Rombongan siswa sekolah dasar Joyontakan itu adalah satu dari 17 SD yang tampil dalam Festival Dolanan Bocah di Surakarta. Sebagai penampil pertama, anak-anak SD Joyontakan menampilkan permainan Ninidok. Permainan ini berpusat pada boneka mirip ondel-ondel yang dikelilingi anak-anak. Di masa lalu, permainan ini kerap dimainkan anak-anak. Yang menarik sekaligus menegangkan, boneka terkadang dirasuki makhluk halus seperti dalam permainan jelangkung.
Setelahnya menyusul penampilan dari sanggar tari Sari Retno Budaya yang menampilkan permainan anak Jamuran. Lalu para SD Praon tampil dengan permainan Betengan dan Bekelan.
Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Surakarta, Purnomo Subagyo mengatakan, permainan seperti di atas sudah sulit ditemui di masa sekarang ini. Karena itu, pihaknya mengadakan Festival Dolanan Bocah untuk mengingatkan kembali tentang permainan khas anak-anak jaman dulu. "Ada 17 SD dan 4 sanggar tari yang akan tampil," ujarnya.
Sebenarnya jadwal festival dimulai Jumat, 6 Mei 2011, malam. Hujan deras yang terus mengguyur Surakarta dan sekitarnya memaksa pembukaan festival diundurkan menjadi Sabtu malam kemarin.Dan hujan pula yang membuat konsep acara sedikit berubah. Awalnya Purnomo menginginkan peserta festival beraksi di ruas Jalan Jenderal Sudirman sebelah timur yang ditutup. "Tanpa panggung, sehingga anak-anak berinteraksi langsung dengan para penonton," katanya. Tapi pada akhirnya, konsep berubah dengan memasang panggung dengan atap untuk antisipasi bila tiba-tiba hujan turun lagi.
Masyarakat sendiri tampak antusias menonton. Di sekitar panggung penuh dengan penonton. Salah seorang penonton, Edi, mengaku kagum dengan penampilan anak-anak. Terutama karena selama ini permainan tradisional anak-anak tersebut sudah sangat jarang dimainkan. "Kalah sama televisi atau video game," ujarnya.
Festival ini masih bisa dinikmati masyarakat pada Ahad, 8 Mei 2011, pukul 9 pagi dan 7 malam ini.
UKKY PRIMARTANTYO