TEMPO Interaktif, Lumajang - Tak kurang dari 113 kuda dan ribuan seniman akan tampil dalam Festival Jharan Kencak di Lumajang, Jawa Timur, Kamis siang ini, 15 Desember 2011. Festival diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-756 pada hari ini.
Festival yang diklaim sebagai pesta jharan kencak terbesar yang pernah digelar di Indonesia itu digelar oleh Paguyuban Jharan Kencak Kabupaten Lumajang. "Festival bakal mempertontonkan atraksi kuda-kuda terlatih dan terbaik yang dimiliki para seniman Jharan Kencak di Lumajang, lengkap dengan gamelan serta penari kopyahnya," kata Inisiator Festival Jharan Kencak, Abdullah Al Kudus.
Selain Festival Jharan Kencak, diselenggarakan pula Kirab Budaya setelah prosesi Harjalu di Pendopo Kabupaten Lumajang. Kesenian tari-tarian lainnya yang berasal dari sekolah-sekolah di Lumajang juga ikut meramaikan kegiatan.
Festival dimulai sekitar pukul 10.00 Wib hingga 12.00 Wib. Ratusan kuda dan penari dikirab dari Alun-Alun Utara, depan Kantor Pemkab Lumajang, menuju parkir timur Stadion Semeru Lumajang melewati pusat Kota Lumajang di Jalan PB. Sudirman.
Anggota Muspida Kabupaten Lumajang mulai dari Bupati Lumajang, Wakil Bupati Lumajang, Kapolres, dan Komandan Kodim turut serta mengendarai kuda di barisan terdepan untuk memerankan Raja-raja Lamajang.
Bupati Lumajang, Syahrazad Masdar, memerankan Arya Wiraraja, arsitek pendiri Kerajaan Majapahit bagian timur dan penguasa Wirabhumi yang wilayahnya meliputi tapal kuda dan Madura dengan pusat ibu kota kerajaannya di Desa Biting saat ini. Wakil Bupati, As’at Malik, berperan sebagai Empu Nambi, tangan kanan Arya Wiraraja yang selanjutnya juga menjadi Raja Lumajang, meneruskan kepemimpinan Arya Wiraraja.
Kapolres Lumajang, Ajun Komisaris Besar Susanto, memerankan tokoh Ranggalawe, putra kesayangan Arya Wiraraja yang diberi tugas memimpin di kawasan barat. Adapun Komandan Kodim, Letkol Erwin Jatmiko, memerankan Minak Koncar selaku raja penerus Kerajaan Lamajang.
Abdullah Al Kudus yang akrab disapa Aak menjelaskan, Jharan Kencak merupakan kesenian tradisional khas Lumajang. Kesenian ini konon lahir pada masa Kerajaan Wirabhumi di bawah kepemimpinan Arya Wiraraja.
Orang yang pertama kali menciptakan kesenian ini bernama Klabisajeh, seorang pertapa suci yang tinggal di lereng Gunung Lemongan. Klabisajeh bisa menjinakkan kuda liar sehingga tunduk dan pandai menari--yang kemudian disebut Jharan Kencak atau kuda yang pandai menari. ”Kesenian Jharan Kencak adalah bentuk ekspresi suka cita masyarakat dari sebuah wilayah yang makmur sejahtera, gemah ripah loh jinawi,” tutur Aak.
Menurut Aak, ada pula versi lain yang menyebutkan kesenian Jharan Kencak sebagai bentuk penghormatan kepada kuda kesayangan Raja Ranggalawe, yakni putra Arya Wiraraja yang bernama Nila Ambhara.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita terkait
Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang
6 hari lalu
Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.
Baca SelengkapnyaWali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang
10 hari lalu
Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.
Baca Selengkapnya3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura
56 hari lalu
Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.
Baca SelengkapnyaFestival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya
21 Desember 2023
Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.
Baca SelengkapnyaBupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang
28 November 2023
Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa
Baca SelengkapnyaKaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung
21 November 2023
Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda
Baca SelengkapnyaEuforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom
6 November 2023
Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.
Baca SelengkapnyaInilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop
17 Oktober 2023
Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.
Baca SelengkapnyaMelihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk
24 September 2023
Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.
Baca SelengkapnyaPerayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta
27 Agustus 2023
Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.
Baca Selengkapnya