini lebih menantang. Dia akan menggunakan latar belakang bangunan lama dan di sekitar panggung juga akan ada kolam. “Akan ada api dan para penari akan terjun ke kolam itu,” ujarnya.
Sebelum pentas di Solo, Atila dan tim juga akan menggelar kembali Matah Ati di Teater Jakarta dalam waktu dekat ini. “Karena banyak permintaan mereka yang belum sempat nonton waktu itu,” ujarnya.
DIAN YULIASTUTI
Berita terkait
Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam
29 April 2018
Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.
Baca SelengkapnyaTari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador
28 Oktober 2017
Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.
Baca SelengkapnyaTari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini
7 September 2017
Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.
Baca SelengkapnyaNanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2
30 Agustus 2017
Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong
25 Agustus 2017
Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.
Baca SelengkapnyaGala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel
11 Juli 2017
Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.
Baca SelengkapnyaPenari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako
16 Mei 2017
Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.
Baca SelengkapnyaHari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman
25 April 2017
Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.
Baca SelengkapnyaPentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara
9 Maret 2017
Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti
pementasan tari yang lalu
Indonesia Pentaskan Tari
12 Januari 2017
EKI akan mementaskan dua karya tari di India.
Baca Selengkapnya