TEMPO.CO, Jakarta - Kurator seni Aminudin T.H. Siregar mengatakan seni rupa Indonesia tak terdokumentasi secara baik di museum atau galeri. Dokumentasi tentang seni rupa malah ada di media massa.
“Lukisan atau coretan-coretan para seniman ini ada surat kabar dan majalah. Ini justru museum sebenarnya,” ujar kurator dan pengajar Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung saat berpidato pada peluncuran buku Seni Rupa Indonesia dan Kritik dan Esai, Jumat malam, 10 Februari.
Dia mengkritik tidak berfungsinya museum dan galeri untuk mengumpulkan dokumentasi karya-karya para seniman rupa Indonesia. Padahal dokumentasi ini penting bagi generasi muda untuk mengetahui perkembangan seni di Indonesia.
Menurut dia, seni rupa Indonesia dan kritik seni lukis muncul sejak lahirnya Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi). Kritik ini muncul dari tulisan seniman Sudjojono. Dia menuliskan sebuah manifesto seni yang menolak gambaran seni romantik.
Kurator Art Jog JAFF 2009 ini juga mengatakan seni rupa Indonesia mempunyai pembabakan berdasarkan periodenya. Mulai periode 1930-1940, 1940-1950, hingga kurun waktu 2000-an. “Yang sering dilupakan orang ketika zaman Jepang, saat itu muncul tulisan bagaimana mengidentifikasi ciri-ciri Persagi yang sangat penting,” ujarnya lagi.
Dengan pembabakan, kumpulan kritik dan esai ini, kata dia, juga akan diketahui ide-ide di belakang karya para seniman itu. Selain itu, menunjukkan perkembangan yang terjadi dalam diri seniman, kritikus, penulis, dan lingkungan kerjanya saat itu.
Buku setebal 500 halaman ini disunting oleh Bambang Bujono (Bambu) dan Wicaksono Adi. Buku ini berisi kumpulan kritik dan esai seni rupa yang muncul sejak 1934 hingga 2006. Buku ini memuat 70 tulisan pilihan dari 900-an kritik dan esai sejak tahun 1934.
Dewan Kesenian mulai mengumpulkan bahan ini dalam rentang waktu tiga tahunan. Setelah itu, mereka menyerahkan kepada penyunting. Mereka kemudian membaca semua tulisan jadul hingga tulisan yang cukup baru. “Kami harus membaca, memilah, dan memilihnya. Yang agak menyulitkan ejaannya,” ujar Bambu.
DIAN YULIASTUTI
Berita terkait
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga
2 Maret 2024
Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.
Baca SelengkapnyaButet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan
15 Januari 2024
Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaTak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni
5 Desember 2023
Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.
Baca SelengkapnyaDebat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini
5 Desember 2023
Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu
22 Agustus 2023
Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.
Baca SelengkapnyaSejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat
4 Juli 2023
Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.
Baca SelengkapnyaWM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia
24 Februari 2023
Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.
Baca SelengkapnyaSeniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia
20 Januari 2023
Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.
Baca SelengkapnyaJadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami
17 November 2022
Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar
Baca SelengkapnyaMasyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan
27 Oktober 2022
Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI
Baca Selengkapnya