Artis Meryl Streep berpose di depan wartawan, sambil memegang penghargaan Golden Globe yang diterimanya di Beverly Hills, California (18/1). Meryl Streep menerima penghargaan lewat filmnya yang berjudul "Julie & Julia". REUTERS/Lucy Nicholson
TEMPO.CO, Jakarta- “Hentikan pajak yang membunuh!”. “Dua juta pengangguran naik!”. “Maggie, keluarlah!,”. Begitulah seruan para demonstran yang berlari menyusul seorang Meryl Streep yang bergegas masuk mobil. Puluhan warga sipil yang membawa papan protes ini berharap Streep mau menghentikan langkah sejenak dan mendengarkan suara hati mereka.
Ada apa dengan aktris kawakan Meryl Streep hingga ia didemo. Lantas apa hubungannya ia dengan segala protes kebijakan pemerintahan itu. Itu semua gara-gara dia menerima tawaran memerankan seorang Margaret Thatcher. Dalam film terbarunya bertajuk Iron Lady, Streep harus menghadapi sederetan protes.
Meryl Streep adalah fenomena. Sejak terjun di layar perak pada 1971, dia meraih dua penghargaan Oscar dan 98 penghargaan dan 104 kali menjadi nominee. Dia bisa berakting dari ibu biasa di Kramer vs Kramer (dia mendapatkan Oscar di film ini) atau menjadi wanita modern seperti di film The Devil Wears Prada.
Kali ini dia ditantang untuk menjadi Margaret Thatcher. Di film ini Meryl dipermak habis-habisan demi menjadi 'kembaran' si Ibu Besi itu. Setelah tayang di beberapa negara lain pada akhir tahun lalu, film ini akhirnya naik layar mulai minggu ini di Indonesia. Film berbudget US$ 13 juta ini di sutradarai oleh Phyllida Lloyd, yang terakhir bekerja dengan Streep di Mama Mia Musical.
Dalam film biografi garapan rumah produksi The Weinstein Company ini, banyak yang memuji hasil kerja tim tata rias yang menyulapnya menjadi si ibu mantan perdana mentri Inggris. Namun, seperti dilansir dailymail.co.uk, pujian itu dikembalikan lagi oleh para tim dan berkata, “Mendandani Streep sebenarnya tidak sulit, karena dia sudah memiliki rahang yang sama dengan Thatcher”. Untuk film ini, lokasi syuting banyak mengambil latar di sekitar kota London Selatan, Inggris, tepatnya di pinggir sungai Thames. Aktris peraih piala Oscar ini pun
Dalam film tersebut, atris peraih piala Oscar ini bermain sebagai Baroness Thatcher, seorang pemimpin berusia 80 tahun yang mengalami dilema akan jabatan dan keputusannya. Disertai dengan usikan hantu almarhum suaminya, Sir Denis Thatcher, yang diperankan oleh Jim Broadbent.
"Saya mencoba mendekati peran dengan semangat dan perhatian detail sebagai Lady Thatcher. Saya hanya bisa berharap stamina all out,” kata Streep seperti dikutip Daily Mail.
Hasilnya, tak sia-sia. Aksen dan aktingnya membuat dia mendapat penghargaan Golden Globe ke-69. Melihat film ini Anda seperti berhadapan dengan Thatcher yang keras dan aksen Inggrisnya yang kental.
Bahkan majalah Time memuji caranya meniru aksen. "Menonton Merryl Streep seperti melihat Margaret Thacther naik kuda," tulis Time 12 tahun lalu. "Dia bisa berbicara dengan aksesn apa saja." Hal itu kini terbukti lagi di film ini. Time malah sempat membikin laporan utama soal Meryl dengan jusul Meryl Magic alias Sihir Meryl.
Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.