Pameran Lukisan, Menengok Wajah Lain Pulau Dewata

Reporter

Editor

Jumat, 20 Januari 2012 16:03 WIB

Karya I Made Bayak berjudul 'Gubuk Terakhir'. TEMPO/Rofiqi Hasan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini seniman Bali sering dipandang sebatas sebagai pemuja keindahan. Kurang kritis dan cenderung hanya mereproduksi kekayaan alam dan budaya daerah ini. Tapi anggapan itu harus diubah bila melihat pameran lukisan I Made ‘Bayak’ Muliana yang digelar di Griya Santrian Gallery Sanur.

Dalam pameran yang berlangsung hingga 2 Maret 2012 ini, Bayak memajang 12 lukisan dan dua seni instalasi. Seluruhnya merupakan cara pandang yang kritis terhadap Bali. “Selama ini Bali dicitrakan sebagai pulau surga, padahal begitu banyak kenyataan pahit yang terjadi,” ujar Bayak, Jumat, 20 Januari 2012. Seperti pencaplokan tanah tepi pantai, tanah milik pura, dan tanah di tepi tebing.

Menurut Bayak, di Bali, semua hal bisa dikemas dan dijual demi industri pariwisata. Lukisan-lukisan ala Pasar Sukawati, kata dia, merupakan salah satu sumber kebohongan tentang Bali karena masih menampilkan obyek-obyek Mooi Indie yang sungguh jauh dari kenyataan sebenarnya.

Bayak sendiri adalah perupa kelahiran Gianyar, 27 Juni 1980. Tamatan ISI Denpasar ini selain melukis juga menuangkan gagasan-gagasan dan sikap kritisnya melalui karya mural (lukisan dinding), seni instalasi, object art, performance art, bahkan musik rock. Dia juga sering berkolaborasi dengan para aktivis LSM untuk menyuarakan persoalan-persoalan lingkungan.

Karya-karya seni lukis yang ditampilkan Bayak kali ini cukup unik karena dibuat di atas lukisan-lukisan yang sudah jadi. Dalam hal ini, Bayak merespons dan memparodikan lukisan-lukisan tiruan bergaya Mooi Indie yang dibelinya di Pasar Seni Sukawati, seperti lukisan dengan obyek pemandangan alam, wanita telanjang, pasar rakyat, Pura Tanah Lot, Pura Ulun Danu, dan sebagainya.

Lukisan-lukisan yang ditampilkan Bayak ditargetkan untuk “mengganggu” pemirsa sehingga mampu memahami dan merenungi berbagai kenyataan yang terjadi di Bali. Misalnya, lukisan yang menampilkan alam pegunungan, direspons oleh Bayak dengan menambah obyek kontras dan ironis. Seperti bangunan bertingkat, tembok beton, papan reklame penjualan tanah, buldoser, dan sebagainya.

Melalui lukisan ini, Bayak ingin mengatakan bahwa begitu banyak lahan produktif di Bali yang telah beralih fungsi menjadi bangunan permukiman, perkantoran, hotel, vila, restoran, dan sebagainya.

Menurut kurator Wayan ‘Jengki’ Sunarta, pameran ini disiapkan hanya dalam waktu dua bulan. Mulai dari proses diskusi intensif berkaitan dengan gagasan-gagasan Bayak, pengumpulan bahan, pengerjaan, hingga display karya. Pameran ini tidaklah bertujuan untuk menampilkan kecakapan teknis maupun kecanggihan pencapaian estetika yang sudah stagnan.

Dengan pernyataan lain, buat apa melukis perihal keindahan atau eksotisme jika lukisan semacam itu dengan mudah ditemui di pasar seni sebagai benda suvenir atau kerajinan? Pameran parodi ini dirancang untuk mewadahi “gagasan”, “suara”, atau “opini” dalam menyikapi berbagai rupa persoalan yang menyeruak di Bali.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

54 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina

Baca Selengkapnya

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

25 Februari 2024

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.

Baca Selengkapnya

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.

Baca Selengkapnya

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.

Baca Selengkapnya

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.

Baca Selengkapnya

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.

Baca Selengkapnya

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.

Baca Selengkapnya